Jabar Hari Ini: Satu DPO Pembunuhan Vina Cirebon Ditangkap

Jabar Hari Ini: Satu DPO Pembunuhan Vina Cirebon Ditangkap

Tim detikJabar - detikJabar
Rabu, 22 Mei 2024 22:00 WIB
Suasana penggeledahan rumah dari Pegi Setiawan di Cirebon
Suasana penggeledahan rumah dari Pegi Setiawan di Cirebon. (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar)
Bandung -

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Rabu (22/5/2024). Di antaranya terduga satu dari tiga buronan pembunuh Vina, berhasil diciduk polisi. Selain itu, tabir misteri juga perlahan terkuak pada kasus pembunuhan IRT di Garut. Berikut rangkuman Jabar hari ini:

1. Pegi Pembunuh Vina Ditangkap di Bandung

Belum lama ini Polda Jawa Barat merilis ciri-ciri 3 DPO kasus pembunuhan Vina dan teman lelakinya, Rizky atau Eky di Cirebon pada 2016 lalu. Ketiga orang tersebut sampai saat ini masih buron dan belum ditangkap kepolisian sejak kasus ini terkuak pada 8 tahun yang lalu.

Adapun ketiga DPO ini diketahui bernama Andi, Dani dan Pegi alias Perong. Meski belum diketahui apakah identitas ketiganya ini asli atau bukan, Polda Jabar lalu menggambarkan bagaimana ciri-ciri ketiga DPO tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andi saat ini diperkirakan berumur 31 tahun. Ia memiliki tinggi badan 165 sentimeter, berbadan kecil, rambut lurus dengan kulit hitam.

Kemudian Dani diperkirakan sekarang berumur 28 tahun. Ia memiliki tinggi 170 sentimeter, dengan ukuran badan sedang, rambut kriting dan kulit sawo matang.

ADVERTISEMENT

Sedangkan Pegi alias Perong diperkirakan sekarang berumur 31 tahun. Perawakannya kecil, dengan tinggi badan 160 sentimeter, rambut kriting dan kulit hitam. Ketiga DPO ini tercatat beralamat di Desa Banjarwangun, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.

Hari ini, Rabu (22/5/2024), publik dibuat gempar dengan tertangkapnya Pegi alias Perong, satu dari tiga DPO kasus pembunuhan Vina dan Rizky alias Eky di Cirebon. Pegi diketahui tertangkap di Bandung.

"Ya, benar. Atas nama Pegi Setiawan diamankan tadi malam di Bandung," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar Kombes Surawan saat dihubungi wartawan, Rabu (22/5/2024).

Surawan mengatakan, saat ini Pegi sudah diamankan untuk dimintai keterangan. Tapi, Surawan belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai penangkapan tersebut.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Jules Abraham Abast mengatakan, Pegi bekerja menjadi seorang kuli bangunan sebelum penangkapan dilakukan.

"Sejak semalam, kami dari Polda Jabar dibantu tim dari Baresrim Polri berhasil mengamankan satu orang terduga tersangka yang di-DPO-kan atas nama Pegi alias Perong. Atau yang saat ini didapatkan identitas namanya Pegi Setiawan, seorang warga Cirebon yang ditangkap di Bandung," katanya, Rabu (22/5/2024).

"Jadi Pegi ini yang kita DPO-kan, namanya Pegi Setiawan. Informasi terakhir yang kami dapatkan, yang bersangkutan bekerja sebagai buruh bangunan di Bandung sehingga kami tangkap di Bandung," ucapnya menambahkan.

Informasi lain yang didapatkan, Pegi ternyata sudah lama berada di Bandung. Tapi, penyidik Ditreskrimum Polda Jabar perlu memastikan terlebih dahulu pelarian DPO tersebut selama 8 tahun ini.

"Informasinya sudah lama di Bandung, tapi akan kami dalami selama 8 tahun ke mana. Nanti akan disampaikan perkembangannya, masih pendalaman dari Ditkrimum Polda Jabar. Warga diharap bersabar, kami akan mengungkap secara terang benderan dan transparan," ucapnya.

Usai ditangkap, polisi pun langsung melakukan penggeledahan di kediaman Pegi di Desa Kepompongan, Kabupaten Cirebon pada Rabu (22/5/2024) siang. Warga sekitar, Masniah (51) mengatakan polisi datang sekitar pukul 14.00 WIB.

"Tadi sih polisi datang jam 2 siangan, ada dua mobil tadi yang datang," ungkapnya kepada detikJabar.

Ia membenarkan jika rumah yang digeledah oleh polisi itu adalah rumah milik nenek dari Pegi Setiawan yang kini sudah diamankan oleh Polda Jabar.

Masniah mengatakan Pegi merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Selama ini, dia tinggal Bersama neneknya. Keseharian Pegi memang dikenal bekerja sebagai kuli bangunan.

Masniah mengatakan Pegi diketahui baru berangkat ke Bandung sepekan yang lalu sebelum ditangkap. Di Bandung, kata Masniah, Pegi kerja sebagai kuli bangunan.

"Setahu saya dia (Pegi Setiawan) batu seminggu ke Bandung kerja jadi kuli bangunan. Katanya sih kerja beresin rumah makan disana (Bandung)," bebernya.

Perginya Pegi Setiawan ke Bandung tidak hanya seorang diri. Dia pergi bersama ayahnya yang juga merupakan kuli bangunan.

2. Nasib Tarsum Sang Pemutilasi Istri

Sebilah pisau dapur berukuran sedang yang biasa digunakan untuk memasak, jadi alat Tarsum (41) untuk memutilasi istrinya sendiri, Yanti (40). Pagi itu, di hari Jumat (3/5/2024) pagi sekitar pukul 07.30 WIB warga Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis dibuat geger saat Tarsum menaruh potongan demi potongan bagian tubuh Yanti di jalan kampungnya.

Ironisnya lagi, ia sampai hati menawarkan daging dari potongan tubuh istri tercintanya, yang ditenteng sembari berteriak menjualnya kepada tetangga. Sembari membawa baskom berisi daging, Tarsum berteriak 'peser daging si Yanti, peser daging si Yanti (beli daging si Yanti)' sembari dibawanya keliling.

Yanti tewas setelah dimutilasi Tarsum menjadi beberapa bagian, seperti kedua tangan dan kaki yang sudah terpisah. Setelah kejadian menghebohkan itu, Tarsum telah diamankan polisi.

Tarsum hari ini, Rabu (22/5/2024), telah selesai menjalani observasi di Rumah Sakit Jiwa Cisarua, Bandung. Tasum kini sudah dikembalikan dan berada di ruang tahanan Polres Ciamis.

Pria warga Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah itu telah menjalani observasi selama 14 hari atas rekomendasi dari dokter Andi Fatimah, spesialis kejiwaan RSUD Ciamis yang telah melakukan pemeriksaan kejiwaan.

"Pelaku sudah dikembalikan kepada kami setelah observasi di rumah sakit jiwa," ujar Kapolres Ciamis AKBP Akmal di Mapolres Ciamis, Rabu (22/5/2024).

Untuk hasil observasi tersebut, polisi masih menunggu 7 hari kerja. Setelah hasilnya keluar, polisi baru melakukan melakukan langkah-langkah penyidikan selanjutnya.

"Jadi sampai hari ini kami belum bisa menyimpulkan si pelaku ini layak mempertanggungjawabkan perbuatannya (pembunuhan) atau tidak," ungkap Akmal.

Akmal menyebut, kondisi tersangka kasus mutilasi dalam keadaan stabil. Tarsum sudah bisa melakukan komunikasi dua arah, berbeda dengan pertama kali saat diamankan.

"Sudah bisa melakukan komunikasi dua arah, baik sesama tahanan sudah jauh lebih bagus dibanding pertama kami amankan," kata Kapolres.

Meski kondisinya sudah stabil, namun Tarsum masih dipisahkan dengan tahanan lain. Menurut dia, pihaknya tidak dapat memprediksi yang menyangkut dengan kondisi kejiwaan.

3. Motif Dua Pelajar Bandung Aniaya Teman Hingga Tewas

GDH (15) dan AJ (17) kini harus mendekam di penjara. Kedua pelajar asal Kota Bandung itu tega menganiaya temannya, R (17), hingga akhirnya meninggal dunia.

Informasi yang diperoleh, tragedi memilukan ini terjadi pada 2 April 2024 di Jalan Pesantren, Arcamanik, Kota Bandung. Meski sempat mendapat perawatan di RSHS selama 3 hari, nyawa korban tak bisa diselamatkan.

Motif perkara ini pun kemudian diselidiki polisi. Terungkap bahwa penganiayaan menyebabkan kematian itu, terjadi karena kedua pelaku memiliki rasa dendam dan iri kepada korban.

Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul Rahman mengatakan sebelum dianiaya, korban berpapasan dengan pacar GDH. Korban kemudian menyenggol gadis tersebut hingga dilaporkan ke GDH.

"Informasi yang kita dapatkan bukan langsung dari kedua pelaku yakni GH dan AJ, pelaku GH ini ada ceweknya sekolah yang sama. Tersenggol korban dan melapor ke pelaku," katanya, Rabu (22/5/2024).

Selain itu, GDH memang sudah iri dengan korban selama di sekolah. Sebab, korban dikenal sebagai anak yang pandai dan gagah yang membuat pelaku ditengarai nekat menganiaya korban hingga meninggal dunia.

"Jadi korban ini anak pandai dan gagah, diduga G iri," ucapnya.

Polisi pun berencana memanggil pacar GDH untuk dimintai keterangan. Tapi setelah kasus ini terjadi, gadis tersebut tak pernah masuk sekolah.

"Cewek dari pelaku akan dimintai keterangan. Cewek itu tidak masuk sekolah sejak kami lakukan penggalian, ini dia tidak masuk sekolah dua hari terakhir. Kami akan memanggil perempuan itu dalam waktu dekat," tuturnya.

Sementara, dari hasil ekshumasi, polisi menemukan pembengkakan di bagian atas dan kepala korban. Ini terjadi karena ada pukulan benda tumpul yang membuat korban akhirnya meninggal dunia.

"Hasil autopsi setelah ekshumasi, ditemukan retakan di kepala diakibatkan hantaman yang begitu keras. Hasil tertulis belum diterima. Tongkatnya (yang diduga digunakan untuk menganiaya korban) belum diterima," pungkasnya.

4. Viral Antrean Mengular Pelamar Kerja di Warung Seblak Ciamis

Sebuah video memperlihatkan ratusan pelamar kerja rela antre untuk melamar pekerjaan di sebuah warung seblak di Kabupaten Ciamis, viral di media sosial tiktok.

Dalam video berdurasi 29 detik yang diunggah oleh akun @tenihartati10, nampak ratusan pelamar kerja yang didominasi perempuan itu sedang antre di komplek pertokoan.

Terlihat juga ada beberapa baris pelamar laki-laki. Mereka juga membawa amplop coklat besar berisi surat lamaran. Ada juga beberapa diantaranya sedang menulis surat lamaran secara manual di kertas HVS.

Ternyata setelah ditelusuri, kegiatan walk in interview itu berada di komplek pertokoan Pasar Sindangkasih, Ciamis, Jumat (17/5/2024). Walk in interview digelar oleh toko atau warung seblak bangsat (bang satria) yang memang diketahui sudah cukup terkenal.

Meski hanya warung seblak, pelamar yang datang untuk melamar kerja seperti akan melamar ke pabrik atau perusahaan.

Di video lainnya, dari akun yang diunggah oleh @bangsatria_98 pada 4 hari lalu. Para pelamar kerja ini mendapat sebuah roti dan juga air mineral dari panitia walk in interview.

Menanggapi hal itu, Bang Satria, owner warung seblak Bangsat (Bang Satria) membenarkan kegiatan walk in interview tersebut. Ia bersyukur video para pelamar kerja antre untuk melamar di warung seblaknya bisa viral.

"Tanggapan saya mah lebih ke alhamdulillah bisa viral. Kegiatannya pada hari Jumat kemarin waktu toko lagi tutup," ujar Satria saat dikonfirmasi detikJabar, Rabu (22/5/2024).

Satria pun meminta maaf kepada beberapa pihak atau orang yang kemungkinan merasa terganggu dengan video tersebut. Namun, hal tersebut tentunya kembali lagi kepada orang yang melihatnya.

"Maaf banget mungkin ada beberapa orang yang keganggu dengan video tersebut, tapi kembali lagi ke orang yang nonton nya," ungkapnya.

Dari video antrean pelamar kerja di warung seblaknya, Satria berharap ada efek yang baik. Seperti mendorong pemerintah sadar terhadap menyediakan lapangan pekerjaan.

"Intinya semoga bisa membuat pemerintah sadar akan kebutuhan loker yang makin hari makin banyak. Dan semoga temen-temen yang lagi cari kerja bisa segera menemukan pekerjaan sesuai minat dan bakat yang dimiliki," katanya.

Satria menyebut pada saat membuka walk in interview itu, warung seblak miliknya membutuhkan pegawai sebanyak 20 orang. Namun ia tidak mengira ternyata yang datang sampai 200 orang.

5. Polisi Kantongi Identitas Pembunuh IRT di Garut

Kejadian nahas menimpa Neneng, seorang ibu rumah tangga asal Kampung Leuwileutak, Desa Cipangramatan, Kecamatan Cikajang, Garut, pada Kamis, (9/5) lalu.

Mulanya, anak gadis Neneng yang masih berumur 14 tahun meminta bantuan kepada warga setempat dan menyatakan sang ibu telah dibunuh.

Neneng ditemukan tewas dalam keadaan yang mengenaskan. Bagian kepala dan wajahnya berlumur darah yang diduga diakibatkan benturan benda tumpul.

Berdasarkan hasil penyelidikan polisi saat itu, selain menemukan Neneng yang tewas mengenaskan, petugas juga menemukan fakta barang berharga korban hilang.

Kini, polisi sedang memburu pelaku penganiayaan dan perampokan itu. Kasat Reskrim Polres Garut AKP Ari Rinaldo mengatakan, pihaknya telah mengantongi identitas terduga pelaku penganiayaan sadis yang membuat nyawa Neneng melayang.

"Berdasarkan hasil penyelidikan, kami sudah mengantongi identitas terduga pelaku," kata Ari kepada detikJabar, Rabu (22/5/2024).

Ari mengatakan, berdasarkan hasil penelusurannya, pelaku melarikan diri ke luar Pulau Jawa sesaat setelah aksi pembunuhan tersebut terjadi.

Menurut informasi yang dihimpun detikJabar, pelaku penganiayaan dan perampokan sadis ini masih merupakan orang dekat korban.

"Tim sedang melakukan pengejaran. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami bisa melakukan penangkapan," katanya.

(aau/iqk)


Hide Ads