Identitas mayat pria tanpa busana yang ditemukan tersangkut di bawah pohon pisang di Kampung Pajagan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi akhirnya terungkap.
Korban diketahui bernama Syahroni berusia 45 tahun, warga Kampung Ciawitali, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Identitas korban terungkap setelah keluarganya datang ke RSUD Palabuhanratu dan mengidentifikasi korban.
"Ia itu anak angkat saya, begitu polisi memperlihatkan wajahnya di tablet saya langsung mengenali, itu Syahroni," kata Nenden, ibu angkat korban kepada detikJabar, Kamis (5/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nenden menceritakan, Syahroni hilang usai mengantar putranya ke sekolah. Kala itu, banjir dan longsor terjadi di beberapa lokasi. Di perjalanan, anak korban kemudian akhirnya berangkat bersama temannya menggunakan motor lain. Sementara Syahroni pulang.
"Kalau tadi dugaannya karena terkena longsor tapi kalau felling saya dia mengalami kecelakaan lalu masuk ke dalam saluran air dan hilang. Motornya juga belum ditemukan," lirih Nenden.
"Dia sudah seperti anak saya sendiri," lirihnya menambahkan.
Sementara itu, Irwansyah putra korban menceritakan detik-detik ayahnya mengantar sekolah sampai kemudian hilang tidak ada kabar.
"Pertama-tama di rumah berangkat di motor, rumah saya di Ciawitali, berangkat terus di Pamunguan ada longsor, kan dua motor berangkatnya satu motor diparkir lanjut perjalanan pakai motor yang agak kecil karena jalannya hanya bisa dilintasi motor kecil," tuturnya.
Sampai di daerah Cisarakan ternyata lagi-lagi jalanan tertutup longsor. Lagi-lagi perjalanan terhenti, korban kemudian meminjam motor temannya melanjutkan perjalanan.
"Dari situ lanjut sampai atas Loji itu di lokasi longsor terakhir. Saya dibantu nyebrang karena motor enggak bisa lewat, di gendong balok balok biar kaki enggak tenggelam. Setelah itu sudah weh berpisah, saya dijemput teman ayah pergi setelah itu tidak ada kontak lagi," cerita Irwan.
Pagi tadi Irwan mendapat kabar penemuan mayat di kawasan Loji. Awalnya dia tidak yakin mayat itu adalah sang ayah, sampai ia akhirnya mengecek langsung.
"Dari grup informasi ada mayat di temukan di Loji, awalnya saya enggak dilihat, oh bukan. Tapi karena penasaran ternyata benar itu bapak. Jadi bapak itu ngenterin dulu sekolah, ini banyak longsornya, diangkat aja motornya demi anak kan, ya mau bagaimana lagi," pungkasnya.
Motor Masih Hilang
Ada sejumlah kejanggalan terkait kematian korban, karena posisi terakhir korban mengabarkan berada di jalur Loji-Kwan-Im, kondisi longsor dan banjir merintangi perjalanan pulang korban usai mengantar anak sekolah.
"Kontak terakhirnya itu di Loji, arah Kwan-im. Setelah itu, hilang kontak sampai malam. Saya lapor ke kecamatan karena nggak hafal polsek di Simpenan atau Kiara Dua," ujarnya kepada detikJabar, Kamis (5/12/2024).
Korban adalah ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) pada Pilkada kemarin di kampungnya tinggal, dia juga adalah pengurus atau DKM di masjid setempat. Korban meninggalkan dua orang anak.
Nenden menduga Sahroni mengalami kecelakaan saat bencana terjadi pada Rabu (4/12/2024) kemarin kemudian terbawa arus sungai. "Feeling. saya dia masuk selokan dan hanyut karena motornya juga enggak ditemukan sampai sekarang, masih hilang. Lokasi antara penemuan dan komunikasi terakhir juga berjauhan" tambahnya.
Ia menyebut lokasi kejadian kemungkinan di Sungai Cibutun. Nenden menganggap Sahroni seperti anak sendiri.
"Dari kecil Roni sama saya, sekolahin, nikahin, bantu kerjanya. Jadi, waktu ada kabar temuan mayat, saya kuat feeling itu dia," katanya dengan nada lirih.
Awalnya, keluarga tidak percaya bahwa jasad yang ditemukan adalah Sahroni. Namun, Nenden memutuskan pergi ke RSUD Palabuhanratu untuk memastikan.
"Polisi ngasih lihat fotonya di tablet, saya langsung kenal, itu anak saya, Roni," ujarnya.
(sya/dir)