Krisis air bersih yang melanda Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, semakin meluas akibat kemarau panjang. Hingga Jumat (6/9/2024), ratusan warga di Kampung Elos, Kecamatan Jamanis, menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Sumur-sumur yang menjadi sumber air utama di kampung ini telah mengering selama sebulan terakhir.
Karena situasi yang semakin mendesak, warga terpaksa memanfaatkan kubangan yang terbentuk di aliran sungai kering untuk mengambil air. Meski jaraknya hampir satu kilometer dari pemukiman, warga, terutama ibu-ibu rumah tangga, rela menempuh medan terjal demi membawa pulang satu ember atau jerigen kecil air bersih.
"Kami tiap hari ambil air di kubangan yang berada di aliran sungai yang sudah kering. Airnya jernih sih," kata salah satu warga Iah, Jumat (6/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam upaya mendapatkan air, para ibu ini bergiliran mengambil air dari kubangan. Meskipun terlihat jernih, kualitas air tersebut masih diragukan untuk dikonsumsi.
"Antre pak giliran juga. Kita ambil airnya juga bareng-bareng kan jauh juga. Pulang bareng juga. Naik turun ke sungai," ucap Iah.
Setidaknya 60 kepala keluarga, atau sekitar 200 jiwa, terpaksa harus bertahan dengan pasokan air yang minim di kampung ini. Kesulitan mereka semakin diperparah oleh harga air bersih yang tak terjangkau. Satu galon air bersih dijual seharga Rp 5.000, sementara kebutuhan sehari-hari mencapai 20 galon air.
"Kan kalau buat minum harus beli air galon harganya paling murah Rp 5 ribuan. Kalau buat kebutuhan mandi ini itumah 20 galonan sehari. Berapa coba kudu keluar uang. Makanya manfaatin ini aja," kata Iah.
Dengan kondisi yang semakin sulit, masyarakat Kampung Elos berharap pemerintah segera memberikan bantuan berupa pasokan air bersih agar mereka tidak semakin terjebak dalam krisis yang berkepanjangan.
(iqk/iqk)