Keutamaan dan Amalan 10 Hari Bulan Dzulhijjah

Muslim's Corner

Keutamaan dan Amalan 10 Hari Bulan Dzulhijjah

Ustadz Beni Sarbeni, Lc - detikJabar
Senin, 27 Mei 2024 07:52 WIB
Ilustrasi amalan di bulan Rajab.
Ilustrasi amalan di Bulan Dzulhijjah (Foto: Istimewa/ Unsplash.com)
Bandung -

بسم الله الرحمن الرحيم

10 Dzulhijjah Hari-hari yang Paling Allah Cintai

Nabi shallallahu 'alahi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ العَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهَا أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هذه الأَيَّامِ - يعني أيام العشر - قالوا : يَا رَسُوْلَ اللهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ الله ؟ قال وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ الله إَلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذلك بِشَيْءٍ

"Tidak ada hari yang amalannya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini - yakni sepuluh hari bulan Dzulhijjah -, lalu para sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah ?" jawab Nabi: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar dengan mengorbankan jiwa dan hartanya lalu dia tidak kembali dengan sesuatu apapun darinya".1

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu bagaimana kita menghadapi musim-musim ketaatan ini ?

Pertama, Bertaubat.

Karena ketaatan mesti disambut dengan kebersihan, dan kebersihan bisa membuka pintu Taufik dari Allah subhanahu wa ta'ala, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

فَأَمَّا مَنۡ أَعۡطَىٰ وَٱتَّقَىٰ ٥ وَصَدَّقَ بِٱلۡحُسۡنَىٰ ٦ فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلۡيُسۡرَىٰ ٧

ADVERTISEMENT

"Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah". (al-lail [92]: 5-7)

Syaikh as-Sa'di rahimahullah berkata:

"Kami memudahkan segala urusannya, kami jadikan segala kebaikan ringan baginya, juga tidak berat untuknya meninggalkan segala keburukan".2

Kedua, Tekad yang kuat untuk memanfaatkan waktu guna taat kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٦٩

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik". (Al-Ankabut [29]: 69)

Ketiga, Meninggalkan kemaksiatan.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

وَمِنْهَا تَعْسِيْرُ أُمُوْرِهِ عَلَيْهِ. فَلاَ يَتَوَجَّهُ لِأَمْرٍ إِلاَّ يَجِدُهُ مُغْلَقًا دُوْنَهُ أَوْ مُتَعَسِّرًا عَلَيْهِ وهذَا كَمَا أَنَّ مَن اتَّقَى اللهَ جَعَلَ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

"Dan diantara akibat buruk maksiat adalah, Allah subhanahu wa ta'ala mempersulit segala urusannya, tidaklah dia menghadapi sesuatu kecuali mendapatinya dalam keadaan terkunci dan sulit untuk dibuka, hal itu sebagaimana orang yang bertakwa senantiasa diberikan kemudahan oleh Allah dalam urusan-urusannya".3

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُۥ مِنۡ أَمۡرِهِۦ يُسۡرٗا ٤

"Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya". (Ath-Thalaq [65]: 4).

------&&&------

Keutamaan 10 Hari di Bulan Dzulhijjah

Pertama, Allah subhanahu wa ta'ala bersumpah dengannya.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَٱلۡفَجۡرِ ١ وَلَيَالٍ عَشۡرٖ ٢

"Demi fajar, dan malam yang sepuluh". (Al-Fajr [89]: 1-2)

Yang dimaksud dengan sepuluh malam adalah sepuluh malam di bulan Ramadhan, demikian pula sepuluh hari di bulan Dzulhijjah, karena kata malam dalam ayat tersebut mencakup siang juga. Bahkan kebanyakan ulama menyatakan, bahwa yang dimaksud dengannya adalah sepuluh hari di bulan Dzulhijjah. Inilah pendapat yang shahih, sebagaimana dinyatakan oleh Imam Ibnu Katsir.4

Jika ada pertanyaan, mana yang lebih utama antara 10 akhir bulan Ramadhan dan 10 awal bulan Dzulhijjah. Jawabannya, jika yang dibandingkan malamnya maka Ramadhan lebih utama, adapun jika yang dibandingkan siangnya, maka Dzulhijjah lebih utama.5

Kedua, Hari-hari yang sangat diutamakan untuk berdzikir.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَيَذۡكُرُواْ ٱسۡمَ ٱللَّهِ فِيٓ أَيَّامٖ مَّعۡلُومَٰتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلۡأَنۡعَٰمِۖ

"......Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak......" (Al-Hajj [22]: 28)

Jumhur ulama menyatakan bahwa, yang dimaksud dengan hari yang telah ditentukan adalah sepuluh hari Dzulhijjah.

Ketiga, Ia adalah hari-hari di dunia yang paling utama. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَفْضَلُ أَيَّامِ الدُّنْيَا أَيَّامُ الْعَشْرِ

"Hari-hari di dunia yang paling utama adalah hari yang sepuluh".6

Maksudnya adalah sepuluh hari di bulan Dzulhijjah.

Keempat, Di dalamnya ada hari Arafah.

Hari Arafah adalah tanggal sembilan Dzulhijjah, ia adalah hari pembebasan dari api neraka, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ

"Tidak ada satu hari pun, dimana Allah banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka daripada hari Arafah".7

Kelima, Di dalamnya berkumpul induk-induk ibadah.

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah berkata:

وَالَّذِي يَظْهَرُ أَنَّ السَّبَبَ فِي امْتِيَازِ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ لِمَكَانِ اجْتِمَاعِ أُمَّهَاتِ الْعِبَادَةِ فِيهِ وَهِيَ الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ وَالْحَجُّ وَلَا يَتَأَتَّى ذَلِكَ فِي غَيْرِهِ

"Sungguh, yang nampak bahwa sebab keutamaan sepuluh Dzulhijjah adalah karena berkumpulnya induk-induk Ibadah di dalamnya, yakni shalat, puasa, shadaqah, juga haji. Dan itu tidak terjadi pada bulan lainnya".8

------&&&------

Amalan-amalan Utama pada 10 Hari di Bulan Dzulhijjah

Kemudian amal apa saja yang lebih dianjurkan pada hari-hari tersebut.

Pertama, Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لمِاَ بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ

"Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: Dari umrah ke umrah lainnya adalah penghapus dosa antara keduanya, dan haji mabrur tidak ada balasan untuknya kecuali surga".9

Kedua, Puasa terutama Puasa Arafah.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَا مْنْ عَبْدٍ يَصُوْمُ يَوْماً فِي سَبِيْلِ اللهِ إِلاَّ بَاعَدَ اللهُ بذلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِيْنَ خَرِيْفاً

"Tidak seorang hamba pun melakukan puasa satu hari di jalan Allah, kecuali dengan (puasa) hari itu Allah menjauhkan wajahnya dari api neraka sejauh (perjalanan) tujuh puluh tahun".10

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ

"Puasa di hari Arafah, aku berharap kepada Allah bisa menghapus dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya".11

Ketiga, Shalat.

Shalat merupakan seutama-utama ibadah, bahkan ia adalah amal yang pertama kali akan dihisab dari seorang hamba, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ

"Sungguh, amal manusia yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat mereka".12

Maksimalkan shalat wajib dengan melakukannya di awal waktu, dan secara berjamaah bagi laki-laki. Demikian pula tentunya shalat-shalat sunnahnya.

