CT ARSA Fasilitasi Pemeriksaan Gigi dan Mulut 215 Anak di LPKA Bandung

CT ARSA Fasilitasi Pemeriksaan Gigi dan Mulut 215 Anak di LPKA Bandung

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Sabtu, 20 Jul 2024 13:30 WIB
CT Arsa.
Anak binaan di LPKA Kota Bandung saat diperiksa gigi dan mulut. (Foto: Anindya Aurellia Devi/detikJabar)
Bandung - CT ARSA Foundation bekerja sama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Bandung dan Komunitas Decoulovers Bandung, menggelar bakti sosial dengan tema "Kreativitas dan Kesehatan untuk masa depan Gemilang" di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kota Bandung.

Sebanyak 215 anak binaan LKPA mendapat pemeriksaan dan perawatan kesehatan umum, kulit, gigi dan mulut. Mereka juga ikut dalam kegiatan crafting. Ratusan anak tersebut dibagi menjadi tiga kelompok, untuk masing-masing mengikuti setiap kegiatannya.

Anak-anak yang berhadapan dengan hukum itu, diperiksa oleh lebih dari 30 dokter umum, kulit, dan gigi dari PDGI Bandung dan Sahabat Anak. Agenda tersebut sekaligus dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional 23 Juli 2024 dan Hari Pengayoman ke-79.

"Saya mengucapkan sangat terima kasih dan apresiasi pada PDGI dan CT ARSA. Kegiatan ini sangat kami butuhkan, sebab dalam standar kita itu ada dokter dan dokter gigi yang dibutuhkan, apalgi di LPKA. Ini juga bertepatan dengan Hari Anak Nasional, ada kerjasama kegiatan baksos ini sangat bagus," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Jabar Robianto, Sabtu (20/7/2024).

Ia mengatakan, masih banyak program ke depan yang ingin digalakkan oleh Kemenkumham Jabar. Menurutnya, program yang berkaitan dengan kesehatan sangat penting untuk memerhatikan kesejahteraan anggota lapas.

"Harapannya bukan hanya sekedar di Hari Anak, tapi juga hari berikutnya boleh dilakukan. Untuk program baru, saya pengennya ada program Dokter Masuk Lapas. Itu di Rutan kan sebetulnya ada beberapa dokter, tapi ingin ada program baru yakni pengobatan gratis," harap Robianto.

Sementara itu Ketua PDGI Bandung, drg Eko Rotary Nurtito mengungkap bahwa banyak ditemukan keluhan gigi dan mulut pada anak-anak LPKA. Maka dalam kunjungan sehari pemeriksaan ini, dilakukan dengan optimal seperti pengobatan sederhana dan ekstraksi atau pencabutan.

Titik pemeriksaan dan pengobatan dilakukan di Poliklinik LPKA, mobil operasional pengobatan gigi milik CT ARSA, serta mobil operasional pengobatan gigi milik RSKGM Kota Bandung.

"Hari ini membawa misi Indonesia bebas karies 2030, serta misi besarnya mempersiapkan Indonesia Emas 2045. Kegiatan ini memberi pelayanan masyarakat yang biasanya hanya ke anak di SD, daerah terpencil, kesempatan ini merambag ke lapas. Kita juga ikut memperhatikan di LPKA bagaimana kesehatan gigi dan mulutnya," ucap drg Eko.

Ia berharap, anak-anak dengan rentang usia 14-20 tahun itu setelah keluar dari Lapas bisa membawa kesan lebih sehat dan bekal yang lebih baik.

Maka kegiatan hari ini, tidak hanya pemeriksaan gigi dan mulut, tapi juga pembekalan kreatifitas dan handy craft. Setelah diperiksa kesehatannya, mereka diarahkan untuk membuat kesenian bersama yakni mengecat dan menghias pajangan dinding dari talenan cilik.

"Diharapkan nanti ada kegiatan yang relatif lebih sering dan rutin terutama di LPKA. Supaya nanti tidak hanya kunjungan dokter dan dokter yang melayani di lapas lebih banyak," lanjutnya.

CT Arsa.General Manager CT ARSA Foundation, Gatut Mukti Wirawan. (Foto: Anindya Aurellia Devi/detikJabar)

Di lain sisi, General Manager CT ARSA Foundation, Gatut Mukti Wirawan menceritakan misi mulia ini digagas oleh Ketua Yayasan CT ARSA Foundation, Anita Ratnasari Tanjung yang juga bergelar dokter gigi. Ia pun berharap agar kerja sama serupa dapat terus berlanjut, kegiatan secara rutin dilaksanakan dan menjadi peluang untuk mewujudkan misi CT ARSA, menutus mata rantai kemiskinan.

"Hari ini sangat luar biasa, karena Bu Anita itu juga dokter gigi, beliau sebetulnya sangat ingin hadir namun belum sempat. Sebab kegiatan di Lapas ini kan belum pernah dilakukan, biasanya Lapas itu tertutup. Tapi alhamdulillah kami bisa hadir di LKPA, ini adalah bentuk kepedulian Bu Anita di hari anak ini," ucap Gatut.

"Kami bersyukur dalam kolaborasi memeriksa kesehatan gigi dan mulut anak-anak, karena mulut itu tempat pertama kali masuk makanan. Kalau sudah diperiksa, pasti mereka akan lebih tertib sehingga kesehatannya terjaga," lanjutnya.

Program ke depan, Gatut mengungkap CT ARSA akan terus konsisten memberikan bantuan sampai ke pelosok wilayah di Indonesia. Salah satunya yakni program Guru Pijar, yang menempatkan guru satu tahun di pelosok-pelosok daerah Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Padang, Palembang, Cianjur, dan lainnya.

"Kemudian juga 5 Rumah Inspirasi yang tersebar di Indonesia. Di dalamnya menjadi wadah untuk kegiatan positif seperti Posyandu, sekolah, dan menjadi percontohan untuk Kampung ARSA. Itu adalah program membangkitkan ekonomi masyarakat jadi ibu-ibu didorong produktif dengan difasilitasi kebun hidroponik, kemudian Mobil Literasi untuk pondasi anak-anak menuju Indonesia Emas," ucapnya menjelaskan. (aau/orb)



Hide Ads