Tidak Ada Ampun untuk Pelaku Perundungan di RSHS Bandung

Round-Up

Tidak Ada Ampun untuk Pelaku Perundungan di RSHS Bandung

Bima Bagaskara - detikJabar
Kamis, 22 Agu 2024 08:00 WIB
Ilustrasi bullying
Ilustrasi bullying (Foto: Thinkstock)
Bandung -

Kasus perundungan terhadap mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) sedang jadi sorotan publik. Di Bandung, kasus tersebut ditemukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).

Sebanyak 10 orang diketahui melakukan perundungan selama PPDS bedah saraf di RSHS. Dua diantaranya dijatuhi sanksi berat berupa pemutusan studi. RSHS sendiri berjanji menindak tegas pelaku perundungan.

"Saya kemarin sudah mengumpulkan semua PPDS dan semua sudah sepakat (tidak ada perundungan). Ancaman saya, saya keluarkan kalau ada pelanggaran berat. Yang berat itu mukul, pokoknya yang mencederai, gak ada lagi ampun dan semua sepakat bahwa hal itu tidak ada lagi," ucap Direktur Utama RSHS Rachim Dinata Marsidi, Rabu (21/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Rachim, RSHS dan Universitas Padjajaran telah melakukan penindakan terhadap pelaku perundungan. Saat ini diketahui, ada sekitar 1000 mahasiswa PPDS dari 22 prodi di rumah sakit tersebut.

Rachim menegaskan, RSHS sejak lama telah berkomitmen untuk mencegah adanya perundungan. Bahkan seluruh mahasiswa PPDS juga sudah menyatakan fakta integritas agar tidak melakukan bullying.

ADVERTISEMENT

"Sanksinya adalah keluar dari sini. Kalau saya keluarin sekolahnya keluar juga karena saya sudah sepakat dengan dekan bahwa tidak ada bullying di Hasan Sadikin," tegasnya.

"Dua orang PPDS dikembalikan ke fakultas dan itu hak saya. Dua itu sudah berproses jadi saya tinggal melanjutkan saja, tapi saya harus memberikan efek jera ke yang lainnya karena pelanggarannya berat," sambungnya.

Untuk memberi efek jera kepada pelaku perundungan, lanjut Rachim, RSHS tidak segan untuk membuat laporan ke kepolisian jika tindakan perundungan termasuk pada kategori berat.

"Disamping itu saya punya dosennya yang mengawasi mereka, mereka yang akan mengawasi mereka belajar. Akan dipantau ketat," pungkasnya.

(bba/iqk)


Hide Ads