Tidak banyak yang tahu dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, Kota Cimahi pernah dinobatkan sebagai daerah dengan penduduk terpadat di Jawa Barat, bahkan di Indonesia. Data itu dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019 lalu. Berikut 6 fakta Kota Cimahi sebagai daerah dengan penduduk terpadat di Indonesia:
Memiliki Lebih 15 Ribu Jiwa Per Kilometer
Sebagian besar wilayah Jawa Barat memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Dari 27 kabupaten kota, 16 di antaranya memiliki tingkat kepadatan penduduk lebih dari 1.000 jiwa/km2.
"Kota Cimahi merupakan daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia mencapai 15.443 jiwa (per kilometer)," tulis BPS berdasarkan e-book 'Provinsi Jawa Barat dalam Angka 2020' sebagaimana disitat detikcom, Sabtu (24/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kota Bandung ada diurutan kedua sebagai daerah dengan tingkat kepadatan penduduk kedua terbanyak dengan tingkat kepadatan mencapai 14.857 jiwa/km2.
Namun berdasarkan data BPS terbaru, pada 2023 jumlah penduduk di Kota Cimahi mencapai 572.519 jiwa.
Berpisah dengan Kabupaten Bandung
![]() |
Sebelum dilakukan pemekaran, Kota Cimahi masih menjadi bagian dari Kabupaten Bandung. Cimahi sempat ditetapkan sebagai kota administratif pada tahun 1976 dan akhirnya sebagai kota pada 21 Juni 2001.
Kota Cimahi sendiri memiliki tiga kecamatan yakni Kecamatan Cimahi Selatan, Cimahi Tengah dan Cimahi Utara. Cimahi juga memiliki 15 Kelurahan di antaranya, Cibeber, Cibereum, Lewigajah, Melong, Utama, Baros, Cigugur Tengah, Cimahi, Karang Mekar, Padasuka, Setiamanah, Cibabat, Cipageran, Citereup dan Pasirkaliki.
Dikenal Kota Militer
Sudah banyak yang tahu jika Kota Cimahi dijuluki sebagai kota militer, di mana di kota yang memiliki luas wilayah sekitar 40,47 km2 ini memiliki banyak markas tentara atau markas TNI.
Dari informasi yang dihimpun detikJabar di antaranya, Pusdikarmed, Pusdikpengmilum, SPI Pusdikif, Pusdikjas, Pusdikpal, Pusdikbekang, Pusdikpom, Pusdikhub, Brigade Infanteri 15/Kujang III, Pussenarhanud Kodiklatad, Pussenarmed Kodiklatad, Kiban Yonzipur 3/Macan Kumbang, Kodim 0609/Cimahi, Yonarmed 4/105 Parahyangan, Tepbek Cimahi, Koramil 0908/Cimahi Tengah, Koramil 0911/Cimahi Utara, Rumkit Tk. II Kesdam III/Siliwangi dan Kesdim Cimahi.
Tragedi TPA Leuwigajah
![]() |
Empat tahun berdiri sebagai kota, pada 21 Februari tahun 2005 terjadi longsoran sampah yang berada di TPA Leuwigajah yang menimbulkan banyak korban jiwa. Dalam kejadian itu, 150 orang dinyatakan tewas tertimbun longsoran sampah.
Gunungan sampah sepanjang 200 meter dengan tinggi 60 meter itu goyah karena diguyur hujan deras. Akumulasi gas metan dari tumpukan sampah meledak dan membuat gundukan sampah longsor bak ombak menerjang tubuh-tubuh pemulung malang.
Hingga kini, setiap Tanggal 21 Februari kerap diperingati Tragedi TPA Leuwigajah. Hal.itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan memberikan doa kepada para korban.
"Sekarang memang sudah agak berkurang kekhidmatan dari upacara peringatannya. Hanya kami warga yang kehilangan saudara yang masih peduli dengan upacara dan mendoakan arwah yang meninggal, kalau pemerintah tidak ada," kata Abah Widi saat ditemui di kediamannya, Rabu (19/2/2020).
Kampung Adat Cireundeu
![]() |
Meski berstatus kota, di Kota Cimahi ada juga kampung ada yang dinamai Kampung Adat Cireundeu. Kampung Adat ini memiliki segudang adat dan istiadat tersendiri dan saat ini dijadikan sebagai salah satu obyek wisata di Kota Cimahi.
Selain itu, Kampung Adat Cireundeu dikenal dengan tradisi warganya yang mengonsumsi singkong sebagai sumber karbohidrat yang bertahan sejak ratusan tahun silam.
Tradisi itu juga ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat.
Ada tradisi lain juga di Kampung Adat Cireundeu yang turut ditetapkan jadi WBTB yakni tradisi Tutup Taun Ngemban Taun 1 Sura.
"Tradisi itu harus terus dijaga masyarakat. Seperti tradisi makan rasi dan tutup taun yang ditetapkan jadi WBTB Jabar dan Indonesia. Itu jadi kebanggaan buat kita," kata Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar, Febiyani saat dikonfirmasi, Minggu (4/8/2024).
3 Wali Kota Terjerat Korupsi
Setelah dimekarkan dari Kabupaten Bandung, Kota Cimahi sudah dipimpin tiga wali kota di antara Itoc Tohija 2001-2006 dan 2006-2012, Ati Suharti Tochija 2012-2017 dan Ajay Muhammad Priatna 2017-2020.
Tiga tahun menjabat, Ajay terjerat korupsi, kepemimpinan Kota Cimahi lalu dilanjutkan wakilnya yakni Ngatiyana dari 2020-2022. Pada 2022-2023 Kota Cimahi dipimpin Pj Wali Kota Cimahi Dikdik Suranto Nugrahawan dan pada 2024 ini dipimpin Pj Wali Kota Cimahi Dicky Saromi.
Ajay terjerat kasus korupsi Rumah Sakit Kasih Bunda Cimahi. Dalam kasus ini KPK menyebutkan terjadi tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji oleh penyelenggara negara terkait perizinan.
Tak hanya Ajay, dua Wali Kota Cimahi lainnya juga terjerat korupsi di mana Wali Kota Cimahi yang sedang dijabat Atty Suharti Tochija terkena OTT KPK bersama suaminya yang merupakan mantan Wali Kota Cimahi Itoc Tohija dengan kasus suap proyek pembangunan tahap II Pasar Atas Cimahi yang menerima suap Rp 500 juta dari pengusaha.
(wip/iqk)