Legenda Ratusan Tentara Jepang Lenyap di Pulau Buaya

Kabar Internasional

Legenda Ratusan Tentara Jepang Lenyap di Pulau Buaya

Indah Fitrah - detikJabar
Minggu, 29 Sep 2024 04:30 WIB
A crocodile dives behind the glass of an aquarium at the Dubai Crocodile Park in Dubai, United Arab Emirates, May 25, 2023. Dubai Crocodile park, a 20,000 sq meters indoor and outdoor facility, home to 250 Nile crocodiles from South Africa and Tunisia, introducing visitors to the world of crocs. REUTERS/Rula Rouhana     TPX IMAGES OF THE DAY
Ilustrasi buaya (Foto: REUTERS/RULA ROUHANA)
Myanmar -

Pulau Ramree terletak di lepas pantai Negara Bagian Arakan, Burma, Myanmar. Pulau ini bertetangga dengan Indonesia, dan menjadi habitat alami bagi ratusan buaya air asin.

Dalam bahasa Burma, Pulau Ramree disebut juga dengan Pulau Yangbye atau Pulau Yanbye. Luas wilayahnya sekitar 1.350 kilometer persegi. Di balik itu, tempat ini menyimpan legenda yang seram.

Sejak masa Perang Dunia II tahun 1945, berkembang cerita yang melegenda mengenai pulau ini, yang juga dikenal dengan sebutan Pertempuran Pulau Ramree (Battle of Ramree Island).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip detikTravel dari kanal YouTube Geographics dan situs ramree.com, diceritakan bahwa Pertempuran Pulau Ramree berlangsung selama 6 minggu pada bulan Januari hingga Februari 1945.

Seekor kambing diterkam buaya di muara dusun 2 Terang, Desa Golo Sepang, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, NTT (Istimewa)Ilustrasi buaya (Istimewa)

Pada masa itu, Angkatan Darat Inggris melakukan serangan kepada tentara Jepang di Pulau Ramree. Kondisi ini membuat tentara Jepang terdesak, hingga terpaksa masuk ke rawa-rawa di sekitar pulau tersebut untuk menghindari pasukan Inggris.

ADVERTISEMENT

Berhasil menghindari pasukan Inggris, nyatanya tidak membuat tentara Jepang tersebut selamat. Mereka justru menghadapi pertempuran lainnya dengan kawanan buaya air asin yang menghuni rawa-rawa di pulau tersebut.

Pembantaian mengerikan pun terjadi. Diperkirakan sekitar 400 orang tentara Jepang tewas dibantai oleh buaya di rawa-rawa dan hutan bakau. Versi lainnya ada yang menyebutkan korbannya sekitar 1000 orang.

Peristiwa mengerikan ini dicatat oleh Guinness World Records sebagai "The Greatest Disaster Suffered [by humans] from Animals" yaitu bencana terbesar yang diderita manusia yang dilakukan oleh hewan.

Kisah ini kemudian menyebar di masyarakat dan dianggap sebagai legenda urban. Walau kebenaran legenda ini masih dipertanyakan, tapi banyaknya populasi buaya di Pulau Ramree membuat pulau ini terlarang untuk dikunjungi wisatawan.

Jadi Sentra Pertambangan

Seiring waktu, Pulau Ramree mengalami perubahan lingkungan. Kabarnya, populasi buaya air asin yang mendiami pulau tersebut semakin menurun.

Namun di sisi lain, Pulau Ramree mengalami perkembangan dalam bidang pertambangan. Dilansir dari ramree.com, Pulau Ramree merupakan lokasi jaringan pipa gas dan minyak bumi yang dibangun di pantai Samudra Hindia menuju provinsi Yunnan di Tiongkok.

Pelabuhan yang terletak di Kyaukpyu -kota utama Pulau Ramree- memungkinkan minyak dari Timur Tengah dan gas dari pesisir laut Burma diangkut menuju ke Tiongkok.

Biaya pengangkutan minyak bumi melalui jaringan pipa tersebut menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah Myanmar, di samping hasil penjualan gas.

Itulah pembahasan seputar Pulau Ramree di Myanmar. Pulau berbahaya yang menyimpan legenda mengerikan pembantaian manusia oleh kawanan buaya.

Artikel ini telah tayang di detikTravel

(inf/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads