1 November Hari Vegan Sedunia, Simak Sejarah dan Fakta Menariknya

1 November Hari Vegan Sedunia, Simak Sejarah dan Fakta Menariknya

Asy Syifa Ramadhani Imam - detikJabar
Kamis, 31 Okt 2024 21:45 WIB
Vegan healthy balanced diet concept. Vegetarian buddha bowl with blank notebook and measuring tape. hickpeas, broccoli, pepper, tomato, spinach, arugula and avocado in plate on white background. Top view
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/KucherAV)
Bandung -

Sejak tahun 1994, Hari Vegan Sedunia diperingati setiap 1 November. Pada tahun 2024, peringatan ini jatuh di hari Jumat.

Mengutip dari situs Siloam Hospitals, vegan merupakan istilah untuk gaya hidup yang menghindari konsumsi makanan hewani. Bukan hanya daging, tetapi juga semua produk olahan hewan, seperti keju, susu, dan telur. Vegan hanya mengonsumsi makanan berupa tumbuhan.

Hari Vegan Sedunia merupakan bentuk perjuangan untuk menyuarakan manfaat dari veganisme. Selain itu, berbagai olahan makanan berbahan nabati juga dapat dicoba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Hari Vegan Sedunia

Dilansir dari situs National Today, peringatan ini berawal di tahun 1944, dua anggota organisasi 'The Vegetarian Society UK' bernama Donald Watson dan Elise Shrigley menghindari daging dan produk lain yang terbuat dari hewan sebagai makanan harian mereka.

Akan tetapi, anggota organisasi tersebut tidak mengakui gaya hidup yang diterapkan dua anggota tersebut. Akhirnya mereka mendirikan organisasi bernama 'The Vegan Society' yang sesuai dengan prinsipnya.

ADVERTISEMENT

Pada tahun 1995, dalam rangka peringatan ulang tahun ke-50 dari The Vegan Society, selebritas sekaligus Ketua dari organisasi tersebut, Louise Wallis menetapkan tanggal 1 November sebagai Hari Vegan Sedunia.

Fakta Menarik

Bukan menjadi istilah baru, tentu veganisme memiliki sejumlah fakta menarik untuk dibahas.

Salah satunya, terjadi peningkatan jumlah orang yang beralih menjadi vegan. Peningkatan tersebut juga mempengaruhi jumlah resto vegan.

Seperti di Indonesia, Dr. Susianto MKM, Presiden World Vegan Organization (WVO) menyampaikan, pada 1998 hanya 50 resto vegan di Indonesia. Namun jumlahnya meningkat pesat, dimana pada tahun 2017 mencapai sekitar 10.000 resto.

Berdasarkan hasil penelitian pada Juli 2023 oleh Peter Scarborough dan komunitas studi Universitas Oxford, pola makanan vegan berdampak pada lingkungan. Pola makan ini sebanyak 66% dapat mengurangi kerusakan satwa liar dan 54% menghemat penggunaan air.

Pola makan nabati atau vegan dapat mengurangi populasi air dan emisi karbon, serta menggunakan lebih sedikit lahan sebanyak 75% dibandingkan memakan lebih dari 100 gram daging per hari.

Selain itu, berbagai kegiatan menarik dapat dilakukan untuk memperingati hari ini. Detikers dapat melakukan pameran dan seminar sebagai bentuk mempromosikan pola hidup vegan kepada semua orang.

(orb/orb)


Hide Ads