Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah telah meminta maaf kepada Sunhaji (38), pedagang Es Teh yang jadi sasaran guyon dengan ungkapan kasar saat acara selawatan di Magelang, Jawa Tengah.
Pada Rabu (4/12/2024), dilansir detikJateng, Gus Miftah telah datang ke rumah Sunhaji di Magelang dan meminta maaf. Sunhaji pun memaafkan Gus Miftah dan mengaku tidak sakit hati.
![]() |
Gus Miftah adalah pendakwah. Namanya santer karena pernah berdakwah di lokalisasi, di kafe-kafe di Yogyakarta, dan semakin tersohor setelah menjadi pejabat publik. Menurut situs Kemenkeu, pejabat publik adalah orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu pada Badan Publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 2024, Gus Miftah diangkat sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Bidang Kerukunan Beragama. Dalam perannya ini, ia bertugas untuk mempromosikan toleransi antarumat beragama dan memperkuat kerukunan di Indonesia, negara dengan keberagaman agama yang sangat tinggi.
Bagaimana profil Gus Miftah selengkapnya? Simak sampai tuntas yuk!
![]() |
Profil Gus Miftah
Gus Miftah lahir di Lampung, 5 Agustus 1981. Namun demikian, dia banyak menghabiskan masa-masa menuntut ilmu di Yogyakarta dan sekitarnya.
Studi yang dipublikasi laman UIN Raden Fatah menjelaskan awal mula Gus Miftah dikenal masyarakat luas karena video youtubenya yang menampilkan dia melantunkan selawat di Cafe Boshe, Bali menjadi viral.
Selain sebagai pendakwah di berbagai kota bahkan hingga ke luar negeri, Gus Miftah juga merupakan pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji, di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pesantren yang didirikannya pada tahun 2011.
Secara garis keturunan, Gus Miftah merupakan keturunan ke-9 Kiai Muhammad Ageng Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo. Kiai Muhammad Ageng Besari (wafat 1773) adalah ulama besar pada masa Kesultanan Mataram.
Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah adalah sekolah 'aliyah (setingkat SMA) di Pondok Pesantren pembangunan Bustanul Ulum Jaya Sakti.
Kemudian Gus Miftah melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Huda Sragen dimana Gus Miftah menjadi murid kesayangan Abah Syarif Hidayatulloh Hadiwijoyodiningrat.
Setelah tamat, Gus Miftah melanjutkan kuliah di IAIN Sunan Kalijaga atau yang sekarang menjadi UIN Sunan Kalijaga di Fakultas Tarbiyah pada tahun 1999. Namun, meski tinggal beberapa mata kuliah dan skripsi, studinya tak selesai.
Laman Fakultas Agama Islam Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang menyebutkan Miftah Maulana Habiburrahman menyatakan pada 6 Februari 2023 menyelesaikan studinya di universitas tersebut.
Gus Miftah berhasil menjalani sidang skripsi terbuka dan memperoleh gelar S.Pd. (Sarjana Pendidikan) dari Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam Unissula.
Laman UIN Raden Fatah menjelaskan Gus Miftah, selain itu juga aktif berorganisasi dan sering mengikuti pengajian di sejumlah pondok pesantren di sekitar Yogyakarta. Aktif dalam kegiatan di tempat Gus Dur, aktif kegiatan di Maiyah, serta beliau juga sering mengikuti kiai-kiai maupun habaib seperti mengikuti habib Luthfi Bin Yahya dari Pekalongan
Keluarga
Gus Miftah menikah dengan Dwi Astuti Ningsih. Dari hasil pernikahan tersebut mereka dikaruniai 2 orang anak yaitu Muftie Athoillah Shohibul Atqia dan Muftie Nabiel Ulayya Mecca.
Penampilan Nyentrik
Tidak sukar mengenali Gus Miftah, sebab dia punya gaya yang khas, yaitu penampilan yang nyentrik. Rambutnya panjang dan tak lepas mengenakan blangkon, penutup kepala khas etnis Jawa.
Terkadang, dia tampil di hadapan publik dengan mengenakan kaca mata hitam. Gaya dakwahnya cair dan tak jarang dibumbui dengan guyon sehingga banyak orang tertarik untuk mendengarkannya.
Gaya khas lainnya, ketika tampil di dalam pengajian umum, Gus Miftah tak jarang memegang tingkat. Tampaknya, tongkat itu berbahan rotan besar dengan bagian atas yang melengkung.
(tya/tey)