Fosil yang Tersembunyi di 'Jantung' Greenland

Kabar Internasional

Fosil yang Tersembunyi di 'Jantung' Greenland

Rachmatunnisa - detikJabar
Kamis, 08 Agu 2024 23:31 WIB
ILULISSAT, GREENLAND - SEPTEMBER 02: A pedestrian walks as ice and icebergs float in Disko Bay on September 02, 2021 in Ilulissat, Greenland. Greenland in 2021 is experiencing one of its biggest ice-melt years in recorded history. Scientists studying the Greenland Ice Sheet observed rainfall on the highest point in Greenland for the first time ever this August. Researchers from Denmark estimated that in July of this year enough ice melted on the Greenland Ice Sheet to cover the entire state of Florida with two inches of water. The observations come on the heels of the recent United Nations report on global warming which stated that accelerating climate change is driving an increase in extreme weather events. (Photo by Mario Tama/Getty Images)
Es di Greenland terus mencair (Foto: Getty Images/Mario Tama).
Jakarta -

Sebelum diselimuti es, Greenland pada masa lalu adalah dataran hijau dipenuhi ragam tumbuhan dan pepohonan. Tak heran di kawasan itu banyak ditemukan banyak fosil tanaman di kawasan tersebut.

Bahkan para ilmuan menemukan sisa-sisa tanaman dan serangga di inti es sedalam 3 km yang diekstraksi dari jantung pulau tersebut. Temuan itu memberi bukti jelas sejauh ini bahwa hampir seluruh wilayah luas ini hijau dalam satu juta tahun terakhir atau pada periode saat tingkat karbon atmosfer jauh lebih rendah daripada saat ini.

Melansir detikInet, penelitian para ilmuan yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences, menunjukkan adanya potensi lebih besar kenaikan muka air laut global akibat iklim yang disebabkan manusia dibandingkan yang diperkirakan sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam penelitian tersebut, inti es yang diberi nama GISP2 dibor di tahun 1993. Meski batuan dan esnya telah dipelajari secara ekstensif, tak seorang pun terpikir untuk mencari fosil di dalam 'till' atau sedimen campuran di dasar. Hal itu karena hingga saat ini gagasan bahwa Greenland bebas es di masa lalu geologis tampak terlalu mengada-ada.

"Secara harfiah, kami melihat fosil tersebut dalam satu jam pertama, mungkin setengah jam, saat mengerjakannya," kata penulis utama Paul Bierman, profesor ilmu lingkungan di University of Vermont, dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.




(mso/mso)


Hide Ads