Ngerinya 'Neraka Iklim', Bumi Capai Suhu Terpanas

Kabar Internasional

Ngerinya 'Neraka Iklim', Bumi Capai Suhu Terpanas

Suci Risanti Rahmadania - detikJabar
Jumat, 07 Jun 2024 04:30 WIB
A woman walks outside from a souvenir shop as she protects herself from the sun with an umbrella during a hot day in central capital Nicosia, Cyprus, on Tuesday, June 4, 2024. The Meteorological Department said the heatwaves highest temperatures in this days theyre expected to reach 42 degrees Celsius (107,6 Fahrenheit) inland and 32 degrees (89,6 Fahrenheit) in the islands main Troodos mountain range. (AP Photo/Petros Karadjias)
Siprus Dilanda Gelombang Panas, Suhu Mencapai 42 Derajat Celsius. Foto: AP/Petros Karadjias
Jakarta -

Berdasarkan catatan Badan Pemantauan Perubahan Iklim Uni Eropa (EU Climate), setiap 12 bulan terakhir dunia menduduki peringkat terpanas dalam sejarah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bumi telah mencatatkan periode terpanasnya dalam satu tahun terakhir.

Mengutip dari detikHealth, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres bahkan menyerukan segera melakukan penanganan pemanasan global, tindakan untuk menghindari 'neraka iklim'.Suhu rata-rata global selama periode 12 bulan hingga akhir Mei yakni 1,63 derajat celsius, menjadikannya periode terpanas sejak pencatatan dimulai pada tahun 1940.

Rata-rata dalam 12 bulan ini tidak berarti dunia telah melampaui ambang batas pemanasan global sebesar 1,5 derajat Celcius, yang menggambarkan rata-rata suhu selama beberapa dekade.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika melampauinya, para ilmuwan memperingatkan akan adanya dampak yang lebih ekstrem dan tidak dapat diubah.

Dalam laporan terpisah, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) PBB mengatakan saat ini ada kemungkinan 80 persen, setidaknya satu dari lima tahun ke depan akan menandai tahun kalender pertama dengan suhu rata-rata yang untuk sementara melebihi 1,5 derajat Celcius di atas suhu sebelumnya. Tingkat industri naik dari peluang 66 persen tahun lalu.

ADVERTISEMENT

Berbicara mengenai temuan ini, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menekankan betapa cepatnya dunia menuju ke arah yang salah dan tidak mampu menstabilkan sistem iklimnya.

"Pada tahun 2015, kemungkinan pelanggaran semacam itu mendekati nol," kata Guterres dikutip dari CNA.

Ketika waktu untuk membalikkan keadaan semakin menipis, Guterres mendesak pengurangan 30 persen produksi dan penggunaan bahan bakar fosil global pada tahun 2030. "Kita memerlukan jalan keluar dari jalan raya menuju neraka iklim," katanya,

"Perjuangan untuk mencapai suhu 1,5 derajat akan ada menang atau kalahnya pada tahun 2020an," sambungnya lagi.

Artikel ini telah tayang di detikHealth dengan judul Bumi Capai Rekor Suhu Panas Tertinggi, PBB Wanti-wanti 'Neraka Iklim'.

(suc/sud)


Hide Ads