Bayi Panda Merah Mati Usai Stres gegara Ledakan Kembang Api

Bayi Panda Merah Mati Usai Stres gegara Ledakan Kembang Api

Ahmad Masaul Khoiri - detikJabar
Minggu, 17 Nov 2024 05:30 WIB
Two red pandas (a male at R and a female at L) who were successfully bred nearly two months ago are displayed to the media at the Yokohama Hakkeijima Sea Paradise in Yokohama on September 6, 2022. (Photo by Kazuhiro NOGI / AFP) (Photo by KAZUHIRO NOGI/AFP via Getty Images)
Ilustrasi panda merah. Foto: Kazuhiro Nogi/AFP/Getty Images
Bandung -

Bayi panda merah mati gegara sres akibat suara ledakan kembang api. Bayi panda merah bernama Roxie yang tewas karena stres itu berusia tiga bulan.

Mengutip dari detikTravel, Minggu (17/11/2024), CNN melaporkan kembang api kemungkinan besar menjadi penyebab kematian seekor bayi panda merah di Kebun Binatang Edinburgh. Ia sangat stres dan tersedak oleh muntahannya sendiri, demikian ungkap para ahli dari Royal Zoological Society of Scotland (RZSS).

Roxie yang berumur tiga bulan mati pada tanggal 5 November, yang dikenal dengan Bonfire Night atau malam api unggun di Inggris, saat sejumlah kembang api menerangi langit malam untuk menandai ulang tahun kegagalan komplotan yang ingin meledakkan gedung parlemen di London pada tahun 1605.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Induk Roxie, Ginger, telah mati beberapa hari sebelumnya, namun bayi panda merah ini merespons dengan baik perawatan spesialis dari tim ahli kami dan makan secara mandiri," ujar wakil kepala eksekutif RZSS, Ben Supple, dalam sebuah pernyataan.

"Roxie memiliki akses ke sarangnya, namun suara-suara yang menakutkan itu tampaknya terlalu berat baginya," dia menambahkan.

ADVERTISEMENT

"Kami tahu bahwa kembang api dapat menyebabkan stres pada hewan lain di kebun binatang dan kami tidak dapat mengesampingkan bahwa kembang api mungkin berkontribusi pada kematian dini induk Roxie, Ginger, hanya lima hari sebelumnya," kata dia.

Panda merah diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah, dengan jumlah yang terus menurun di alam liar.

RZSS, sebuah badan amal konservasi satwa liar yang mengelola Kebun Binatang Edinburgh, kini menyerukan pembatasan yang lebih ketat terhadap kembang api karena risiko yang ditimbulkannya terhadap kesejahteraan satwa.

Organisasi ini juga menunjukkan petisi publik yang telah ditandatangani oleh lebih dari 1 juta orang dan dikirim ke pemerintah Inggris minggu lalu. Sikapnya sejalan dengan organisasi kesejahteraan hewan lain, seperti RSPCA.

Lembaga itu mengatakan bahwa mereka telah menerima lebih dari 13.000 tanggapan survei dalam tiga tahun terakhir yang menggambarkan respons ketakutan hewan terhadap kembang api.

Ada beberapa kasus lain di mana hewan-hewan mati akibat kembang api. Seperti Roxie, seekor bayi zebra mati setelah dikejutkan oleh suara kembang api di Kebun Binatang Bristol pada November 2020.

Artikel ini telah tayang di detikTravel.

(msl/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads