Inovasi Tangani Bencana Ala Pemkab Bandung Lewat TiTaTu

Inovasi Tangani Bencana Ala Pemkab Bandung Lewat TiTaTu

Yuga Hassani - detikJabar
Rabu, 14 Agu 2024 22:30 WIB
Tampilan aplikasi TiTaTu.
Tampilan aplikasi TiTaTu. Foto: Yuga Hassani/detikJabar
Bandung -

Kontur wilayah Kabupaten Bandung memiliki dataran rendah hingga tinggi. Hal tersebut kerap berpotensi terjadinya berencana banjir, longsor, angin puting beliung, hingga gempa bumi.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melakukan inovasi dengan membuat sebuah aplikasi untuk mengantisipasi dan melaporkan jika terjadi bencana. Aplikasi tersebut diberi nama TiTaTu (Ditingali Didata Dibantu).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana mengatakan wilayah Kabupaten Bandung memiliki potensi bencana yang cukup tinggi. Sehingga bisa mengancam keselamatan masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi memang diperlukan langkah-langkah yang cepat, tepat, dan terkoordinasi dalam penanganan bencana di Kabupaten Bandung. Terutama dalam menghadapi situasi yang tidak terduga, kecepatan dalam merespons menjadi kunci utama," ujar Cakra kepada awak media, Rabu (14/8/2024).

Cakra menjelaskan, saat ini BPBD Kabupaten Bandung telah memiliki aplikasi sistem mengolah data informasi bencana. Kata dia, aplikasi tersebut dibuat sebagai langkah strategis untuk penanganan bencana.

ADVERTISEMENT

"Dengan adanya sistem (aplikasi) ini, kita berharap dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penanganan bencana. Mulai dari deteksi dini, penyebaran informasi, hingga pelaksanaan tindakan tanggap darurat," jelasnya.

Menurutnya adanya aplikasi tersebut bisa menjadi alat bantu bagi masyarakat. Kemudian bisa menjadi acuan bagi yang menangani bencana, seperti, TNI, Polri, Tim SAR, dan pemerintah.

"Dengan sistem yang terintegrasi dan daya yang akurat, kita dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana, sekaligus mempercepat pemulihan pasca bencana," ucapnya.

Cakra meminta seluruh elemen bisa memanfaatkan adanya aplikasi tersebut. Sehingga aplikasi tersebut bisa berguna bagi semuanya.

"Jangan sampai sistem ini hanya menjadi simbol tanpa ada implementasi nyata di lapangan. Mari kita gunakan sistem ini dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat dan keselamatan kita bersama," bebernya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama mengungkapkan, aplikasi tersebut digunakan untuk pengumpulan data secara realtime. Menurutnya data tersebut didapatkan dari hasil assement dilokasi bencana.

"Termasuk dari masyarakat yang dapat melaporkan kejadian langsung dari lokasi bencana. Data ini kemudian dianalisis untuk memberikan gambaran yang akurat mengenai situasi di lapangan," kata Uka.

Uka mengaku adanya aplikasi tersebut bisa menjadi penyebar informasi dengan cepat dan tepat. Kemudian semua data tersebut terintegrasi langsung dengan pemerintahan terkait.

"Baik melalui notifikasi di aplikasi, SMS, atau media sosial, informasi dapat segera diterima oleh tim respons dan masyarakat, sehingga tindakan cepat dapat segera diambil," tegasnya.

Dia menambahkan dalam aplikasi tersebut terdapat salah satu fitur peta atau zona rawan bencana. Kata dia, fitur tersebut akan terus dilakukan pembaharuan.

"Peta ini menjadi acuan penting dalam penanggulangan bencana, baik untuk perencanaan jangka panjang maupun untuk respons cepat saat bencana terjadi," pungkasnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads