Tepian utara Danau Tanganyika di Burundi, Afrika menjadi habitat bagi predator air raksasa, Gustave. Ia terkenal karena reputasinya sebagai pemakan manusia.
Nama "Gustave" diberikan kepada buaya raksasa sungai Nil yang diduga telah menewaskan 300 orang. Nama "Gustave" diberikan kepada buaya raksasa tersebut oleh Patrice Faye, seorang herpetologis Perancis yang meneliti dan mencoba menangkapnya pada akhir 1990-an.
Kemungkinan besar nama itu dipilih seara acak atau mungkin terinspirasi dari tokoh atau orang yang dikenal Faye. Kendati demikian, Gustave kini identik dengan legenda buaya raksasa di Burundi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukurannya yang luar biasa besar, dengan perkiraan panjang lebih dari 6 meter dan berat lebih dari 1 ton, membuatnya menjadi makhluk yang menakutkan. Ia memiliki ciri khas berupa tiga bekas luka tembak di tubuhnya dan luka parah di bahu kanan, menambah kesan sangar pada sosoknya.
Gustave disebutnya tidak terlalu cepat dan kesulitan menangkap makanan buaya pada umumnya seperti mamalia kecil. Maka ia mengincar mangsa yang lebih lambat, dua di antaranya manusia dan kuda nil.
Pun begitu Gustave dikenal sebagai pemburu yang sangat cerdik. Kemampuannya untuk menghilang di air dan menyerang secara tiba-tiba membuat Gustave sulit ditangkap. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menangkapnya, termasuk menggunakan perangkap raksasa dan umpan hidup, namun semuanya gagal.
![]() |
Pada tahun 2002 misalnya, Faye menyiapkan perangkap dengan bantuan banyak orang, akan tetapi gagal menjebaknya.
"Kami menempatkan perangkat di sungai Ruzizi, menaruh umpan di dalamnya dan menghabiskan waktu di sana dengan kamera, tapi gagal total. Ia berada di luar perangkap dan kami tidak bisa menangkapnya. Ia sangat besar, tiga kali lebih besar dari buaya lain di Burundi," kata Faye ketika itu seperti dikutip detikTravel dari BBC.
Salah Satu Buaya Tertua di Dunia
Hingga kini, Gustave masih berkeliaran di perairan Afrika, menjadi misteri yang belum terpecahkan. Usianya yang diperkirakan mencapai lebih dari 60 tahun membuatnya menjadi salah satu buaya tertua di dunia.
Keberadaannya terus menjadi ancaman bagi penduduk setempat dan menarik perhatian para ilmuwan yang ingin mempelajari lebih lanjut tentang perilaku dan kemampuan beradaptasi buaya Nil.
Dalam sebuah dokumenter di tahun 2014 berjudul Capturing the Killer Croc, Faye menyimpulkan dalam 3 bulan penelitian di habitatnya, Gustave telah memakan 17 manusia. "Saya mengkalkulasi bahwa jika dia membunuh orang dalam 20 tahun di angka ini, dia sudah makan lebih dari 300 orang," sebutnya.
Tentu dugaan itu masih perlu diteliti lebih lanjut. Saat ini, belum diketahui apakah Gustave masih hidup atau sudah mati. Mungkin saja juga Gustave tidak membunuh semua manusia itu sendirian, melainkan ada buaya lain yang juga ganas. Pastinya, legenda Gustave masih menghantui warga setempat.
Artikel ini telah tayang di detikInet
(afr/yum)