Menyesap Keteduhan Kala Senja di Taman Maluku Bandung

Menyesap Keteduhan Kala Senja di Taman Maluku Bandung

Naufal Nabilludin - detikJabar
Senin, 03 Jun 2024 08:30 WIB
Suasana Sore di Taman Maluku, Kota Bandung, Naufal Nabilludin/detikJabar
Suasana Sore di Taman Maluku, Kota Bandung. Foto: Naufal Nabilludin/detikJabar.
Bandung -

Suasana teduh dan asri langsung terasa ketika memasuki kawasan Taman Maluku, Kota Bandung. Pohon-pohon besar seperti salam, buni, kiacret dan bintaro membuat suasana menjadi rindang dan sejuk. Tanaman hias di sekeliling taman ini memberikan kesan indah dan memanjakan mata pengunjung.

Taman yang berada di wilayah Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung ini memiliki lokasi yang sangat strategis. Letaknya dikelilingi oleh Jalan Aceh, Jalan Seram, Jalan Ambon, dan Jalan Saparua. Selain itu, taman ini juga dekat dengan GOR Saparua, Disdukcapil Kota Bandung dan hanya 6 menit berkendara dari Alun-alun Bandung.

Selain tempat yang teduh dan nyaman, salah satu taman tertua di Kota Bandung ini memiliki beberapa fasilitas yang bisa digunakan secara gratis, seperti gazebo, tempat duduk lengkap dengan meja, playground anak, toilet, musala, dan spot foto estetik. Pengunjung hanya cukup membayar parkir jika membawa kendaraan, Rp 2.000 untuk motor dan Rp 5.000 untuk mobil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan pantauan detikJabar, Rabu (29/5/2024), cukup banyak pengunjung yang menghabiskan waktu di Taman Maluku, ada yang sekedar bersantai bersama teman, atau menikmati suasana taman selepas sekolah atau kuliah.

Haikal, salah seorang pengunjung yang baru pertama kali ke Taman Maluku mengatakan taman ini bisa menjadi spot favorit karena nyaman dan bersih. "Saya baru pertama kali main ke sini, tamannya nyaman, bersih dan masih asri juga. Tempat duduknya banyak dan suasana sore kayak gini enak buat santai atau istirahat sejenak," kata Haikal kepada detikJabar.

ADVERTISEMENT

"Terus ada yang jualan juga di depan, jadi kalau haus atau lapar bisa beli di depan," tambahnya.

Tak sedikit pengunjung yang menghabiskan sore hingga menjelang malam di Taman Maluku. Ramainya pengunjung tentunya menjadi magnet bagi pedagang, seperti Asep.

Asep mengadu nasib di Taman Maluku dengan menjual kopi. Asep juga pandangan masyarakat tentang angkernya Taman Maluku.

"Sekarang mah sudah ramai, masih ada yang suka nongkrong sampai malam. Saya juga selama jualan di sini gak pernah ngalamin hal horor apa-apa," kata Asep, salah satu penjual kopi di Taman Maluku.

Sejarah Singkat Taman Maluku

Taman dengan luas 6.000 meter ini merupakan salah satu taman tertua di Bandung. Dibangun pada tahun 1919 oleh pemerintah Hindia Belanda, taman ini awalnya bernama Moulekken Park. Setelah Indonesia merdeka Presiden Soekarno melarang nama-nama berbahasa Belanda dan taman ini berubah nama menjadi Taman Maluku.

Di Taman Maluku berdiri kokoh patung Pastor Verbraak yang didirikan oleh Dutch East Indian Army pada 27 Januari 1922. Patung ini terkenal dengan kisah urban legend yang membuat taman ini terkesan angker dan horor ketika malam hari.

Konon, patung Pastor Verbraak ini bisa menoleh dan mengangguk-angguk tiap kali lonceng katedral berdentang dan halaman buku yang dipegang patung pastor akan berubah setiap harinya.

Namun seiring perkembangan dan revitalisasi taman, membuat kisah horor patung Verbraak itu mulai terkikis, banyaknya pengunjung di malam hari membuat suasana taman tidak lagi terkesan angker dan menyeramkan.

Terlepas dari kisah urban legend, taman ini sangat nyaman untuk dikunjungi bersama keluarga atau kerabat untuk bersantai dan menikmati teduhnya pohon dan indahnya tanaman hias warna-warni.

(sud/sud)


Hide Ads