Sungai Citarum yang Belum Harum

Sungai Citarum yang Belum Harum

Bima Bagaskara - detikJabar
Rabu, 12 Jun 2024 13:30 WIB
Pencemaran Sungai Citarum masih saja terjadi. Salah satu titik lokasi DAS Citarum yang tercemar berada Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.
Pencemaran Sungai Citarum masih saja terjadi. Salah satu titik lokasi DAS Citarum yang tercemar berada Batujajar, Kabupaten Bandung Barat. (Foto: Bima Bagaskara/detikJabar)
Bandung -

Pencemaran Sungai Citarum masih saja terjadi meski program Citarum Harum untuk menangani pencemaran dan kerusakan DAS Sungai Citarum telah digalakkan sejak 2018 lalu. Nyatanya, pencemaran sungai khususnya oleh sampah, masih terjadi di DAS Sungai Citarum.

Sungai Citarum memiliki panjang 297 kilometer yang membentang di 13 kabupaten/kota di Jawa Barat. Penanganan pencemaran Sungai Citarum sebenarnya sudah menunjukkan hasil positif dimana Indeks Kualitas Air (IKA) meningkat dari 33,43 di tahun 2018 menjadi 50,78 di tahun 2023.

Bahkan kondisi Sungai Citarum juga terus membaik. Dari awalnya berstatus cemar berat, kini sudah bisa dikategorikan pada kondisi cemar ringan. Upaya untuk memperbaiki kondisi Sungai Citarum terus dilakukan oleh berbagai pihak. Targetnya, IKA Citarum mencapai angka 60 di akhir tahun 2025 bertepatan dengan selesainya Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, pencemaran Sungai Citarum masih saja terjadi. Salah satu titik lokasi DAS Citarum yang tercemar berada Batujajar, Kabupaten Bandung Barat. Di sana, sampah menumpuk di atas permukaan aliran sungai yang menuju Waduk Saguling.

Sampah yang terdiri dari plastik, potongan kayu, sterofoam hingga tumbuhan eceng gondok itu menumpuk hingga menyerupai sebuah pulau. Kondisi ini diketahui sudah terjadi sejak Mei 2024 atau mungkin pada bulan-bulan sebelumnya hingga akhirnya jadi sorotan publik.

ADVERTISEMENT

Upaya penanganan pun dilakukan untuk membersihkan tumpukan sampah di bawah jembatan Batujajar. Pada Rabu (12/6/2024) pagi, sejumlah orang turun langsung membersihkan tumpukan sampah. Proses pembersihan dilakukan juga menggunakan alat berat.

Kondisi pencemaran di Sungai Citarum ini membetot perhatian Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin yang secara mendadak datang langsung ke lokasi untuk mengecek kondisi terkini sampah yang mencemari sungai.

Pencemaran Sungai Citarum masih saja terjadi. Salah satu titik lokasi DAS Citarum yang tercemar berada Batujajar, Kabupaten Bandung Barat.Pencemaran Sungai Citarum masih saja terjadi. Salah satu titik lokasi DAS Citarum yang tercemar berada Batujajar, Kabupaten Bandung Barat. Foto: Bima Bagaskara/detikJabar

Setelah hampir dua jam melihat proses pembersihan, Bey menyebut sampah yang menumpuk disebabkan karena sedimentasi Sungai Citarum di bawah jembatan Batujajar tergolong sudah sangat tinggi. Selain itu, tumpukan sampah ini disebabkan karena kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai.

"Hari ini saya meninjau penanganan sampah di daerah ini tapi memang ini kan karena airnya turun, dan adanya sedimen dan terutama juga sampah ini kan kembali kepada kedisiplinan warga. Jadi kami mohon masyarakat jangan membuang sampah sembarangan, buanglah sampah pada tempatnya, dan ya ini akibatnya," kata Bey.

"Biasanya kalau alirannya lancar itu, ketahan di ujung, cuma ini udah meninggi ada sedimen jadinya tertahan di sini. Dan ini akan kita bersihkan mungkin satu minggu satu, lima hari sampai satu minggu," lanjutnya.

Bey mengungkapkan, sampah yang menumpuk itu merupakan sampah kiriman dari daerah lain di Bandung Raya. "Lihat sendiri banyak sekali sampahnya, mulai dari mana juga bingung, karena dari Bandung Raya, Kabupaten Bandung, Kota Bandung dan Cimahi, Bandung Barat juga," ujarnya.

Masih adanya pencemaran di Sungai Citarum menurut Bey harus jadi perhatian serius. Menurutnya salah satu langkah cepat untuk mengatasi pencemaran sungai adalah mengurangi sampah dari hulu. Bey menekankan masyarakat untuk bisa memilah sampah yang dibuang ke TPS.

"Masalahnya kan masalah pentahelix, bukan beban pemerintah semata. Pemerintah, TNI, swasta, masyarakat juga harus sadar harus terlibat dalam penanganan ini. Jadi tidak bisa menyalahkan pemerintah karena kan ini sampah bukan dari pemerintah, dari masyarakat yang tidak disiplin dalam membuang sampahnya," tegasnya.

Bey yakin, target IKA 60 Sungai Citarum di tahun 2025 bisa tercapai. Karena itu, dia meminta semua pihak khususnya masyarakat bersama-sama menjaga Sungai Citarum dengan tidak membuang sampah sembarangan. "Ya kita akan berusaha keras nanti hasilnya nanti, kita upayakan saja. Tentu masyarakat juga harus bantu. Jangan buang sampah sembarangan," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Prima Mayaningtiyas mengungkapkan, ada kurang lebih 100 ton sampah yang menumpuk di lokasi pencemaran. Sampah-sampah itu kata dia berasal dari wilayah lain di Bandung Raya. "Kalau dihitung tonase mungkin sekitar 100 ton, yang plastik cukup banyak sekitar 60 persen disamping sampah lain," ucap Prima.

Menurutnya, sampah menumpuk disebabkan karena tingginya sedimentasi serta rendahnya elevasi sungai. Hal itu diperparah dengan tidak adanya hujan yang membuat sampah akhirnya menumpuk di satu titik.

"Di sini sedimentasi cukup tinggi, elevasi paling rendah dan pas kemarin hujan terbawa dari daerah yang tinggi. Sebenarnya di sebelum Saguling ada sekat untuk sampah, tapi ini mungkin karena memang hujan tinggi dan terdeteksi banyak sampah yang terbuang di pinggir sungai," jelasnya.

Prima menegaskan, persoalan sampah dan pencemaran Sungai Citarum jadi tanggung jawab semua pihak. Dia berpesan khususnya untuk masyarakat, agar peduli terhadap lingkungan dengan tidak membuang sampah di pinggir sungai.

"Ini tanggung jawab kita semua, buang sampahnya gak bener di pinggir sungai. Di Citarum ini 60 persen (sampah) kontribusinya dari domestik yang banyak. Jadi memang masyarakat yang harus terus diedukasi," pungkasnya.

(bba/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads