Heboh Semburan Air Hitam Misterius di Aliran Sungai Citarum

Jabar Sepekan

Heboh Semburan Air Hitam Misterius di Aliran Sungai Citarum

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 22 Sep 2024 20:45 WIB
Tangkapan layar video viral semburan air hitam di Sungai Citarum Karawang.
Tangkapan layar video viral semburan air hitam di Sungai Citarum Karawang. Foto: Istimewa
Bandung -

Semburan air berwarna hitam pekat menodai aliran Sungai Citarum. Semburan air ini tentunya mengagetkan warga sekitar.

Semburan terjadi tepatnya di Desa Telukbuyung, Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang, pada Senin (16/9/2024). Video semburan lumpur itu kemudian viral di media sosial pada Selasa (17/9/2024) pagi, diduga peristiwa itu terjadi selama beberapa menit di aliran sungai Citarum tersebut.

Dari informasi yang dihimpun detikJabar, masyarakat sekitar sempat mengira jika peristiwa tersebut akibat pembuangan limbah industri dari salah satu pabrik. Namun Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang, Iwan Ridwan menegaskan peristiwa itu merupakan fenomena alam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Berdasarkan keterangan geolog dari Institut Teknologi Bandung (ITB), semburan tersebut lumpur dari aliran sungai itu diduga merupakan lumpur blow up, ini fenomena alam yang diakibatkan oleh tekanan gas bumi," kata Iwan saat dikonfirmasi detikJabar, Selasa (17/9/2024).

"Itu video kemarin yah, peristiwanya kemarin, semburan lumpur berlangsung antara 20-30 menit, biasanya penyebab fenomena ini adalah gas dangkal. Pelepasan gas ini bisa terjadi secara tiba-tiba dan semburannya akan berhenti setelah tekanan gas dari bawah permukaan bumi terlepas semua," lanjut dia.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, Iwan mengimbau warga di sekitar lokasi kejadian agar tidak menyalakan api karena berpotensi bahaya akibat tekanan gas yang belum stabil.

Terkait adanya dugaan bahwa aliran sungai Citarum di wilayah tersebut berubah warna hitam pekat akibat pencemaran limbah, Iwan menampiknya. Ia menjelaskan bahwa di wilayah tersebut tidak ada aktivitas industri.

"Jelas itu bukan limbah, kan di situ tidak ada aktivitas industri, kalau misal air hitam pekat karena industri pastinya sudah hitam sejak mengalir dari wilayah industri, tapi kan ini hanya di situ saja," pungkasnya.

Tak lama kemudian, DLHK Karawang langsung melakukan penyelidikan terkait hal tersebut. Berdasarkan temuan, disebutkan semburan air hitam tersebut merupakan lumpur atau lumpur blow up.

Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup DLHK Karawang, Meli mengatakan lokasi semburan tak hanya di satu titik Sungai Citarum.

"Semburan itu terjadi Minggu (15/9) sampai hari Senin (16/9) di beberapa titik di dua lokasi, setelah kami cek ke lokasi kemarin," kata Meli saat ditemui detikJabar, di Kantor DLHK Jalan Lingkar Tanjungpura, Kabupaten Karawang, Rabu (18/9/2024).

Ia mengungkapkan, lokasi semburan terjadi di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya dan Desa Telukbuyung Kecamatan Pakisjaya, Kabupaten Karawang. Kedua lokasi berada di aliran sungai Citarum.

"Kalau yang di Desa Segaran itu hanya ada satu titik, itu terjadi hari Minggu, tapi kalau yang di Desa Telukbuyung lebih dari 5 titik semburan, tapi tidak terlalu besar, dan terjadi secara berkala dari hari Minggu sampai Senin," kata dia.

Akibat semburan tersebut, air aliran sungai Citarum menghitam. Namun hal itu tetap dipastikan aman sebab aliran air berubah warna bukan karena pencemaran limbah industri.

"Iya hitamnya akibat semburan aja, bukan limbah yah. Jelas untuk aliran air aman, tapi sementara warga juga kami agar tidak menggunakan air sungai dahulu sebelum dipastikan hasil penelitian aman," imbuhnya.

Semburan lumpur itu, kata Meli, berdasarkan pengecekan Wasdal, serta ahli geologi merupakan fenomena pelepasan gas bumi dari permukaan dangkal. Namun bagi warga sekitar hal itu tidak aneh terjadi.

"Itu semburan gas bumi dari permukaaan dangkal, makanya kan ada bau gas nya saat semburan itu terjadi, ini bagi masyarakat setempat tidak aneh, karena kerap terjadi di wilayah tersebut," ungkap Meli.

Bahkan, kata Meli, wilayah tersebut diduga memiliki kandungan gas alam. Sebab warga sekitar tidak dapat menggali sumur karena selalu keluar bau gas bumi.

"Iya mungkin lokasi itu memiliki kandungan gas alam, masyarakat tidak aneh melihat kejaidan semburan lumpur itu, karena mengeluarkan bau yang sama pada saat mereka hendak menggali sumur untuk rumahnya," ujar dia.

Kendati demikian, Meli tetap mengimbau agar masyarakat tidak mendekati lokasi jika terdapat lagi semburan lumpur. "Kami imbau masyarakat untuk tidak mendekati lokasi, apa lagi menyalakan api, ketika semburan terjadi lagi, dan sekarang kita juga akan ke lokasi lagi untuk melaporkan perkembangan-perkembangan terkini," pungkasnya.

(aau/sud)


Hide Ads