Tim arkeolog berhasil menemukan sebuah pemukiman kuno yang terlupakan di tengah hutan hujan Amazon, diperkirakan berasal dari abad ke-18. Penemuan ini merupakan bagian dari eksplorasi arkeologis yang dipimpin oleh Eduardo Neves, direktur Museum Arkeologi dan Etnografi di Universitas Sao Paulo. Kota peninggalan Portugal ini sebelumnya sempat muncul di beberapa peta kuno, namun letak pastinya baru terungkap sekarang.
"Kota ini ditinggalkan, hutan mengambil alih, dan balok-balok batunya disingkirkan. Kami dapat mengidentifikasi tata letak jalan-jalan di kota ini, yang merupakan penemuan menarik," kata Neves, seperti dilansir detikInet yang mengutip dari Newsweek.
Baca juga: Ternyata Tokek Punya 'Kemampuan Super' |
Sejarah kolonial di wilayah yang kini disebut Brasil bermula pada tahun 1500, ketika Pedro Álvares Cabral mengklaim wilayah tersebut atas nama Portugal. Selama beberapa abad, Portugal mendirikan koloni yang sangat menguntungkan dengan mengeksploitasi sumber daya alam Brasil seperti gula, emas, dan kopi, menggunakan tenaga kerja budak dari Afrika. Brasil akhirnya mendeklarasikan kemerdekaannya pada tahun 1822 di bawah kepemimpinan Pangeran Dom Pedro I, mengakhiri era kolonial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penemuan kota kolonial di Amazon ini diumumkan dalam sebuah acara di Museum Amazon di Manaus, sebagai bagian dari proyek Amazônia Revelada. Proyek ini bertujuan untuk mengidentifikasi situs arkeologi di berbagai wilayah Amazon dengan menggabungkan teknologi canggih dan pengetahuan tradisional masyarakat lokal.
"Kami ingin mendokumentasikan situs arkeologi ini agar menjadi bagian dari warisan kami dan menciptakan lapisan perlindungan tambahan untuk wilayah ini," ujar Neves.
Proyek ini melibatkan dua strategi yang saling melengkapi. Pertama, survei hutan hujan menggunakan teknologi LIDAR untuk mengidentifikasi situs arkeologi yang tersembunyi oleh vegetasi.LIDAR adalah metode penginderaan jauh yang menggunakan pulsa laser untuk menghasilkan model 3D dari lanskap, memungkinkan pemetaan topografi lahan dan pengungkapan fitur buatan manusia yang tidak terlihat.
Kedua, survei dilakukan oleh peneliti lokal yang merupakan anggota masyarakat adat dan tradisional yang tinggal di wilayah tersebut. Mereka akan mencatat situs-situs arkeologi atau tempat-tempat yang penting bagi masyarakat.
Wilayah Amazon telah dihuni setidaknya selama 11.000-12.000 tahun, meskipun artefak yang lebih tua menunjukkan kemungkinan adanya pemukiman yang lebih awal, sehingga dapat mendorong garis waktu kembali hingga 13.000 tahun yang lalu atau lebih.
Masyarakat adat telah mengembangkan komunitas yang kompleks di Amazon jauh sebelum kontak dengan Eropa, dengan bukti adanya komunitas besar, praktik pertanian, dan teknik pengelolaan lahan yang canggih.
Teknologi LIDAR telah digunakan sebelumnya untuk mendokumentasikan situs arkeologi di Amazon. Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Sains menunjukkan bahwa LIDAR berhasil mengungkap lebih dari 20 konstruksi kuno yang tersembunyi di bawah kanopi hutan. Konstruksi tersebut meliputi sisa-sisa kota, desa, serta situs seremonial yang dibangun oleh masyarakat pra-Columbus.
Artikel ini telah tayang di detikInet. Baca selengkapnya di sini.