Peta politik Pilgub Jawa Barat (Jabar) hingga sekarang memang masih samar-samar. Persaingan untuk memperebutkan kursi orang nomor satu di Tanah Pasundan pun masih berpusat di dua poros besar, yaitu petahana Ridwan Kamil melawan Dedi Mulyadi.
Meski partai tempat keduanya bernaung belum secara resmi melakukan deklarasi, tapi peluang RK akan berhadapan dengan Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar terbuka lebar. Dedi Mulyadi bahkan memberikan sinyal tak gentar jika harus head to head dengan RK di Pilkada mendatang.
"Kan kita ini berpolitik untuk kepentingan rakyat, kita ini kan melakukan sesuatu untuk kepentingan publik. Kita tidak akan mau membicarakan pihak lain yang memiliki kepentingan yang sama," kata Dedi Mulyadi saat berbincang dengan awak media di Bandung, Selasa (9/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan ini Dedi Mulyadi lontarkan dalam menjawab pertanyaan wartawan mengenai peluangnya di Pilgub Jabar. Sebab diketahui, Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang menjadi koalisi pengusung pasangan Prabowo-Gibran, memberikan sinyal akan tetap Bersatu di Pilgub Jabar.
Meski peluangnya terbuka lebar dan sejumlah elit politik sudah memberikan sinyal, Gerindra maupun Golkar belum memberikan kepastian untuk nasib RK dan Dedi Mulyadi. Tapi ternyata, Dedi tak mau ambil pusing dengan kondisi itu, termasuk kemungkinan nama RK yang akan diusung KIM di Pilgub Jabar mendatang.
"Ya sudah aja, mari kita sama-sama berbuat kebaikan bagi masyarakat. Dan kemudian juga kita tidak akan terpengaruh oleh partai atau orang yang dianggap akan menjadi mitra bertanding kita, kita tidak ada masalah tentang itu," tegasnya.
Dalam survei yang baru saja dirilis Indikator Politik Indonesia, elektabilitas RK dan Dedi Mulyadi masih yang terkuat di Pilgub Jabar. Jika keduanya head to head, elektabilitas RK mencapai 55,1 persen, sementara Dedi Mulyadi 38 persen.
"Tren elektabilitas yang saya alami hari ini, itu menunjukan adanya harapan publik. Harapan publik itu lahir dari aktivitas sosial yang saya lakukan. Bagi saya, itu sudah alhamdullilah. Saya kan sekarang bukan anggota DPR, bukan komisaris, saya hanya warga biasa yang ingin memberikan kontribusi pada kehidupan sosial masyarakat," pungkasnya.
(ral/dir)