Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan bakal lapor Presiden Joko Widodo soal program Citarum Harum.
Berdasarkan Perpres No.15/2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum, program itu bakal berjalan sampai tahun 2025 mendatang.
"Soal itu, nanti saya mau lapor presiden dulu apakah beliau mau diperpanjang atau bagaimana. Nanti kita lihat (hasil laporannya). Kalau lanjut, nanti di gubernur penanggungjawabnya," kata Luhut saat ditemui di kawasan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (10/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, jika melihat progres penanganan Sungai Citarum sampai saat ini, Luhut menilai program tersebut bisa dibilang berhasil. Sehingga Citarum Harum bakal direplikasi untuk menangani tujuh sungai di Jawa dan Bali.
"Tapi saya pikir ini (kondisi Sungai Citarum sekarang) kan dari dampak (keberhasilan Citarum Harum). Ini ada tujuh sungai lagi di Jawa dan Bali yang kita hantam dan bersihkan juga dengan program seperti ini," kata Luhut.
Awalnya, Luhut mengaku, sempat pesimis apakah program Citarum Harum yang dijalankan dalam kurun waktu tujuh tahun mampu memperbaiki kondisi Sungai Citarum yang tercemar berat.
"Dulu saya jalan di atasnya itu, di atas sungai itu karena sampah semua dan saya waktu itu terus terang agak pesimis tapi saya tidak tunjukkan. Tapi ternyata ya kita mengucap syukur hari ini sudah seperti ini (membaik)," kata Luhut.
Luhut menyebut berdasarkan laporan dari bawahannya yang melaksanakan program Citarum Harum, saat ini ikan sudah bisa hidup di aliran sungai terpanjang di Jawa Barat tersebut.
"Ikan-ikan sekarang bisa hidup dan mulai bisa ditebar, tapi kita enggak boleh berhenti. Jadi Tadi saya sudah bilang sama Pangdam (Siliwangi), tetap juga harus kencang kepada pabrik-pabrik yang membuang limbahnya kemana. Kalau ke sungai itu saya minta diingatkan, kalau enggak mau diingatkan tutup saja gitu," ujar Luhut.
(mso/mso)