Jabar Hari Ini: Bocah Terjebak di Tengah Sungai Meluap

Jabar Hari Ini: Bocah Terjebak di Tengah Sungai Meluap

Tim detikJabar - detikJabar
Jumat, 27 Sep 2024 22:00 WIB
Bocah 14 tahun terjebak di aliran sungai yang deras di Cianjur.
Bocah 14 tahun terjebak di aliran sungai yang deras di Cianjur. (Foto: Istimewa)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Jumat (27/9/2024). Salah satu di antaranya legawa para siswa SMPN 60 Bandung yang belajar di bawah pohon rindang serta bocah Cianjur terjebak di atas batu saat air sungai meluap. Selengkapnya, berikut rangkuman Jabar hari ini:

Pilu Siswa SMPN 60 Bandung Belajar di 'DPR'

Beredar sebuah video yang memperlihatkan sejumlah siswa berseragam SMP melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan beralaskan plastik terpal berwarna biru.

Dalam video itu, tidak ada kursi atau pun meja untuk mereka belajar. Mereka duduk lesehan untuk mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video siswa melakukan KBM beralas akan plastik terpal itu disebutkan ada di salah satu SMP negeri yang ada di Kota Bandung yakni SMPN 60 Bandung.

detikJabar mencoba mengecek kebenaran video tersebut. Setelah ditelusuri video itu benar adanya dan merupakan siswa SMPN 60 Bandung. Namun sayang detikJabar tidak melihat para siswa belajar langsung karena jadwal masuknya di siang hari.

ADVERTISEMENT

"Benar, video itu siswa kami," kata Rita Nurbaini, Humas SMPN 60 Bandung saat ditemui detikJabar, Jumat (27/9/2024).

Sebetulnya, kata Rita, bukan tidak ada kursi dan meja untuk para siswa ini belajar. Kursi dan meja bantuan dari Disdik Kota Bandung ada tersimpan di teras sekolah. Kursi dan meja itu tidak digunakan karena siswa SMPN 60 Bandung menumpang di bangunan sekolah SDN 192 Ciburuy, Regol, Kota Bandung.

Sejak tahun 2018, siswa SMPN 60 Bandung harus menumpang di bangunan SDN 192 Ciburuy, Kecamatan Regol, Kota Bandung. Hal itu dilakukan karena SMPN 60 Bandung belum memiliki bangunan. Teras sekolah dan di bawah pohon rindang (DPR) menjadi tempat nyaman para siswa belajar.

Rita Nurbaini, Humas SMPN 60 Bandung mengatakan, meski ada siswa yang harus belajar dengan menggelar terpal plastik, tidak ada penolakan dari siswa dan orang tua dengan kondisi tersebut. Hal itu karena bersifat kedaruratan karena SMP negeri yang ada di wilayah tersebut jaraknya cukup jauh.

"Paham (kondisi sekolah), paham sih, ketika mereka daftarkan anaknya ke sini, tidak akan maksimal untuk dilayani karena memang bangunan tidak ada," kata Rita kepada detikJabar, Jumat (27/9/2024).

Karena siswa SMPN 60 Bandung memiliki 9 rombongan belajar (rombel) dan di SD tersebut hanya ada 7 ruangan kelas yang dapat menampung siswa, maka dua kelas harus belajar di luar ruangan.

Tak hanya ruangan kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru dan tata usaha (TU) juga dijadikan satu. "Guru ada 14 orang, TU dan caraka jadi semuanya 19 orang," tambahnya.

Selain gunakan fasilitas kelas, lapangan milik SDN 192 Ciburuy juga digunakan siswa SMPN 60 Bandung. Karena siswa ini masuknya di siang hari, tidak ada upacara bendera yang dilakukan seperti sekolah umumnya.

detikJabar juga sempat ditunjukkan oleh Rita terkait lokasi KBM yang ada di luar ruangan. Rita menyebut, jika tidak di teras kelas, mereka juga kadang belajar di bawah pohon.

Namun menurut Rita, karena akhir-akhir ini kerap terjadi hujan di siang hari, KBM pun kadang tak kondusif.

"Di bawah pohon satu dan di teras pakai terpal, kalau hujan ke pinggir bubar. Kadang satu ruangan digunakan dua kelas atau gunakan lorong sekolah," ucap Rita.

Meski kondisi demikian dan mereka tidak tahu kapan memiliki bangunan seolah sendiri, Rita mengaku jika dia dan guru lainnya tetap bersyukur karena masih dapat menjalankan tugas sebagai guru dan dapat berbagi ilmu dengan siswanya.

"Harapan ya punya bangunan sekolah, kasihan juga buat siswa, guru dan anak-anak juga ingin pagi, tapi kita jalani," pungkasnya.

Bocah Terjebak 2 Jam di Tengah Sungai Meluap di Cianjur

Viral video seorang bocah terjebak di tengah sungai yang meluap dan berarus deras, di Cianjur, Jawa Barat. Beruntung bocah laki-laki berusia 14 tahun itu berhasil diselamatkan usai 2 jam lebih bertahan di atas sebuah batu.

Dalam video yang beredar, terlihat seorang anak bertelanjang dada tengah berdiri dan sesekali berjongkok di atas batu kecil di tengah sungai.

Di sekelilingnya tampak sungai meluap dengan arus yang sangat deras. Kondisi tersebut membuat sang bocah yang diketahui bernama Ujib (14) itu terjebak lantaran khawatir terbawa arus sungai apabila memaksakan menerjang arus deras tersebut.

Kapolsek Cikalongkulon AKP Arip Titim mengatakan insiden menegangkan tersebut terjadi pada Kamis (26/9/2024) sekitar pukul 15.30 WIB. Korban tengah berenang di Sungai Cikundul bersama lima temannya. Namun tiba-tiba debit air sungai meninggi.

"Lima orang temannya berhasil menepi dan langsung menyelamatkan diri. Tapi korban Ujib terjebak di tengah sungai. Dia pun memilih berdiam di batu," kata Arip, Jumat (27/9/2024).

Menurut dia, rekan korban kemudian meminta pertolongan pada warga. Tidak lama kemudian polisi bersama tim relawan datang untuk mengevakuasi korban.

Setelah dua jam, Ujib akhirnya berhasil diselamatkan dengan membentangkan tali serta ban ke tengah sungai.

"Alhamdulillah korban bisa diselamatkan. Tapi karena arus deras, jadi cukup lama. Hampir dua jam penanganan baru bisa mengevaluasi," jelasnya.

Dia mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di sungai apabila cuaca mendung. Sebab dikhawatirkan terjadi luapan air sungai secara tiba-tiba.

"Meskipun masuk musim kemarau, tapi kondisi cuaca tidak menentu. Setiap memasuki sore hari, kerap turun hujan deras. Makanya kami minta untuk tidak beraktivitas di sungai apabila cuaca sudah mendung," pungkas Arip.

Pengakuan Suhiman, Kesal hingga Tuding Adik Tukang Teluh

Polisi akhirnya mengurai peristiwa penganiayaan berlatar fitnah dukun santet yang ditujukan kepada Ati Suhati (53) oleh Suhiman sang kakak. Selain Ati, pasangan suami-istri Eet (45) dan Ujang (50) juga dianiaya oleh Suhiman.

Diketahui, kasus ini terjadi pada Minggu (22/9/2024) lalu sekitar pukul 07.00 WIB. Suhiman (58) kini terancam dijerat pasal 351 KUHPidana tentang penganiayaan. Sebab ia menganiaya dua adiknya dan seorang adik iparnya. Tidak hanya itu, dia dijerat pasal 310 KUHPidana tentang fitnah karena menuding adiknya sebagai tukang teluh atau santet.

Hingga kini polisi masih mendalami latar belakang penyebab Suhiman melakukan aksi kekerasan dan fitnah tersebut. Namun aksi kekerasan yang dilakukan Suhiman, penganiayaan diduga karena adanya perselisihan terkait pembagian warisan antara keluarga.

"Tadinya saya disiksa terus sama dia , sama korban dan anaknya pernah di cacag (dilukai menggunakan senjata tajam - di kadek (bacok), terus rumah saya di rusak batunya masih banyak di rumah belum di beresin," tutur Suhiman beberapa waktu lalu saat ditemui detikJabar.

Suhiman memiliki 8 orang cucu dan 5 orang anak, soal motif warisan sama sekali tidak dibahas pria tersebut. Ia hanya mengaku heran, kenapa jadi sasaran penganiayaan pihak keluarganya sendiri.

"Tadinya saya disiksa terus sama dia, sama korban dan anaknya. Saya pernah diserang pohon petai dan rambutan saya juga dicuri, jadi mereka yang menyerang," lirihnya.

Polisi sendiri menampik keterangan itu, tidak ada laporan yang dibuat oleh Suhiman. Kapolres Sukabumi, AKBP Samian sendiri sempat menasehati pria tersebut untuk tidak main hakim sendiri.

"Jangan ada upaya main hakim sendiri kalau ada peristiwa yang kurang menyenangkan segera laporkan, silahkan melapor ke aparat kepolisian," singkat Samian.

Hanya Monyet yang Boleh Buang Sampah Sembarangan di Sini!

Jika melintas di kawasan cagar budaya petilasan Sunan Kalijaga, terdapat sebuah poster peringatan tentang larangan buang sampah sembarangan. Berbeda dengan di tempat lain, poster peringatan dengan warna kuning pudar yang ditulis dengan huruf kapital tersebut dituliskan dengan kata-kata cukup nyeleneh.

"HANYA MONYET YANG BOLEH BUANG SAMPAH SEMBARANGAN," tulis isi poster tersebut.

Poster peringatan unik tersebut terletak di bagian depan situs Petilasan Sunan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon. Siti Arifah (69) warga sekitar lokasi, sekaligus pemilik lahan tepat dipasangnya poster memaparkan, poster peringatan unik tersebut sengaja dipasang sebagai peringatan agar orang tidak membuang sampah sembarangan.

"Karena banyak yang buang sampah di sini, orang buang buah-buahan busuk di sini, buang pisang busuk di sini. Tadi juga barusan ada orang buang sampah di situ tuh," tutur Siti baru-baru ini.

Melihat kelakuan oknum orang yang membuang sampah sembarangan seperti itu, oleh anak Siti Arifah, dibuatlah poster peringatan. "Oleh anak saya itu dituliskan tentang peringatan dilarang buang sampah, kecuali monyet," tutur Siti.

Dipilihnya kata hewan monyet, menurut Siti, karena di sekitar Petilasan Sunan Kalijaga terdapat ratusan monyet yang masih aktif berkeliaran. Tak jarang, monyet-monyet tersebut berkeliaran sampai ke halaman depan situs yang letaknya dekat dengan jalan raya.Menurut Siti, seringnya sampah yang dibuang tersebut akan dimakan oleh para monyet.

"Orang lihatnya tuh monyetnya, orang turun dari motor atau mobil terus bawa makanan, monyetnya langsung menyerang ngambil makanan yang dikasih. Yang buang sampah di sini itu berbagai macam orang, apalagi sekarang lagi musim buah, dari mana-mana buangnya di sini, meski diawasin tapi tiba-tiba banyak saja sampahnya," tutur Siti.

Meski sudah dipasang poster peringatan, menurut Siti, masih ada saja orang yang membuang sampah sembarangan. Padahal, setiap sore, Siti dan anaknya, selalu menyapu area depan situs yang menjadi tempat orang buang sampah sembarangan.

"Tadi saja masih ada orang yang buang pisang di situ tuh, udah dikasih tahu jangan buang sampah sembarangan, capek nyapunya, tapi yah ada yang mendengar, ada yang nggak. Hampir setiap sore sekitar jam lima atau setengah enam itu saya sama anak yang bersihin," tutur Siti.

Tampak di sekitar poster peringatan, masih banyak sampah berserakan, dari mulai kulit pisang, jeruk, daun hingga sampah plastik. Tak hanya di bagian halaman situs, di sungai yang ada di area sekitar situs juga terlihat berbagai macam jenis sampah menumpuk.

Besar harapan Siti, agar ke depan orang bisa lebih sadar untuk tidak membuang sampah sembarangan lagi. Selain membuat monyet menjadi semakin liar, membuang sampah sembarang juga membuat area sekitar petilasan kotor.

"Pengenya si orang pada sadar, makanya ditaruh tulisan ini. Ini saja ditaruh kotak kebersihan, tetap saja nggak ada isinya,padahal setiap hari kita yang nyapuin," pungkas Siti.

Langkah Pemkot Bandung Usai Eks Sekda Ema Ditahan KPK

Kasus korupsi Bandung Smart City kini memasuki babak baru. KPK menetapkan mantan Sekda Kota Bandung Ema Sumarnasebagai tersangka dan langsung ditahan pada Kamis (26/9/2024) malam di Gedung Merah Putih, Jakarta.

Selain Ema Sumarna, KPK juga menahan Ahmad Nugraha dan Riantono selaku anggota DPRD Kota Bandung periode 2024-2029. Kemudian Ferry Cahyadi anggota DPRD Kota Bandung periode 2019-2024, serta Yudi Cahyadi yang sudah ditetapkan menjadi tersangka tapi tak datang saat pemeriksaan KPK.

Usai penahanan tersebut, Pj Wali Kota Bandung A Koswara memastikan pemerintahan yang dia pimpin akan terus berjalan. Pihaknya menyerahkan seluruh proses kasus ini ke KPK supaya bisa segera diselesaikan.

"Kami serahkan proses selanjutnya supaya bisa terselesaikan. Kita juga kalau prihatin mah prihatin yah, tapi karena pemerintahan mah sistem, jadi semua sudah teralokasikan dan masih berjalan," katanya saat ditemui usai rapat paripurna di DPRD Kota Bandung, Jumat (27/9/2024).

Sekedar diketahui, Ema Sumarna saat ini menjabat sebagai staf pelaksana di Bapelitbang Kota Bandung. Ema sudah mengundurkan diri setelah namanya tersangkut kasus korupsi Bandung Smart City.

Koswara mengatakan, sebagai antisipasi ke depan, Pemkot sudah menggandeng Kejari Kota Bandung, BPK hingga Korsupgah KPK untuk penguatan tata kelola pemerintahan. Langkah ini pihaknya lakukan supaya kasus serupa tidak terulang.

"Itu upaya-upaya kita, selain komitmen dengan seluruh perangkat di pemkot untuk menjunjung nilai-nilai integritas," pungkasnya.

(aau/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads