Viral Kisah Pasutri Bandung Berobat Bareng ke RS Jiwa

Viral Kisah Pasutri Bandung Berobat Bareng ke RS Jiwa

Nafilah Sri Sagita K - detikJabar
Selasa, 15 Okt 2024 14:30 WIB
Viral berobat ke rumah sakit jiwa
Berobat ke RS jiwa. Foto: Tangkapan layar viral atas izin yang bersangkutan
Bandung -

Pasangan suami istri (pasutri) asal Bandung Arief (32) dan Fisti Eliana Barezki (29) menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan mental. Keduanya berobat bersama di rumah sakit jiwa. Upaya keduanya untuk memulihkan mental itu menarik perhatian warganet atau netizen.

Mengutip dari detikHealth, kisah Arief dan Fisti itu viral di jagat maya. Fisti bercerita dirinya terdiagnosis borderline personality disorder (BPD), sementara suaminya kerap mendadak mengeluhkan keputusasaan dan gejala psikosomatis.

Fisti mengaku tidak malu berobat ke psikiater, kepedulian soal kesehatan mental sudah disadarinya sejak sebelum menikah. Rutin berobat ke RSJ juga diakui Fisti membantu keduanya lebih mudah memecahkan masalah dalam pernikahan. Terlebih, Fisti dan suami sama-sama memiliki trauma masa kecil yang belum pulih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah setelah menikah, dan sama-sama mengalami banyak kejadian, baik di dalam maupun di luar pernikahan kami jadi mulai sadar tentang trauma dan luka masa kecil. Apalagi kami berdua juga sama-sama jadi banyak sakit fisik kayak autoimun, alergi ini itu, dan sebagainya, yang tiba-tiba muncul pas dewasa padahal kami sudah jaga pola hidup gitu," tuturnya saat dihubungi detikcom, Senin (14/10/2024).

"Lalu kami telusuri kemungkinan bahwa sakit fisik ini dipicu sama gangguan psikis yang kami nggak sadari dan terpendam lama di tubuh sampai jadi meledak lewat sakit fisik," sambung dia.

ADVERTISEMENT

Stres disebut Fisti berpengaruh pada kondisi psikis mereka. Meski menjaga pola makan, Fisti dinyatakan mengidap alergi, autoimun, yang muncul saat dewasa.

Hal ini sempat tidak disadari Fisti sebelum akhirnya mendapatkan diagnosis masalah mental. Ia menyayangkan tidak sedikit publik yang masih merasa malu berkonsultasi dengan psikolog, maupun psikiater.

"Pesanku sih jangan ragu atau malu untuk mencari bantuan profesional, karena dengan ke psikiater atau psikolog itu artinya kita berusaha membangun self awareness alias kita berusaha mengerti dan mengenali diri kita sedalam mungkin yang memang jadi tugas kita sebagai manusia selama hidup," katanya.

"Seringkali banyak orang yang merasa sudah kenal diri sendiri, padahal masih banyak 'blind spot' yang akhirnya itu merugikan diri sendiri atau orang sekitarnya. Self awareness yang baik ini tuh modal penting ketika kita mau menjalani hubungan dengan siapapun, apalagi pernikahan," ucap dia menambahkan.

Rutin berkonsultasi dengan psikiater disebutnya bisa membantu hubungan dengan suami lebih lancar. Seringkali konflik pernikahan tidak selesai karena kesalahpahaman emosi sendiri. Walhasil, pasangan malah merasa tersinggung dan berdampak energi negatif.

"Ke psikolog/psikiater untuk beresin trauma luka batin masa kecil juga tujuannya untuk memutus rantai trauma antargenerasi karena sebetulnya trauma-trauma yang belum diberesin ini juga bisa kita turunkan ke anak-anak kita, atau tularkan ke pasangan kita," lanjut dia.

"Misal suami/istri jadi orang yang pemarah ringan tangan ke anaknya karena dia dulu selalu melihat orang tuanya KDRT juga," tandas dia

Artikel ini telah tayang di detikHealth.

(naf/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads