Google harus merogoh USD 2,7 miliar atau kisaran Rp 41 triliun untuk 'membawa pulang' mantan karyawannya, Noam Shazer. Kenapa pria itu bisa dianggap istimewa ?
Penyebab Google harus mengeluarkan kocek, karena Noam merupakan ilmuan jenius di bidang kecerdasan buatan atau AI.
Noam sebelumnya bekerja di Google sebagai software engineer pada tahun 2000. Setahun kemudian, Noam memutuskan untuk keluar dari Google karena idenya agar Google meluncurkan chatbot tak dikabulkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip detikINET dari NY Post, Noam dan Daniel kemudian mendirikan perusahaan AI sendiri bernama Character.AI. Perusahaan itu sukses besar dan tahun silam mencapai valuasi sekitar USD 1 miliar dan sekitar 20 juta pengguna aktif bulanan.
Baca juga: Saat ChatGPT Jadi Mak Comblang |
Nah bulan lalu, Google dan Character.AI mengumumkan bahwa Noam, Daniel dan beberapa karywan Character.AI akan bergabung dengan DeepMind, divisi AI Google.
Menurut Wall Street Journal, Google membayar USD 2,7 miliar atau sekitar Rp 41 triliun untuk lisensi teknologi Character.AI sekaligus membawa kembali Noam dan timnya. Kesepakatan lisensi itu memungkinkan Google untuk segera mengakses kekayaan intelektual Character.AI tanpa harus menunggu persetujuan regulasi yang diperlukan jika perusahaan tersebut dibeli.
Noam memang dipandang sangat berbakat di bidang AI. Eric Schmidt, mantan CEO Google, yakin ia mampu membangun model AI setara kecerdasan manusia. "Jika ada orang yang dapat saya pikirkan di dunia ini yang mungkin melakukannya, itu adalah dia," kata Schmidt.
Di 2017, Noam dan koleganya Daniel, bekerja sama membuat chatbot bernama Meena. Menurut Journal, Noam begitu yakin akan Meena sehingga ia meramal suatu hari nanti mesin pencari Google akan digantikannya. Namun, eksekutif Google menganggap terlalu berisiko untuk merilis Meena.
Baca juga: Saat Pria Jomblo Cari Istri Dibantu ChatGPT |
Google menunjuk Shazeer, yang meraup ratusan juta dolar dalam transaksi tersebut, untuk menjadi salah satu dari tiga orang yang akan memimpin upaya perusahaan untuk mengembangkan versi berikutnya dari Gemini, model AI dari Google yang dibuat untuk bersaing dengan rival seperti ChatGPT milik OpenAI.
Artikel ini telah tayang di detikInet
(fyk/yum)