'Horor' Sampah di Jalan Utama Kota Wisata Palabuhanratu

Kabupaten Sukabumi

'Horor' Sampah di Jalan Utama Kota Wisata Palabuhanratu

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Kamis, 06 Jun 2024 11:07 WIB
Penampakan tumpukan sampah di Jalan Utama Kota Wisata Palabuhanratu
Penampakan tumpukan sampah di Jalan Utama Kota Wisata Palabuhanratu. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Kabupaten Sukabumi -

Kota wisata Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, diteror tumpukan sampah. Tumpukan sampah itu terlihat mengotori pemandangan di bahu jalan utama kota yang masuk ke kawasan Ciletuh Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGG) tersebut.

Tidak hanya satu tumpukan, pengamatan detikJabar sekitar pukul 09.00 WIB di kanan-kiri sepanjang jalan tersebut di beberapa titik tumpukan sampah terlihat menggunung. Hal ini mengundang protes warga yang tinggal di kawasan tersebut.

"Ini orang yang melintas suka buang sampahnya ke sini. Sering saya teriakkin, kalau yang ngerti mereka malu diambil lagi sampahnya. Tapi kadang ada yang nggak ngerti udah aja pergi gitu aja setelah buang sampah di sini," kata Monique, warga yang tinggal di Jalan Siliwangi kepada detikJabar, Kamis (6/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Monique mengatakan, ia sebenarnya memang sengaja membuat bak sampah ukuran kecil untuk lingkungan sekitarnya karena tempat tinggalnya di bagian depan adalah kompleks perniagaan. ia menyiapkan bak itu hanya untuk kawasan pribadi miliknya.

"Buat bak sampah untuk ruko di sini, bukan untuk umum. Namun malah banyak warga yang lain, buang ke sini. Mungkin karena lihat banyak tumpukan sampah jadi akhirnya ikut buang ke sini yang melintas buang di sini. Bak sampah sengaja bikin, yang di luar tetap saja buang sampahnya di sini," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Masalahnya sampah-sampah ini mengeluarkan bau tak sedap, sampai yang mobil (pengangkut sampah) enggak ambilin. Ada yang buangin bekas pohon dari sana dilempar ke sini. Saya tegur, karena saya juga bayar ke petugas kebersihan," sambungnya.

Cerita soal sulitnya membuang sampah juga diceritakan Beni, warga Palabuhanratu lainnya. Ia mengaku bingung untuk membuang sampah, kalau pun harus mencari tempat pembuangan sementara lokasinya cukup jauh.

Penampakan tumpukan sampah di Jalan Utama Kota Wisata PalabuhanratuPenampakan tumpukan sampah di Jalan Utama Kota Wisata Palabuhanratu Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar

"Dahulu itu adanya di Jalan Tipar ya, namun sudah beberapa minggu ini lokasi itu terpasang larangan buang sampah oleh pihak PPNP. Mau buang di pinggir jalan raya enggak enak juga masa harus asal numpuk ya," ungkapnya.

"Lokasi tempat pembuangan sampah yang di Tipar sudah dipindah, sekarang harus ke dekat kantor kebersihan di atas. kalau dari tempat saya cukup jauh lokasinya," tutur Beni.

Dikonfirmasi detikJabar, Subkor Pengangkutan Sampah pada DLH Sukabumi sekaligus petugas penyuluh lingkungan hidup Endang Suherman mengatakan biasanya petugas melakukan pengangkutan sejak pagi. Ia mengaku akan mengecek terlebih dahulu informasi tersebut.

"Di Jalan Siliwangi, kita juga enggak membangun lagi TPS karena konsekuensinya sering dipakai membuang sampah oleh yang lewat, harusnya oleh warta setempat saja peruntukannya. Jalan Siliwangi itu biasanya tiap hari juga diangkut, jam 08.00 - 09.00 WIB," kata Endang.

Persoalan lainnya menurut Endang yakni pihaknya tidak bisa asal membuat Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara, karena hal itu biasanya malah memancing penolakan warga.

"Manakala penempatan TPS kita harus ada persetujuan warga, tidak bisa langsung membangun. Kendalanya di lahan di warga sendiri, susah untuk membangun TPS. Kadang-kadang warga kan enggak mau jadi beban, akhirnya dijadikan fasilitas umum itu persoalannya," tutur Endang.

Soal TPS sementara di Jalan Pelita, Endang membenarkan baru dua minggu ini lokasi itu dipindah ke atas kantor layanan kebersihan.

"Paling dua minggu kita pindah ke atas, sudah sosialisasi oleh kelurahan dan kecamatan juga (wilayah) Pangsor dan Pelita ke atas korwil kita pindah. Kalau untuk pengangkutan rutin tiap hari apalagi itu jalan (Siliwangi) protokol. Kendala di TPA Cimenteng, alat berat proses perbaikan, hanya satu yang jalan, tersendatnya di TPA," pungkas Endang.

(sya/iqk)


Hide Ads