Sebuah tembang kenangan berjudul 'Bintang Kehidupan' dilantunkan di salah satu ruangan yang dijadikan museum milik penyanyi lawas era 90-an, Nike Ardilla.
Lagu itu diputar di sebuah televisi yang ada di Museum Nike Ardilla. Meseum lady rocker ini di Kompleks Arya Graha, Jalan Aria Utama Nomor 5, Kelurahan Cipamokolan, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung.
Setelah lagu Bintang Kehidupan, lagu-lagu lainnya terus berputar di antaranya lagu berjudul Seberkas Sinar, Mama Aku Ingin Pulang, Duri Terlindung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Melihat Nike Ardilla Dalam Balutan Kenangan |
Masih di layar televisi itu, potongan film berjudul Nike Ardilla The Series yang diluncurkan tahun 2023 juga turut diputarkan. Dalam tayangan singkatnya, film itu mengisahkan perjalanan hidup lady rocker Indonesia itu.
detikJabar berkesempatan berbincang dengan Pengurus Museum Nike Ardilla, Alam Yudi yang tak lain adalah kakak kedua Nike Ardilla. Di awal perbincangannya, Alam mengisahkan sebelum pindah ke rumah nomor 05, rumah keluarganya ada di bagian depan kompleks, karena digunakan untuk jalan utama kompleks tersebut, rumah pun dipindahkan ke dalam kompleks.
"Awalnya terbentuk Museum Nike Ardilla ini permintaan dari fans di 100 hari Nike wafat," kata Alam kepada detikJabar, Jumat (23/8/2024).
Museum Nike Ardilla berdiri di sebuah rumah berlantai dua, lantai pertama digunakan ruangan keluarga dan dilantai kedua terbagi lagi menjadi dua bagian, di antaranya ruang museum dan kafe Nike Ardilla.
Bersama Alam, detikJabar kembali berkesempatan melihat koleksi Museum Nike Ardilla. Dialaminya terdapat barang-barang Nike Ardilla dari mulai pakaian, sepatu, sandal, aksesoris, album, kaset, CD, peringatan hitam, foto, piagam, piala dan lainnya.
Alam mengungkapkan barang-barang yang ada di dalam museum ini rata-rata sumbangan dari fans Nike Ardilla. Kala itu, pascakepergian almarhum, notabene koleksi barang-barang milik Nike Ardilla sudah dibagikan kepada sanak keluarga dan hal itu dilakukan berdasarkan anjuran agama Islam.
![]() |
"Koleksi Museum Nike Ardilla berkat support dari fans, karena peninggalan almarhum banyak yang tercecer. Bahkan menurut agama Islam, pakaian dan barang yang ditinggalkan almarhum harus dibagi, dan kita tidak terpikir untuk pembuatan museum, jadi kita bagikan," ungkapnya
"Setelah ini berdiri, kita kikuk nih, untuk menyusun kromosom foto dan baju kita kelabakan sebelumnya, berkat fans kita support dan bisa kita tampil jalan seperti sekarang," tambahnya.
Alam menjelaskan, tidak mudah untuk membuat dan memajang barang-barang yang pernah dimiliki Nike Ardilla. Meski demikian, berkat informasi dari banyak pihak akhirnya koleksi terkumpul dan pihaknya dapat membuat replika kamar Nike Ardilla yang dibuat semirip mungkin.
Tak hanya itu, koleksi Museum Nike Ardilla yang kerap membuat para fans terpukul saat berkunjung yakni melihat daun pintu mobil. Benda yang menjadi saksi kecelakaan maut di Jalan Riau atau LRRE Martadinata Bandung yang menewaskan Nike Ardila pada 19 Maret 1995.
"Paling jadi pionir duplikat kamar Nike Ardilla dan daun pintu mobil saat Nike Ardilla kecelakaan, dan banyak display di sini berasal dari sumbangan," jelasnya.
"Selain pakaian, sepatu dan aksesoris ada juga beberapa piagam penghargaan, serta peninggalan CD atau kaset yang disumbangkan oleh fans," tuturnya.
Tak hanya fans dari Indonesia, banyak koleksi Museum Nike Ardilla yang berasal dari kiriman warga negara asing (WNA). "Sampai yang beredar di Malaysia dan Singapura dikirim kesini," ucapnya.
(sud/sud)