Duka masih menyelimuti Dayanti (34) dan keluarga di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang. Ia tak henti meneteskan air mata sejak kepergian putra sulungnya, Muhammad Al Ikhsan (7), dalam sebuah kecelakaan tragis di rel kereta api pada Minggu, (22/9/2024).
Pagi itu, Ikhsan, seperti biasa, pamit kepada ibunya. Ia hanya ingin berlari pagi sambil bermain bersama sepupu tercintanya, Ted Alfarizi (7).
"Anak saya cuma pamit katanya mau lari (olah raga), sama Ted (sepupu korban), gak taunya pada main di rel setelah lari," kata dia, Selasa (24/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, takdir berkata lain. Kereta api Fajar Utama yang melintas di Kecamatan Kotabaru, merenggut nyawa Ikhsan dan tiga orang lainnya, termasuk Ted dan ibunya, Anita Andini (37). Mereka tak sempat menghindar dari laju kereta yang mendekat cepat. Selain mereka, seorang warga bernama Sahaman (63) yang berusaha menolong, turut menjadi korban.
Lokasi kejadian tersebut, menurut Dayanti, memang sering dijadikan tempat bermain oleh warga sekitar. "Iya tempat itu banyak orang main, kan nyeberang ke perumahan, ada taman di sana. Ngabuburit juga sering biasanya di sekitar situ," ucap Dayanti.
Ikhsan baru saja memulai babak baru dalam hidupnya. Ia baru masuk sekolah dasar, penuh semangat menjalani hari-hari di kelas satu. "Salah satu yang jadi korban anak saya, Ikhsan baru masuk sekolah kelas satu SD (sekolah dasar)," kata Dayanti.
Kini, Dayanti hanya bisa berusaha merelakan kepergian putra tercintanya. Dia mengenang sang anak merupakan sosok yang ceria dan sudah menantikan momen menjadi siswa.
"Saya kehilangan, tapi harus berusaha mengikhlaskan. Ikhsan baru masuk sekolah dia sedang semangat-semangatnya sekolah," pungkasnya.
(iqk/iqk)