Sejumlah pantai di Kota Sydney Australia dikejutkan dengan kemunculan bola hitam misterius. Ada 8 pantai yang dipenuhi bola hitam dan sempat ditutup untuk umum.
Melansir detikTravel, bola hitam terebut mencemari delapan pantai termasuk Bondi yang merupakan pantai paling tenar di kota itu. Pembersihan termasuk mengambil sample bola dilakukan pemerintah setempat.
Berdasarkan hasil tes, bola tersebut berasal dari bahan kimia yang serupa dengan bahan kimia yang digunakan dalam produk kosmetik dan produk pembersih. Namun belum diketahui secara pasti dari mana bola-bola tersebut berasal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Lingkungan Hidup New South Wales, Penny Sharpe, mengatakan bahwa penyelidikan masih terus dilakukan untuk menentukan sumber pencemaran dan siapa yang bertanggung jawab.
Otoritas maritim negara bagian tersebut mengatakan bahwa bola-bola tersebut tidak terlalu beracun bagi manusia, namun tidak boleh disentuh atau diambil.
"Berdasarkan saran dari Otoritas Perlindungan Lingkungan, kami sekarang dapat mengonfirmasi bahwa bola-bola tersebut terbuat dari asam lemak, bahan kimia yang sama seperti yang ditemukan pada produk pembersih dan kosmetik, yang bercampur dengan sejumlah bahan bakar minyak," ujar Direktur Eksekutif Maritim New South Wales, Mark Hutchings.
Hutchings mengatakan bola tersebut tak berbahaya jika berada di permukaan tanah. Akan tetapi, bola tak boleh disentuh maupun dipungut dengan tangan kosong.
"Bola-bola tersebut tidak berbahaya jika berada di permukaan tanah, namun tidak boleh disentuh atau dipungut," ujar Hutchings, sebagaimana dikutip lembaga penyiaran Australia, ABC.
"Jika Anda melihat bola-bola ini, segera laporkan kepada penjaga pantai. Jika Anda atau keluarga Anda tidak sengaja menyentuhnya, cucilah tangan Anda dengan sabun dan air atau baby oil," imbuh dia.
Sementara itu, Otoritas Perlindungan Lingkungan New South Wales (EPA) mengatakan bahwa pengujian laboratorium masih terus berlanjut.
"Ini masih menjadi misteri dan mungkin perlu waktu beberapa hari lagi untuk menentukan asalnya," ujar Direktur Eksekutif EPA, Stephen Beaman.
Artikel ini sudah tayang di detikTravel
(msl/dir)