Jabar Hari Ini: Neng Laras Ditemukan Tewas Tertindih Motor

Jabar Hari Ini: Neng Laras Ditemukan Tewas Tertindih Motor

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 18 Okt 2024 22:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi (Foto: Dok.Detikcom).
Bandung -

Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini. Mulai dari Nakes gadungan yang gasak 37 gram emas di Kuningan, Laras yang ditemukan tewas tertindih motor hingga evaluasi DPRD soal parkir Qris.

Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini :

Nakes Gadungan Gasak 37 Gram Emas di Cirebon

Polisi akhirnya menungkap kasus pencurian emas seberat 37 gram sempat menghebohkan warga di Desa Pelayangan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon. Pasalnya, aksi pencurian emas tersebut dilakukan oleh sejumlah orang yang mengaku sebagai tenaga kesehatan (nakes).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbekal rekaman kamera pengawas yang ada di lokasi kejadian, Satuan Reskrim Polresta Cirebon berhasil meringkus komplotan tersebut.

Kapolresta Cirebon Kombes Pol Sumarni mengatakan, pelaku yang berhasil diamankan terdiri dari tiga orang wanita berinisial DF, KP dan NA. Mereka dibantu oleh dua orang laki-laki berinisial AS bertugas sebagai driver dan DI yang bertugas mengalihkan perhatian korban dengan melakukan pemeriksaan kesehatan.

ADVERTISEMENT

"Dari hasil keterangan pelaku, memang sudah beberapa kali melakukan hal sama di daerah lainnya," ungkap Sumarni, Jumat (18/10/2024).

Lebih lanjut, ia menyampaikan usai melancarkan aksinya, para pelaku langsung melarikan diri. Mereka berhasil menggasak emas seberat 37 gram senilai kurang lebih Rp25 juta.

"Kerugian korban ditaksir kurang lebih Rp25 juta akibat emasnya digasak oleh para pelaku," ucapnya.

Polisi kemudian melakukan pengejaran. Ketiga pelaku wanita berhasil diamankan di derah Bekasi, Jawa Barat. Sedangkan dua orang laki-laki lainnya berhasil diamankan di pelabuhan Merak usai mencoba melarikan diri ke pulau Sumatera.

"Para pelaku dikenakan pasal 363 ayat (1) ke 4 e KUHPidana dengan ancaman hukuman penjara paling lama 7 tahun," jelasnya.

Neng Laras Hilang, Ternyata Tewas Tertindih Motor

Media sosial di Kabupaten Sukabumi geger dengan sejumlah video di media sosial Facebook yang memperlihatkan penemuan mayat tertindih motor di dalam selokan. Saat itu diketahui mayat itu berjenis kelamin perempuan.

Penelusuran detikJabar, peristiwa itu terjadi di wilayah Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi. Kabar itu dibenarkan Kapolsek Nagrak, Resor Sukabumi IPTU Asep Suhriat.

"Peristiwa itu terjadi kemarin atau pada Kamis (17/10/2024) sekitar pukul 16.00 WIB, posisi mayat dalam keadaan tertelungkup di dalam selokan air di Kampung Palasari, Desa Girijaya Kecamatan Nagrak," kata Asep dalam keterangan yang diterima detikJabar, Jumat (18/10/2024).

Berdasarkan pengecekan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) korban diduga mengalami kecelakaan tunggal di ruas jalan tersebut. Identitas korban segera terungkap setelah salah seorang keluarga mengonfirmasi mayat itu sebagai keponakannya.

"Saat kejadian ada paman korban yang mengecek ke lokasi, sepeda motor yang ditemukan adalah milik keponakannya bernama Neng Laras, korban sendiri dinyatakan hilang dari rumah sejak sejak Minggu (13/10/2024). Saat itu, keluarga memutuskan untuk mengevakuasi jenazah meskipun sempat diminta oleh aparat desa agar menunggu pihak kepolisian," jelas Asep.

Polisi juga kesulitan melakukan pengungkapan lebih lanjut karena pihak keluarga menolak untuk autopsi.

"Berdasarkan identitas yang kita temukan, korban diketahui bernama Neng Laras usia 22 tahun. Untuk luka yang kasat mata ditemukan pada wajah yang sudah membusuk, ditemukan kaki kiri yang sudah membusuk, dan tidak ada luka - luka lain di bagian badan, serta pihak keluarga menerima kejadian tersebut sebagai musibah," beber Asep.

"Keluarga sendiri menolak untuk autopsi, untuk dugaan yang kita temukan. Korban mengalami kecelakaan tunggal," sambungnya.

Warga Dago Elos Minta AHY Berantas Mafia Tanah

Puluhan warga Dago Elos, Kota Bandung mendatangi Mapolda Jabar untuk bertemu dengan Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Puluhan warga itu sambut AHY usai melakukan Konferensi Pers Pengungkapan Tindak Pidana Pertanahan di Jawa Barat di Gedung Ditlantas Polda Jabar, Jumat (18/10/2024).
Meski Muller bersaudara sudah divonis hukuman 3,5 tahun penjara, warga minta kepada AHY agar kasus ini bisa dituntaskan hingga ke akar-akarnya.

"Dago bersatu, tak bisa dikalahkan. Dago melawan, melawan setan tanah. Mafia tanah? Tangkap, adili, penjarakan," teriak warga saat sambut AHY.

Seraya itu, Ketum Demokrat ini yang didampingi Kapolda Jabar Irjen Pol Akhmad Wiyagus dan Direktur Pencegahan Dan Penanganan Konflik Pertanahan Kementerian ATR/BPN Brigjen Arif Rachman langsung menghampiri para warga dan langsung mendengarkan keluhan warga.

"Aktor-aktor di belakangnya masih banyak pak, tangkap dan penjarakan seperti Muller," kata salah satu warga kepada AHY.

"Ya kita akan terus kawal, kita akan tuntaskan, kita akan terus pelajari ini semua, saya berharap masyarakat Dago Elos kawal kasus ini," jawab AHY.

"Satgas masih bekerja, semua yang terlibat akan bekerja keras," tambah AHY.

Warga juga berharap agar Kementerian ATR/BPN yang dipimpin AHY bisa tuntaskan kasus mafia tanah yang mengancam warga Dago Elos.
"Dipegang ya pak janjinya," ucap warga lainnya.

"Ya, satu per satu ya. Saya di sini baru 8 bulan, insya Allah bisa, perlu waktu lagi, tetap kita berdoa dan kita akan berusaha dengan baik," timpal AHY lagi.

2 Korban Terseret Ombak di Tegalbuleud Ditemukan

Tim SAR gabungan akhirnya menemukan jasad Dede Yusup, korban terakhir yang hilang usai jatuh ke laut di kawasan Dermaga, Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, Rabu (16/10) lalu. Jasad korban ditemukan di kawasan pesisir laut Cianjur.

"Total seluruh korban dalam insiden tersebut sudah ditemukan. Terakhir pagi tadi atas nama Dede Yusup usia 28 tahun ditemukan di Pantai Ranca Gempol, Muara Cisokan, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur," kata Kasat Polairud Polres Sukabumi AKP Tenda Sukendar, Jumat (18/10/2024).

Korban diketahui sebagai warga Kampung Ranca Erang, Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. Jasadnya dilaporkan tergeletak di pesisir laut Cianjur.

"Ditemukan oleh masyarakat nelayan setempat. Saat ditemukan, korban berada dalam kondisi tanpa busana. Tim SAR gabungan yang terdiri dari Satpol Airud Polres Sukabumi, Pos AL Ujunggenteng, Basarnas, BPBD, dan Polsek Tegalbuled, segera mengevakuasi jasad korban," ujar Tenda.

Ada empat korban dalam kejadian tersebut. Mereka bernama Dede Amung, yang selamat berkat penyelamatan oleh perahu nelayan, kemudian Rahmat ditemukan pada Kamis (17/10) pagi, Rohimat pada Kamis (17/10) petang dan terakhir Dede Yusup, pada pagi tadi.

Selain para korban tewas, sebanyak 71 nelayan yang sempat terjebak selama lebih dari 24 jam di jembatan besi eks perusahaan tambang PT SBP juga berhasil dievakuasi dalam misi pemyelamatan yang berlangsung dramatis.

"Alhamdulillah misi penyelamatan dan pencarian, tuntas. Seluruh korban terjebak, hingga korban yang hilang berhasil ditemukan di wilayah perairan Cianjur. Semua pihak yang terlibat, Satpolairud, Basarnas, TNI AL, TNI AU, rekan-rekan relawan dan masyarakat nelayan tuntas dalam proses penyelamatan dan pencarian," pungkas Tenda.

DPRD Kota Bandung Bakal Evaluasi Parkir dengan QRIS

Pembayaran parkir dengan menggunakan QRIS yang diterapkan Dishub Kota Bandung kurang dilirik. Masyarakat tetap membayar parkir secara tunai meski sudah diminta membayar secara cashless oleh juru parkir.

DPRD Kota Bandung akan melakukan evaluasi terhadap kebijakan tersebut. DPRD meminta kebijakan itu disosialisasikan secara masif agar penerapannya berjalan efektif.

"Kami dari DPRD mendorong Komisi C untuk terus mengevaluasi karena apapun kebijakan itu harus optimal dan memang Komisi C sudah memberikan masukan. Tinggal bagaimana upaya meningkatkan sosialisasi supaya ke depan jadi lebih efektif," kata Ketua DPRD Kota Bandung Asep Mulyadi saat dihubungi, Jumat (18/10/2024).

Meski begitu, Asep mengapresiasi langkah Dishub yang telah membuat kebijakan tersebut. Namun menurutnya, kebijakan pembayaran parkir dengan QRIS memerlukan proses agar bisa diterima oleh masyarakat.

"Selalu kalau ada kebijakan baru selalu ada proses, artinya kami memandang yang penting dalam setiap kebijakan ada proses sosialisasi, proses pendidikan kepada masyarakat supaya kebijakan ini efektif," ungkapnya.

"Hari ini dengan sistem parkir QRIS itu satu sisi bagus apalagi Kota Bandung sebagai kota modern, mau tidak mau harus ada upaya untuk meningkatkan. Karena dengan QRIS supaya lebih transparan, meningkatkan pendapatan, mengurangi kebocoran, artinya ide gagasan itu cukup baik," lanjutnya.

Karenanya, politisi PKS ini meminta agar sosialisasi terhadap kebijakan tersebut terus dilakukan. Selain itu, Asep juga meminta agar keamanan terhadap sistem pembayaran non tunai bisa terjamin sehingga tidak muncul kasus penipuan dengan kode QRIS yang dipalsukan.

"Memang kebijakan apapun kepada sesuatu yang baru itu perlu ada proses, tidak bisa langsung. Tapi bahwa itu dilakukan harus terus diupayakan, agar pembayaran itu yang sebuah amanah dari masyarakat yang memang harus sampai ke pemerintah," ujarnya.

"Saya pikir itu metode yang layak dihargai tinggal bagaimana itu bisa dioptimalkan," tutup Asep.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kasus Mafia Tanah Jerat Mbah Tupon di Bantul Naik Penyidikan"
[Gambas:Video 20detik]
(sya/mso)


Hide Ads