Namanya Atala Rafisa atau karib disapa Atala. Siswi Kelas XI SLB Negeri Cicendo Kota Bandung ini piawai membuat desain logo. Bukan logo pada umumnya, karena Atala merupakan disabilitas rungu dan wicara, dia bisa membuat logo berbasis bahasa isyarat.
Meski Atala merupakan seorang disabilitas, dia mampu berbicara secara verbal meski harus dituntun gurunya. Kepada detikJabar, Atala mengatakan jika dia bisa belajar desain grafis sendiri dengan cara melihat di YouTube dan platform lainnya.
"Saya belajar sendiri, otodidak," kata Atala singkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atala mengaku, jika desain logo yang dia buat dilombakan dan dijual di marketplace. "Pernah ikut Komik Street juara 3 Nasional, juara 1 juga tingkat Kota Bandung," ucap Atala.
Kepada detikJabar, Atala memiliki ciita-cita menjadi seorang disain grafis dan ingin berkuliah di Jurusan DKV yang ada di perguruan tertinggi di Bandung. "Saya mau kuliah ke ITB, UPI atau Telkom University," tambah Atala.
Ibu Atala, Puri Nurahmah mengatakan, di balik keterbatasan anaknya, Atala merupakan anak yang mandiri dan semangat dalam belajar. "Belajar seperti biasa saja, kaya anak pada umumnya ya. Dalam belajar naik turun, kadang ada malesnya, cuman kalau ada kemauan pasti mau berusaha, semangat," ujarnya.
"Otodidak dia belajarnya, belajar sendiri, dari kecil bakat gambarnya memang tinggi," tambahnya.
Puri mengaku, dia tak patah semangat menemani Tala demi menuai kesuksesan di masa mendatang. "Dia spesial, harus lebih keras dari pada yang lain, saya selalu dukung apa yang dia suka, jadi hobi dia, dia sudah seperti anak pada umumnya, dia spesial tapi saya anggap sudah pada umumnya," tambahnya.
Terpisah Wakasek Humas SLB Negeri Cicendo Bandung Rina mengatakan, Tala piawai membuat sebuah logo. Logo yang dibuat bukan logo biasa.
"Dia menggambar logo, punya brand sendiri, membuat logo yang memang bisa dipahami bahasa isyaratnya. Logonya ini ada bahasa isyaratnya misal logo I Love You, itu ada bahasa isyaratnya, logonya dijual juga di marketplace," ujar Rina.
Selain itu menurut Rina, logo berbasis bahasa isyarat yang dibuat Tala sudah didaftarkan ke HKI kan di Kemenkum HAM
"Kita dorong, jadi dia bisa, dukungan orang tua juga ngaruh. Tala verbalnya lebih jelas, aktif anaknya, tapi dia harus membutuhkan waktu sendiri, dia prestasinya juga sudah banyak, pernah juga ke Jepang untuk main angklung," pungkasnya.
(wip/orb)