Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA Dihapuskan, Ini 3 Alasannya

Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA Dihapuskan, Ini 3 Alasannya

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 21 Jul 2024 06:00 WIB
Siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/4/2019). Pelaksanaan UNBK SMA dan Madrasah Aliyah (MA) di daerah pascabencana tersebut berjalan lancar dan pihak Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah juga menghimbau dan berupaya agar seluruh siswa peserta ujian melaksanakan UNBK pada tempat yang layak atau tidak pada tenda maupun kelas darurat. ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/wsj.
Ilustrasi siswa SMA (Foto: ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)
Bandung -

Kabar tentang penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA mengemuka pada awal tahun ajaran baru 2024/2025. Kebijakan ini diambil sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka di berbagai SMA, MA, dan sekolah yang sederajat. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Anindito Aditomo, memberikan penjelasan.

Berikut ini alasan penghapusan jurusan IPA, IPS dan Bahasa seperti dikutip dari detikEdu.

1. Persiapan Studi Lanjut dan Karier

Nino menjelaskan bahwa kebijakan ini dilakukan agar murid bisa lebih fokus membangun basis pengetahuan yang relevan dengan minat dan rencana studi lanjutnya.

"Murid kelas 11 dan 12 SMA yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka kini dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, kemampuan, dan aspirasi studi lanjut atau kariernya," kata Nino pada detikEdu, Kamis (18/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai contoh, murid yang ingin berkuliah di program studi teknik bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran Matematika Tingkat Lanjut dan Fisika, tanpa harus mengambil mata pelajaran Biologi. Sementara itu, murid yang ingin kuliah di program studi kedokteran bisa menggunakan jam pelajaran pilihan untuk mata pelajaran Biologi dan Kimia, tanpa harus mengambil mata pelajaran Matematika Tingkat Lanjut.

"Persiapan yang lebih terfokus dan mendalam ini sulit dilakukan jika murid masih dikelompokkan ke dalam jurusan IPA, IPS, dan Bahasa," kata Nino.

ADVERTISEMENT

2. Hapus Privilese Jurusan IPA

Nino juga menjelaskan adanya privilese pada jurusan IPA. Sebelumnya, siswa jurusan IPA mendapat privilese lebih dalam memilih program studi di perguruan tinggi.

"Yang terjadi ketika ada pembagian jurusan adalah sebagian besar murid memilih jurusan IPA. Hal ini belum tentu dilakukan berdasarkan refleksi tentang bakat, minat, dan rencana kariernya, melainkan karena jurusan IPA diberi privilese lebih dalam memilih program studi di perguruan tinggi," terangnya.

"Dengan menghapus penjurusan di SMA, Kurikulum Merdeka mendorong murid untuk melakukan eksplorasi dan refleksi minat, bakat, dan aspirasi karier, serta memberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran pilihan secara lebih fleksibel sesuai rencana tersebut," imbuhnya.

3. Sejalan dengan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi

Penghapusan jurusan di SMA juga bertujuan menghapus diskriminasi terhadap murid jurusan selain IPA dalam seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru. Semua lulusan SMA dan SMK Kurikulum Merdeka dapat melamar ke semua program studi melalui jalur tes, tanpa dibatasi oleh jurusan mereka ketika SMA atau SMK.

"Pada tahun ajaran 2024 saat ini, tingkat penerapan Kurikulum Merdeka sudah mencapai 90-95% untuk SD, SMP, dan SMA/SMK," pungkas Nino.

Penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA merupakan langkah strategis dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Dengan kebijakan ini, diharapkan murid dapat lebih fokus mempersiapkan diri sesuai minat, bakat, dan rencana karier mereka, tanpa terbatasi oleh pembagian jurusan yang konvensional. Selain itu, kebijakan ini juga menghapus diskriminasi dalam seleksi masuk perguruan tinggi, memberikan kesempatan yang lebih adil bagi semua murid.




(tya/tey)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads