Lagu "APT." Rose-Bruno Mars, nge-Tren di Indonesia Tapi Dijauhi di Korsel

Lagu "APT." Rose-Bruno Mars, nge-Tren di Indonesia Tapi Dijauhi di Korsel

Novia Aisyah - detikJabar
Rabu, 30 Okt 2024 19:29 WIB
Rose & Bruno Mars berkolaborasi dalam lagu berjudul APT.
Foto: dok. THEBLACKLABEL/Atlantic Records/Warner Music Indonesia
Bandung -

Jika membuka laman media sosial, "APT." yang dibawakan oleh Rose Blackpink bersama Bruno Mars tengah menjadi tren di Indonesia. Namun di negara asal Blackpink yakni di Korea Selatan, para siswanya justru menghindarinya untuk menjaga fokus mereka menghadapi CSAT College Scholastic Ability Test (CSAT) atau Ujian Kemampuan Skolastik Perguruan Tinggi pada 14 November 2024.

Kegiatan yang menuntut konsentrasi penuh ini memunculkan fenomena unik yang menunjukkan betapa pentingnya ketenangan pikiran dalam persiapan ujian besar dan bagaimana elemen kecil seperti lagu dapat menjadi pengaruh besar dalam persiapan siswa di Korea Selatan.

Lagu "APT." kini justru menjadi lagu yang dihindari oleh para siswa tingkat akhir dalam persiapan ujian ini. Para siswa khawatir bahwa jika mendengarkan lagu tersebut, melodi dan liriknya akan terus melekat di pikiran dan dapat mengganggu konsentrasi mereka. Dengan ujian yang semakin dekat, kekhawatiran ini membuat mereka sangat berhati-hati dalam memilih musik yang didengarkan.

"Saya khawatir lagu itu akan terngiang di kepala saya bahkan selama ujian," ujar seorang siswa kepada Yonhap News, seperti dilaporkan Korea JoongAng Daily pada Minggu (27/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang dewasa mungkin tertawa dan berkata, 'Mengapa stres dengan hal seperti itu?' tetapi bagi kami, dengan ujian yang begitu penting di depan, hal itu dapat terasa meresahkan," tambahnya.

Bukan Lagu Pertama yang Dihindari Siswa Korsel

ADVERTISEMENT

Lagu "APT." tidak sendirian dalam daftar lagu yang dijauhi siswa menjelang ujian besar di Korea Selatan. Sebelumnya, beberapa lagu populer seperti "U R Man" (2008) milik SS501, "Ring Ding Dong" (2009) milik SHINee, dan "Dumb Dumb" (2016) milik Red Velvet mengalami perlakuan serupa. Bahkan lagu anak-anak seperti "Baby Shark" (2015) dan sejumlah jingle iklan pun dianggap mengganggu konsentrasi bagi mereka yang sedang mempersiapkan ujian.

Di platform daring, fenomena ini bahkan menjadi lelucon. Para siswa sering kali berbagi tautan yang secara otomatis memainkan lagu-lagu "terlarang" tersebut sebagai candaan, yang sering kali berujung pada penangguhan akun bagi pengguna yang dianggap terlalu mengganggu.

"Saya melihat salah satu lagu terlarang ini di internet secara tidak sengaja, dan sekarang saya tidak bisa melupakannya - hal itu membuat saya gila. Bagaimana cara menghentikannya?" keluh seorang siswa yang mengaku terganggu oleh earworm yang tak kunjung hilang.

Earworm, Ketika Lagu Terus Berputar di Kepala

Fenomena lagu yang terus terngiang di pikiran seseorang, dikenal sebagai earworm. Bagi sebagian orang, earworm bisa membantu meredakan ketegangan. Namun, bagi siswa yang akan menghadapi ujian besar, earworm malah bisa menjadi gangguan.

"Psikologi kita lebih rapuh daripada yang kita sadari, dan suara yang sederhana dan berulang dapat dengan mudah memicu bias emosional. Kaum muda, terutama mereka yang kurang berpengalaman, lebih rentan mengalami earworm," jelas Profesor Lim Myung-ho, seorang psikolog dari Universitas Dankook, kepada Yonhap News.

Lim menyarankan agar siswa berlatih mendengarkan musik klasik yang menenangkan, melakukan meditasi ringan, latihan pernapasan, atau peregangan untuk membantu menenangkan pikiran. "Mengembangkan rutinitas pribadi sebelum ujian tiruan juga dapat menjadi cara yang efektif untuk mengelola stres," tambahnya.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads