Siswa Pangandaran Keracunan Saat MPLS Bertambah Jadi 66 Orang

Siswa Pangandaran Keracunan Saat MPLS Bertambah Jadi 66 Orang

Aldi Nur Fadilah - detikJabar
Sabtu, 20 Jul 2024 09:06 WIB
Korban keracunan makanan di SMA Pangandaran bertambah
Korban keracunan makanan di SMA Pangandaran bertambah. (Foto: Aldi Nur Fadillah/detikJabar)
Pangandaran -

Korban keracunan di SMA Negeri 1 Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, terus bertambah. Pada Jumat (19/7/2024) malam, pukul 22.00 WIB tercatat ada 66 orang yang alami keracunan. Siswa yang diduga keracunan makanan saat MPLS itu kini di rawat di Puskesmas Padaherang, Mangunjaya, dan beberapa klinik.

Kepala Cabang Dinas (KCD) Wilayah XIII Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Widhy Kurniatun mengatakan, hasil pemeriksaan laboratorium, trombosit para korban berada di atas standar. Artinya terdapat bakteri di dalam tubuhnya. Namun, untuk penyebab pastinya dia memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Untuk hasil lab nya belum keluar jadi belum bisa memastikan bahwa ini keracunan atau tidak. Kita tunggu hasil labnya apa nanti," kata Widhy, Sabtu (20/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah malam tadi para pasien dilakukan suntik anti bakteri. Mudah-mudahan dengan penanganan medis yang cepat siswa siswi pun akan segara membaik," sambungnya..

Widhy mengatakan para siswa mengikuti kegiatan kepramukaan pada Kamis (18/7/2024). Saat itu korban diberi makanan dan mengeluhkan beberapa kondisi keesokan harinya.

ADVERTISEMENT

"Kami dari KCD akan terus memantau perkembangan lebih lanjut, sambil menunggu hasil dari laboratorium," katanya.

Sementara itu Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata meminta pihak sekolah dan tenaga kesehatan dari Puskesmas segera melakukan pengobatan dan penanganan.

"Yang terpenting saat ini dengan cepat dalam hal penanganannya, dari segi obat yang tidak ada akan segera untuk di siapkan, ada empat obat yang diperlukan saat ini," kata Jeje.

Jeje menyebutkan, menyerahkan sepenuhnya kepada nakes yang menangani para siswa yang diduga mengalami keracunan.

"Meskipun belum ada hasil, karena ini terjadinya massal kemungkinan diduga keracunan, namun kita lihat hasilnya nanti saja apa, itu ada pada pihak medis," ucapnya.

(iqk/iqk)


Hide Ads