Sugar Rush: Gejala, Bahaya, dan Cara Mencegahnya

Sugar Rush: Gejala, Bahaya, dan Cara Mencegahnya

Ghina Aliyah Fatin Desira - detikJabar
Selasa, 03 Des 2024 05:00 WIB
Ilustrasi Batas Gula Anak
Ilustrasi gula (Foto: iStock)
Bandung -

Siapa yang bisa menolak godaan makanan manis? Sesekali mengonsumsi makanan manis bisa memberikan perasaan bahagia dan meningkatkan suasana hati. Namun, banyak orang yang menyarankan untuk mengurangi konsumsi gula, terutama bagi anak-anak, karena bisa memicu kondisi yang dikenal sebagai sugar rush.

Fenomena ini terjadi ketika seseorang mengonsumsi gula dalam jumlah berlebihan, yang diduga dapat menyebabkan peningkatan aktivitas fisik dan mental secara berlebihan, atau yang sering disebut sebagai hiperaktif.

Meskipun demikian, baik anak-anak maupun orang dewasa disarankan untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan manis. Konsumsi gula yang berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti obesitas. Lantas, apakah benar makanan manis dapat menimbulkan efek sugar rush? Simak penjelasan lebih lanjut berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian dan Fakta

Sugar rush merujuk pada kondisi tubuh yang diduga mengalami lonjakan energi setelah mengonsumsi gula. Fenomena ini sering diasosiasikan dengan perubahan perilaku, terutama pada anak-anak, yang tampak lebih hiperaktif setelah menyantap makanan manis.

Namun, mengutip laporan dari Harvard Medical School, efek sugar rush sebenarnya lebih disebabkan oleh sugesti psikologis daripada respons biologis tubuh. Penelitian lain yang dipublikasikan dalam jurnal Neuroscience & Biobehavioral Reviews pada 2019 justru menyebutkan bahwa gula tidak memberikan efek peningkatan energi signifikan. Sebaliknya, gula malah membuat tubuh lebih cepat merasa lelah setelah kadar gula darah turun drastis.

ADVERTISEMENT

Gejala Sugar Rush

Meski dianggap mampu mendongkrak energi, sugar rush juga memunculkan beberapa gejala yang patut diwaspadai, seperti:

1. Energi Cepat Naik-Turun

Tubuh terasa lebih aktif sesaat, tetapi segera disusul rasa lelah. Menurut American Diabetes Association (ADA), ini disebabkan oleh fluktuasi kadar gula darah.

2. Mood Swing Mendadak

Gula memengaruhi hormon serotonin yang mengatur suasana hati. Mengutip dari American Diabetes Association (ADA), lonjakan gula darah bisa memengaruhi mood secara ekstrem, dari senang menjadi cepat marah atau lelah.

3. Hiperaktif

Anak-anak sering terlihat lebih aktif setelah makan permen, meski studi dalam Journal of Pediatrics menyebut bahwa efek ini lebih psikologis daripada biologis.

4. Kelelahan

Setelah lonjakan gula, tubuh akan mengalami penurunan energi drastis yang dikenal dengan istilah sugar crash.

Bahaya Sugar Rush Jika Tak Dikendalikan

Mungkin terdengar sepele, tetapi jika sugar rush dibiarkan terus-menerus, dampaknya bisa serius. Berikut beberapa risiko kesehatan yang perlu diwaspadai:

1. Resistensi Insulin

WHO mengingatkan bahwa konsumsi gula berlebih dapat membuat tubuh kehilangan kemampuan mengontrol kadar gula darah, sehingga berpotensi untuk meningkatkan risiko diabetes tipe 2.

2. Kenaikan Berat Badan

Gula adalah kalori kosong, yang artinya mengandung banyak energi tetapi minim nutrisi. National Institutes of Health menyebut gula sebagai salah satu pemicu utama obesitas.

3. Masalah Kesehatan Mental

Sebuah studi dalam jurnal BMJ pada 2017 menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebihan berkaitan dengan risiko depresi dan gangguan kecemasan.

4. Kerusakan Gigi

Mengutip dari American Dental Association (ADA), gula menjadi makanan favorit bakteri yang menyebabkan gigi berlubang dan masalah mulut lainnya.

Cara Mencegah Sugar Rush

Berikut beberapa langkah sederhana untuk mengurangi risiko sugar rush, seperti yang disarankan para ahli:

1. Batasi Konsumsi Gula Tambahan

WHO merekomendasikan agar asupan gula tambahan tidak lebih dari 10% total kebutuhan kalori harian.

2. Perbanyak Konsumsi Serat

Menurut Mayo Clinic, makanan kaya serat seperti sayur, buah, dan biji-bijian dapat menstabilkan kadar gula darah.

3. Pilih Karbohidrat yang Kompleks

Karbohidrat kompleks, seperti nasi merah atau oatmeal, memberikan energi lebih stabil dibandingkan gula sederhana.

4. Baca Label Nutrisi

Pastikan selalu memeriksa kandungan gula pada makanan kemasan untuk mengontrol asupan gula harian. Walaupun fenomena sugar rush sering kali dilebih-lebihkan, tetapi bukan berarti konsumsi gula berlebih bisa dianggap remeh. Efek lonjakan energi mungkin hanya berlangsung sesaat, tetapi dampak jangka panjangnya dapat membahayakan kesehatan.

Jadi, ketika ingin menikmati makanan manis, ada baiknya untuk mempertimbangkan terlebih dahulu dampaknya bagi tubuh. Pastikan konsumsi gula tidak melebihi batas yang disarankan setiap hari. Seperti kata pepatah, "Lebih baik mencegah daripada mengobati."

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads