APTISI Jabar Soroti Penerimaan Mahasiswa Baru di PTN

APTISI Jabar Soroti Penerimaan Mahasiswa Baru di PTN

Oris Riswan Budiana - detikJabar
Rabu, 19 Jun 2024 20:08 WIB
Graduation hat with degree paper on a stack of book against blurred background
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/leolintang)
Bandung -

Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Jabar menyoroti proses penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN) dilaksanakan secara bergelombang. Sebab hal itu bisa berdampak negatif bagi perguruan tinggi swasta (PTS).

"APTISI setuju lah dengan jalur mandiri, tapi jangan sampai bergelombang-gelombang seperti sekarang. Artinya beri kesempatan PTS merekrut juga mahasiswa baru. Ini sudah mau Agustus, PTN masih saja melakukan penerimaan mahasiswa baru," kata Ketua APTISI Jabar Eddy dalam keterangannya, Selasa (18/6/2024).

APTISI sendiri sejauh ini sudah memberikan masukan dan desakan kepada kepada TKN serta Diktiristek untuk mengubah sistem penerimaan PTN.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena memang kesempatan untuk PTS mencari mahasiswa baru semakin kurang, memang tidak bisa dipungkiri masyarakat Indonesia itu kan masih negeri minded. Jadi gimana pun juga kalau ada kesempatan di negeri, ya mereka akan mencoba dulu negeri. Apalagi kalau seperti sekarang, penerimaannya bergelombang-gelombang," sesalnya.

Dengan kondisi saat ini, ia berharap PTN dan pemerintah bijak. Ia ingin agar PTS juga mendaptakan mahsiswa. "PTN kan sudah menikmati APBN, kemudian sudah memberi kesempatan mandiri juga. Jangan sampai menghabiskan PTS yang jumlahnya ada 3.200 lebih di seluruh Indonesia," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Hal senada diungkapkan pemerhati pendidikan swasta Cece Suryana. Menurutnya, melihat hasil UTBK di PTN saat ini sudah mengabaikan kedudukan PTS.

"Padahal, jumlah PTN dan PTS, lebih banyak PTS. Kedua, PTS di bawah naungan Ristek Dikti, tidak ada perbedaan seharusnya," kata Cece.

Ia menilai dengan melihat sistem penerimaan mahasiswa baru saat ini yang diatur dalam Permendikbudristek tanpa pembatasan jumlah kuota total, disebutpembunuhan perlahan terhadap PTS.

"Belum lagi keleluasaan perguruan tinggi negeri, untuk membuka kelas PJJ, untuk membuka kelas PSKDU, bagi kami swasta susah. Sekarang PJJ susah enggak bisa, PSKDU harus punya infrastruktur, harus punya SDM, bagaimana mungkin. Sekarang dibuat lagi negeri di tiap kabupaten/kota, bagaimana mungkin buat PSKDU," jelas Cece.

(orb/orb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads