Ini Negara Pertama di Dunia yang Gratiskan Transportasi Umum

Kabar Internasional

Ini Negara Pertama di Dunia yang Gratiskan Transportasi Umum

Tim detikTravel - detikJabar
Minggu, 13 Okt 2024 03:30 WIB
Luksemburg
Transportasi di Luksemburg (Foto: (Getty Images))
Jakarta -

Sudah empat tahun atau sejak 2020, Luksemburg, negara kecil yang berbatasan dengan Prancis, Jerman, dan Belgia, meluncurkan kebijakan menggratiskan seluruh biaya transportasi umum dari bus, kereta, hingga trem bagi semua warga termasuk wisatawan asing. Hal ini menjadi yang pertama di dunia. Namun, wisatawan yang ingin menikmati fasilitas kelas satu tetap harus membayar, namun bagi yang menggunakan transportasi umum standar, semuanya gratis.

Dilansir detikTravel yang mengutip Euronews, langkah ini dilakukan bukan hanya untuk meringankan beban warganya, tetapi juga memberikan kemudahan mobilitas bagi para turis. Penduduk lokal sendiri merasa puas dengan kebijakan tersebut. "Karena gratis, kini kami lebih leluasa untuk menggunakan transportasi umum dibandingkan mobil pribadi," kata Edgar, salah satu warga Luksemburg.

Kebijakan itu dibuat setelah Luksemburg pusing dengan kemacetan jalan raya karena jumlah mobil yang sangat banyak. Ya, Luksemburg memiliki tingkat kepadatan mobil tertinggi di Uni Eropa dengan 696 mobil per 1.000 penduduk. Angka tersebut jauh di atas rata-rata Uni Eropa yang hanya 560 mobil. Makanya, kemacetan lalu lintas di Luksemburg dan emisi karbon tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini, setelah empat tahun kebijakan transportasi umum gratis berjalan, pengguna mobil belum mengubah kebiasaan untuk tetap menggunakan kendaraan pribadi. Menurut Merlin Gillard, seorang peneliti di bidang transportasi umum, budaya penggunaan mobil masih sangat kuat di Luksemburg. "Memindahkan orang dari mobil ke transportasi umum masih cukup rumit," kata Gillard.

Selain mengatasi kemacetan, kebijakan ini juga dirancang untuk meringankan beban finansial masyarakat, terutama bagi warga berpenghasilan rendah. Pemerintah Luksemburg berharap bahwa dengan transportasi gratis, kesenjangan antara kaya dan miskin bisa dipersempit.

ADVERTISEMENT

Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Mobilitas, Francois Bausch, menjelaskan bahwa kebijakan ini adalah langkah sosial yang juga berdampak lingkungan, namun tujuannya lebih pada keadilan sosial. "Kualitas transportasi umum perlu diubah sepenuhnya," kata Bausch.

Caranya, kata Bausch, bukan hanya satu moda transportasi yang akan menyelesaikan semua permasalahan, namun harus benar-benar multimoda. Bausch menegaskan bahwa untuk memadukannya adalah tugas pemerintah.

Bausch menyatakan ada satu faktor lain yang tidak bisa dilupakan agar transportasi umum menjadi pilihan utama dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Yakni, kemudahan menavigasi jaringan transportasi.

Bausch bilang transformasi di Luksemburg lebih dari sekadar transportasi gratis. Selama beberapa tahun terakhir, negara itu telah berinvestasi sekitar 500 euro atau sekitar Rp 8,6 juta per warga per tahun untuk modernisasi dan perluasan jaringan kereta api.

"Kami berinvestasi empat, lima, enam kali lebih banyak pada jaringan, pada kualitas jaringan kereta api dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. Dan yang jelas, kami juga telah sepenuhnya mereformasi sistem bus, bus nasional yang kami miliki," ujar dia.

Menurut Bausch, jika suatu negara ingin masyarakat mengubah kebiasaan mereka, negara harus memastikan alternatif baru tersebut benar-benar berhasil. Termasuk urusan transportasi.

Bausch mengatakan mengurai kemacetan dan memperbaiki lingkungan bukanlah penggerak utama prakarsa transportasi umum gratis.

"Ini terutama merupakan langkah sosial. Tujuannya adalah untuk menghentikan kesenjangan yang semakin dalam antara kaya dan miskin. Bagi orang-orang dengan upah rendah, biaya transportasi itu berpengaruh. Karena itu lebih mudah untuk membuatnya jadi gratis untuk semua orang," kata dia.


Artikel ini telah tayang di detikTravel. Baca selengkapnya di sini.

(iqk/iqk)


Hide Ads