Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (1/8/2024). Mulai dari terbaliknya kapal nelayan di Sukabumi hingga 77 anak di Jabar rutin cuci darah.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Kapal Nelayan Terbalik-Patah Diterjang Ombak di Perairan Sukabumi
Detik-detik perahu atau Kapal Motor (KM) Barakuda terguling usai diterjang ombak viral di media sosial Facebook dan aplikasi perpesanan. Diketahui lokasi video tersebut berada di Perairan Mina Jaya, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilihat detikJabar dari video tersebut, di awal adegan terlihat perahu dalam keadaan menyamping di atas hempasan ombak yang datang secara beruntun. Tiba-tiba, perahu terlihat oleng dan terdengar suara mirip kayu yang patah, sesaat kemudian perahu tersebut hilang dari video.
"Barakuda, nangkub (terbalik)," kata suara diduga perekam dalam video tersebut seperti dilihat detikJabar, Kamis (1/8/2024).
Dikonfirmasi detikJabar, Kasat Polair Polres Sukabumi AKP Tenda Sukendar membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya peristiwa itu terjadi pada Kamis (1/8/2024) sekitar pukul 07.00 WIB. Tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut.
"Kejadian kecelakaan laut tenggelamnya perahu nelayan KM Barakuda sekitar pukul 07.00 WIB, di perairan Minajaya wilayah Hukum Polres Sukabumi," kata Tenda.
Saat kejadian, KM Barakuda dibawa oleh nakhoda bernama Ubir (40) warga setempat. "Peristiwa terjadi sekitar pukul 05.00 WIB perahu dinakhodai oleh Ubir bertolak dari TPI Minajaya Menuju perairan Minajaya Tengah untuk melakukan aktivitas tangkap ikan. Lalu Sekitar pukul 06.30 WIB perahu tersebut terkena gelombang besar yang menyebabkan perahu tersebut terbalik," ujar Tenda.
"Perahu tersebut terbelah akibat terjangan ombak, lalu tenggelam. Alhamdulillah nakhoda berhasil menyelamatkan diri dengan cara berenang ke pinggir dan ditolong oleh warga setempat," sambungnya.
Akibat kejadian itu pemilik perahu mengalami kerusakan parah, selain itu 1 unit mesin tempel jenis 15 PK, seperangkat alat tangkap ikan dan satu buah genset hilang. "Jumlah kerugian mencapai kurang lebih Rp 75 juta," pungkas Tenda.
Rasa Penasaran Konten Kreator soal Kerangka Anak-Ibu
Kematian Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24) ibu-anak yang ditemukan sudah jadi kerangka di kamar rumahnya ternyata mengundang penasaran orang-orang.
Kerangka Indah dan Elia ditemukan pada Senin (29/7/2024) oleh suami sekaligus ayah dua kerangka itu, MT yang saat ini masih berstatus saksi. Kabarnya saat itu MT hendak mengambil sesuatu dari rumah tersebut.
Tiga hari berlalu sejak temuan menggegerkan itu, rumah Indah dan Elia di Kompleks Tanimulya, RT 10/15, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) selalu didatangi orang-orang.
Mulai dari warga sekitar hingga yang sengaja datang dari luar kompleks demi melihat rumah berkelir ungu yang kondisinya sudah terbengkalai. Hingga kreator konten yang memanfaatkan kesempatan demi meraup keuntungan.
Seperti pada Kamis (1/8/2024), ada beberapa orang yang datang lalu pergi hanya demi mengabadikan rumah tersebut melalui kamera ponsel. Serta kreator konten yang menyempatkan live di lokasi tersebut.
"Ya tiap hari sejak penemuan kerangka itu selalu ada yang datang. Ada yang sengaja lihat rumahnya, jadi mereka tanya rumahnya yang mana. Terus yang bikin konten juga banyak," kata Umi Aisyah, warga setempat saat ditemui, Kamis (1/8/2024).
Mereka biasanya datang sendiri-sendiri tak bergerombol. Sebagai warga sekaligus tetangga pemilik rumah yang jadi kerangka, Umi mengaku kaget dengan penemuan tersebut.
"Ya kalau kita biasa saja sih, asal enggak mengganggu. Kalau soal penemuannya ya kaget pastinya, apalagi kan ini sudah jadi kerangka," kata Umi.
Ia mengatakan tak mengenal sosok keluarga tersebut, baik Indah, Elia, serta MT. Sebab mereka sudah lama tak terlihat apalagi ia belum terlalu lama tinggal di daerah tersebut.
"Saya baru pindah ke sini 2020, sebelumnya di RT sebelah. Ya kalau kenal enggak, cuma dari tetangga sebelahnya katanya kan jarang sosialisasi, padahal si ibunya itu dulu kerja di katering di sebelah rumah saya," kata Umi.
Saat ini, polisi masih menunggu hasil identifikasi kerangka ibu dan anak itu yang dilakukan tim dokter forensik Rumah Sakit Sartika Asih untuk mengungkap penyebab kematian keduanya.
Kebakaran Pabrik Tekstil di Dayeuhkolot Bandung
Sebuah pabrik tekstil atau kain di Jalan Raya Dayeuhkolot, Kelurahan atau Desa Pasawahan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, kebakaran, Kamis (1/8/2024) pagi sekitar pukul 09.30 WIB.
Pantauan detikJabar, terlihat asap menghitam keluar dari pabrik tersebut. Kemudian beberapa petugas Disdamkar Kabupaten Bandung terus mencoba memadamkan gamasnya api.
"Iya bener. Tadi kejadiannya sekitar jam setengah 10-an," ujar Kapolsek Dayeuhkolot, Kompol Suyatno, kepada detikJabar.
Suyatno menjelaskan peristiwa tersebut bermula saat adanya perbaikan mesin kain. Kemudian para pekerja sedang melakukan percobaan menyalakan mesin tersebut.
"Dari mesin itu juga ada olinya juga, ada pemanasnya juga, mungkin dari percikan pemanas itu kena oli, dari percikan itu ke tumpukan kain. Itu yang membuat percikan api," katanya.
Sementara itu, Kadisdamkar Kabupaten Bandung, Iman Irianto Sudjana mengungkapkan petugas langsung merapat ke lokasi kejadian saat menerima laporan.
"Command Center berkoordinasi dengan Tim Regu Pemadam Pos Baleendah dan Pos Mako Soreang. Kedua tim langsung meluncur dengan kekuatan 15 personil ke lokasi kebakaran," kata Iman, kepada detikJabar.
Iman menjelaskan timnya terus berjibaku berupaya memadamkan api. Pasalnya pabrik tersebut merupakan produksi kain. "Tim regu Pos Baleendah dan Mako Soreang berjibaku pemadaman kebakaran dan Tim Rescue Mako Soreang berusaha penyelamatan aset yang belum terbakar," ucapnya.
Menurutnya tak berselang lama api berhasil ditaklukkan. Kemudian saat ini petugas tengah melakukan pendinginan. "Alhamdulillah api padam sekitar jam 10an. Sekarang sedang dalam tahap pendinginan," pungkasnya.
Dugaan Jaksa soal Pemerasan di ULP Kota Bandung
Kejaksaan Negeri Kota Bandung sedang membidik kasus dugaan pengaturan proyek lelang pekerjaan di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Bandung. Dari hasil pemeriksaan, Korps Adhyaksa mensinyalir ada upaya pemerasan yang dilakukan oknum pegawai terhadap calon peserta lelang.
Sebagaimana diketahui, Kejari telah menggeledah kantor ULP Kota Bandung pada Rabu (10/7/2024) sejak pukul 11.00 WIB hingga pukul 17.30 WIB. Dari hasil penggeledahan tersebut, Kejari menyita sejumlah dokumen, laptop hingga HP milik anggota Pokja ULP berinisial R dan R.
Kasi Intel Kejari Kota Bandung Wawan Setiawan mengatakan, hingga sekarang, sudah ada 12 saksi yang diperiksa kejaksaan. Hasilnya, penyelidik menemukan unsur dugaan pemerasan bermodus kewajian pembelian data mulai dari rancangan anggaran belanja (RAB), hingga harga perkiraan sendiri (HPS) bagi calon peserta lelang.
"Kami telah mengambil data rekening koran di bank terkait dugaan pemerasan yang terjadi di Kantor ULP Kota Bandung," katanya saat dihubungi, Kamis (1/8/2024).
Informasi yang diperoleh, 12 saksi yang diperiksa terdiri dari 5 pegawai ULP Kota Bandung dan 7 pengusaha yang merupakan calon peserta lelang. Untuk mendapatkan data yang disediakan, pengusaha harus mengeluarkan kocek Rp 5 juta hingga 10 juta.
Wawan membeberkan, Kejari Kota Bandung akan melanjutkan pemeriksaan saksi pada pekan depan. "Penyelidikan masih berjalan," pungkasnya. "Penyelidikan masih berjalan," pungkasnya.
77 Anak di Jabar Rutin Cuci Darah
Anak-anak yang menjalani cuci darah akibat penyakit ginjal jadi perhatian publik. Di Jawa Barat sendiri, tercatat ada 77 anak yang rutin melakukan cuci darah atau prosedur hemodialisis.
Hal tersebut diungkap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jabar Rochady Hendra Setya. Dia menyebut, di tahun 2024 ini sudah ada 77 kasus cuci darah yang melibatkan anak-anak mulai usia 0 hingga 15 tahun karena berbagai faktor penyebabnya.
Sementara di tahun 2023 lalu, jumlah anak yang rutin cuci darah mencapai 125 anak.
"Kasus anak yang perlu di hemodialisis di Jawa Barat tahun 2023 sekitar 125 anak, dan 2024 sampai Juli tercatat 77 anak," kata Rochady saat dihubungi, Kamis (1/8/2024).
Dari data itu, Rochady menyebut anak-anak yang melakukan cuci darah berasal dari berbagai daerah di rumah sakit rujukan, salah satunya di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).
Lebih lanjut, Rochady menyebut, hemodialisis merupakan tindakan medis yang dilakukan bagi pasien yang mengalami penyakit ginjal, baik itu akut maupun kronis sehingga memerlukan tindakan cuci darah.
"Jadi misalnya perlu kayak hemodialisis tapi ada gagal ginjal yang memang sudah bertahun-tahun, dia harus diterapi ya itu yang gagal ginjal akut," ujarnya.
Rochady juga mengungkapkan, penyakit ginjal bisa disebabkan karena berbagai hal, salah satunya adalah efek samping obat tertentu, dampak dari dehidrasi hebat hingga mengkonsumsi makanan dan minuman dengan gula berlebih.
"Efek samping dari penyakit gula pada anak atau diabetes melitus pada anak ini ujung-ujungnya akan ada kerusakan ginjal. Nah nanti kerusakan ginjal ini yang akhirnya anak itu perlu Hemodialisis atau tidak," tuturnya.
Terpisah, Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin mengharapkan Kementerian Kesehatan untuk lebih ketat lagi meminta produsen makanan dan minuman kemasan untuk mencantumkan kadar kandungan di semua produk.
Sebab saat ini, informasi soal kandungan tersebut masih belum mudah dicerna oleh masyarakat luas.
"Saya berharap Kemenkes segera menerapkan penandaan pada makanan dan minuman kemasan terkait kandungan gula, garam, dan lemak supaya memberikan kepastian pada masyarakat terutama menyikapi tingginya kasus anak cuci darah," ujar Bey.
(bba/mso)