Warga Kabupaten Bandung Barat (KBB) menuangkan kekecewaannya di media sosial terkait 'menghilangnya' Jembatan Alfian, di Batujajar dan Cililin.
Jembatan yang dulu bernama Jembalas itu diperintahkan untuk dibongkar, lantaran dinilai menghambat aliran sungai yang di atasnya mengapung 'pulau sampah'.
Padahal jembatan yang menghubungkan Kecamatan Batujajar dengan Kecamatan Cililin, Bandung Barat itu keberadaannya sangat dibutuhkan warga. Terutama mereka yang menggunakan sepeda motor, bisa memangkas jarak dan waktu tempuh melalui jembatan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan saya setiap hari lewat jembatan itu, tapi karena sekarang sudah dibongkar terpaksa mutar lewat jembatan BBS baru," kata Aas, pengendara asal Cililin, saat dikonfirmasi, Senin (1/7/2024).
Warga lainnya, Rani, juga mengatakan jika ia biasa pulang pergi bekerja ke Bandung dari Cililin melewati jembatan tersebut. Meskipun harus membayar, namun setidaknya bisa menghindari kemacetan di pagi hari.
"Ya enggak apa-apa bayar, tapi kan lebih cepat terus enggak terjebak macet di Cihampelas, Cililin. Kalau sekarang lewat jalan utama, jadi perjalanannya lebih lama," kata Rani.
Jembatan Alfian sendiri dibangun di atas aliran Sungai Citarum. Panjang jembatannya mencapai 520 meter dengan lebar 2,5 meter. Konstruksinya menggunakan balok dan papan kayu.
"Banyak warga yang akhirnya kaget karena sekarang jembatannya sudah enggak ada. Warga juga mengeluhkan perjalannya jadi jauh," kata Cecep Sumanta, pengelola Jembalas.
Saat jembatan tersebut masih berdiri, Ahmad menyebut ia dan pengelola Jembatan Alfian lainnya juga rutin membantu pembersihan sampah yang mengapung di Sungai Citarum.
"Kita juga suka bersih-bersih, termasuk kalau sungainya kering. Makanya agak kecewa juga jembatannya dibongkar, padahal sangat diperlukan oleh masyarakat," tutur Cecep.
(sud/sud)