Matahari nampaknya sedang tidak baik-baik saja. Pasalnya secara tiba-tiba, Matahari mengeluarkan semburan kelas X atau semburan terkuat.
Melansir detikINET, suar dari bintik Matahari AR3738 terjadi pada Sabtu (13/7) pukul 10.34 malam EDT (atau Minggu 14/7 09.34 pagi WIB). Fenomena itu ditangkap oleh Solar Dynamics Observatory milik NASA.
Sayangnya bagi para pemburu aurora, suar berumur pendek ini tidak menghasilkan lontaran massa koronal (cornal mass ejection/CME), yakni lontaran plasma dan medan magnet dalam jumlah besar dari Matahari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahli fisika surya Keith Strong telah mengawasi tanda-tanda CME dari letusan baru-baru ini. Namun berdasarkan unggahannya di X atau Twitter baru-baru ini, "Tidak mungkin ada aktivitas geomagnetik akibat aktivitas Matahari yang tinggi."
Namun, flare tersebut menyebabkan pemadaman sinyal radio gelombang pendek di seluruh Australia, Asia Tenggara, dan Jepang tak lama setelah letusan. Pemadaman ini umum terjadi setelah flare Matahari yang kuat karena semburan sinar-X yang intens dan radiasi ultraviolet ekstrem yang dipancarkan selama peristiwa ini.
Baca juga: Urine Astronaut Bakal Bisa Jadi Air Minum |
Radiasi dari semburan Matahari bergerak ke Bumi dengan kecepatan cahaya dan mengionisasi (mengisi daya listrik) atmosfer bagian atas saat tiba. Ionisasi ini menciptakan lingkungan yang lebih padat agar sinyal radio gelombang pendek frekuensi tinggi dapat melewatinya, untuk memfasilitasi komunikasi jarak jauh.
Artikel ini sudah tayang di detikINET, baca selengkapnya di sini.
(mso/mso)