Bendera merah putih raksasa berukuran 10x18 meter membentang di rongga Tebing Hawu, Kampung Cidadap, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Hampir seribu orang menengadahkan kepala menghormat bendera yang dikerek beberapa pemanjat tebing itu pada momen HUT ke-79 Republik Indonesia, Sabtu (17/8/2024).
Peserta upacara yang berasal dari satu desa itu berdiri di tanah lapang, tepat di seberang Tebing Hawu dengan jarak sekitar 1 kilometer. Dari tempat itu, bendera terlihat dengan jelas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upacara peringatan HUT RI di lokasi itu belakangan rutin digelar. Selain ikut memeriahkan suasana, ada tujuan lain yakni menyampaikan pesan penting menjaga lingkungan agar tak terus-terusan dirusak.
"Kalau (Tebing) Hawu ini salah satu ikon penting di Desa Padalarang, dan memang beberapa tahun belakangan kita rutin adakan upacara di sini," kata Ketua Forum Pemuda Peduli Karst Citatah (FP2KC), Deden Syarif Hidayat, usai pelaksanaan upacara, Sabtu (17/8/2024).
Penaikan bendera ke dinding tebing cukup sulit dilakukan. Salah satu kendalanya yakni embusan angin yang membuat bendera menjadi berat akibat dorongan angin dari rongga tebing setinggi 90 meter itu.
"Ada 20 pemanjat yang terlibat, kesulitan tentu karena angin kencang. Tapi semua berjalan aman, bendera bisa naik dengan ketinggian sekitar 70 meter," kata Deden.
Pembentangan bendera merah putih raksasa di Tebing Hawu sendiri bukan tanpa alasan. Ada harapan lain yang terkembang di balik kegiatan tersebut, terutama soal optimalisasi potensi daerah.
"Kami ingin juga mengenalkan potensi ekonomi berbasis wisata yang ramah alam dengan semangat merdeka dari kerusakan alam. Jadi bukan cuma masyarakatnya maju, tapi desanya juga," kata Deden.
Selain itu, keberadaan Tebing Hawu yang jadi bagian dari kawasan Karst Citatah, penting untuk perkembangan ilmu pengetahuan karena menyimpan keanekaragaman ekosistem dan budaya.
"Ini kawasan yang memiliki keunikan yang beragam, selain ekosistem juga termasuk budayanya, seperti gotong royong masyarakat di sini. Sehingga ini menjadi starting poin atau titik pemicu mudahan-mudahan yang lain mengikuti," tutur Deden.
(mso/mso)