Keempat, Banyak bertakbir dan berdzikir.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ

"Dan mereka menyebut-nyebut nama Allah pada hari-hari yang telah diketahui".13

Imam Ibnu Katsir membawakan riwayat dari Abdullah bin Abbas bahwa, yang dimaksud dengan hari-hari yang telah diketahui tersebut adalah 10 hari di bulan Dzulhijjah.14

Takbir di hari-hari tersebut terbagi menjadi dua, Takbir muthlaq (tidak dibatasi) dan Takbir muqayyad (dibatasi). Tidak dibatasi maksudnya banyak bertakbir di malam atau pun siang pada hari-hari tersebut.

Adapun yang dibatasi yakni yang dilakukan pada setiap bada shalat fardhu, dimulai dari fajar tanggal 9 sampai ashar tanggal 13 Dzulhijjah.

Kelima, Berkurban pada tanggal 10 dan di hari-hari Tasyrik, bahkan sebagian ulama menyatakan wajib bagi yang mampu.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

"Barang siapa memiliki kelapangan rezeki lalu dia tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami".15

Keenam, Tidak memotong kuku dan rambut atau bulu bagi orang yang hendak berkurban sehingga dia berkurban.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِي الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ

"Jika kalian melihat hilal (baca: awal) Dzulhijjah sementara salah seorang diantara kalian hendak berkurban, maka janganlah ia memotong rambut (baca: atau bulu-buluan) dan kukunya".16

Kedelapan, Banyak bershadaqah dan memberikan manfaat kepada orang lain.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَنفِقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ يَوۡمٞ لَّا بَيۡعٞ فِيهِ وَلَا خُلَّةٞ وَلَا شَفَٰعَةٞۗ وَٱلۡكَٰفِرُونَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ ٢٥٤

"Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim". (Al-Baqarah [2]: 254)

------------------------------------------------------------------------------------------

Faidah Ilmiyah dari Ustadz Beni Sarbeni, Lc hafizhahullah

Kandidat Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Kota Bandung

------------------------------------------------------------------------------------------

Catatan Kaki :

1. Hadits shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari dari shahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu..

2. Taisirul Karimir Rahman fi Tafsiri Kalamil Mannan oleh Abdurrahman bin Nashir as-Si'di (Dar Ibnil Jauzi, cetakan keenam, Dammam) jilid. 4, hal. 1974

3. Ad-Da wad Dawa oleh Ibnul Qayyim Muhammad bi Abi Bakar (Darul Ma'rifah, cetakan pertama 1997), hal. 54

4. Tafsir al-Qur'anil Azhim yang lebih dikenal dengan Tafsir Ibni Katsir, oleh al-Hafizh Ibnu Katsir (Dar as-Salam, cetakan kedua Riyadh), jilid. 4, hal. 651

5. Lihat jawaban Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu'ul Fatwa (Majma al-Malik Fahd, Madinah KSA), jilid.25, hal. 287

6. Shahih, diriwayatkan oleh al-Bazzar dari shahabat Jabir, lihat Shahihul Jami, no. 1133

7. Shahih, diriwayatkan oleh Muslim, no. 1345

8. Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari oleh Ibnu Hajar al-Asqalani (Al-Maktabah as-Salafiyyah Mesir, cetakan pertama), jilid. 2, hal. 460

9. Shahih, Muttafaq alaihi.

10. Shahih, muttafaq alaihi dari shahabat Abu Said al-Khudriyyi radhiyallahu 'anhu

11. Shahih, diriwayatkan oleh Muslim, no. 1162

12. Shahih, diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 864, dan at-Tirmidzi, no. 413

13. Surat al-Hajj [22]: 28.

14. Tafsir al-Qur'anil Azhim yang lebih dikenal dengan Tafsir Ibni Katsir, oleh al-Hafizh Ibnu Katsir (Dar as-Salam, cetakan kedua Riyadh), jilid. 5, hal. 415

15. Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah, al-Khatib, dan al-Hakim dari shahabat Abu Huraiah radhiyallahu 'anhu., dihasankan oleh al-Albani dari Takhrij al-Misykat.

16. Hadits shahih, riwayat Muslim dan yang lainnya dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha.

(yum/yum)


Hide Ads