Sejumlah warga Kampung Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, memilih bertahan kala banjir melanda. Bahkan salah satu warga terpaksa harus tidur di sebuah saung yang berada di dekat kandang ayam.
Pantauan detikJabar, hampir seluruh pemukiman warga tersebut terendam banjir. Mereka nampak kesulitan untuk beraktivitas sehari-hari dan ada juga yang harus menerobos banjir dengan berjalan kaki.
Nampak kampung tersebut dihimpit oleh dua sungai besar, diantaranya sungai Cikapundung dan Citarum. Sehingga debit air sungai tersebut kerap masuk ke pemukiman warga. Beberapa warga yang rumahmya memiliki lantai dua bisa bertahan. Namun bagi warga yang tidak memiliki rumah terpaksa harus mengungsi hingga tidur berdekatan dengan kandang ayam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Saung yang ditiduri tersebut berada satu tempat dengan deretan kandang ayam. Mereka rela tidur di tempat tersebut karenakan rumahnya tidak memiliki dua lantai.
"Iya tidur di sini, sama kandang ayam. Enggak apa-apa yang penting bisa istirahat aja," ujar Ayun Yuningsih (50), warga RT 07 RW 10, saat ditemui detikJabar, Kamis (12/9/2024).
Ia mengaku jika rumahnya kebanjiran keluarganya memang kerap tidur di saung tersebut. Yakni Ayun, suami dan anak-anaknya.
"Kalau di sini penuh, suka ikut juga ke tetangga yang enggak kebanjiran," katanya.
![]() |
Ayun mengungkapkan tidak mempunyai pilihan lain selain tidur di saung tersebut. Pasalnya kediamannya kerap tergenang banjir dengan ketinggian satu sampai 1,2 meter.
"Iya gimana daripada tidur di banjir. Jadi kalau banjir pasti tidur di saung. Kalau enggak kebanjiran mah biar di rumah. Ya sekarang harus ke mana kan bingung," jelasnya.
Menurutnya tidur di saung tersebut adalah salah satu cara saat tidak adanya pengungsian. Biasanya beberapa tahun lalu warga sekitar kerap memakai lahan di pinggir jalan untuk pengungsian darurat.
"Jadi bikin panggung di rumah. Tidur ibu di sini, sekarang mah enggak ada pengungsian kayak dulu, sekarang enggak ada, pemerintah enggak ngasih itu, dari dulu juga enggak ngasih," ucapnya.
Ayun menjelaskan orang tuanya telah lama menempati kampung tersebut. Sehingga selama ia hidup pun kerap dilanda banjir
"Iya dari kecil ibu tinggal di sini. Cuma memang sekarang aga mendingan," bebernya.
Menurutnya air banjir kali ini telah terjadi sejak dua hari yang lalu. Kemudian air tersebut masuk lewat saluran air atau selokan yang mengarah ke sungai Cikapundung dan Citarum.
"Ini banjir dari kemarin. Pas hujan datang satu kali udah banjir, jadi udah dua hari sama sekarang. Kadang-kadang kalau hujannya besar di rumah 1 meter setengah, sekarang lagi se-lutut udah masuk, kalau yang sebelahnya mah udah dalam," kata Ayun.
![]() |
Ayun menambahkan surutnya air banjir di Kampungnya dibantu dengan adanya pompa air. Pompa tersebut akan menyedot air dari pemukiman warga ke kedua sungai tersebut.
"Iya paling surutnya dua hari atau lebih. Jadi agak lumayan sekarang mah. Semasa ada pompa jadi enggak lama, enggak terlalu besar. Jadi paling lama 2 hari surut. Tapi kalau datang lagi hujan, banjir lagi," pungkasnya.
(tya/tey)