Wilayah Kabupaten Subang di Jawa Barat memang dikenal dengan keindahan alam pariwisatanya. Setiap akhir pekan, bahkan di momen libur panjang, daerah dengan julukan Kota Nanas itu tak pernah sepi dikunjungi wisatawan yang berdatangan.
Namun di balik keindahannya, Subang berada dalam bayang-bayang ancaman bahaya yang perlu diperhatikan. Ini terjadi karena geometrik jalanan di sana punya rintangan yang harus diwaspadai kendaraan wisatawan.
Tak heran, sejumlah jalur, terutama yang menuju kawasan pariwisata di Subang terkenal dengan sebutan jalur tengkorak. Salah satunya Tanjakan Emen, yang kerap menimbulkan kecelakaan maut dan akhirnya mengakibatkan korban jiwa melayang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanjakan Emen merupakan jalur yang menghubungkan Subang menuju Bandung. Dimulai dari kaki Gunung Tangkuban Perahu hingga Gracia Resort di Kampung Cicenang, Desa Ciater, Subang, jalur ini memang banyak digunakan wisatawan baik itu yang menggunakan mobil maupun motor karena jaraknya dekat ke kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Jika melintas di kawasan ini, wisatawan memang akan dimanjakan dengan keindahan bentang alam di wilayah perbatasan Subang menuju KBB. Tapi yang perlu diwaspadai, kendaraan yang digunakan pun harus dalam kondisi prima untuk mencegah terjadinya kecelakaan di jalan.
Nah, jika perjalanan dimulai dari Subang ke Bandung, geografis jalan berupa tanjakan akan lebih mendominasi. Tapi jika dari arah sebaliknya, tentu turunan akan banyak ditemui dan begitu menyulitkan kendaraan wisatawan, apalagi terdapat tikungan berkelok tajam di perjalannya.
Otomatis, pengendara harus siap siaga ketika dalam perjalanan melewati Tanjakan Emen. Belum lagi, kondisi pengereman kendaraan yang kita gunakan juga harus dalam kondisi optimal, jika tidak ingin terjadi insiden semacam rem blong yang bisa membahayakan keselamatan.
Untuk menekan angka kecelakaan, pemerintah lalu membangun jalur penyelamatan atau escape road di sejumlah titik Tanjakan Emen. Keberadaan jalur ini pun setidaknya mampu menekan insiden kecelakaan yang mayoritas terjadi karena rem blong kendaraan.
![]() |
Dalam catatan detikJabar, selain Tanjakan Emen, beberapa spot jalan di Subang juga tergolong masuk dalam jalur tengkorak yang tak jauh dari Tanjakan Emen. Yang teranyar, telah terjadi kecelakaan maut bus berpenumpang siswa SMK Lingga Kencana Depok hingga mengakibatkan 11 orang meninggal dunia.
Berikut ini rangkuman detikJabar mengenai kecelakaan maut akibat jalur tengkorak di Subang:
Kecelakaan Maut Tewaskan 27 Orang dari Rombongan Wisatawan asal Ciputat
Peristiwa maut ini terjadi pada Sabtu sore di tanggal 10 Februari 2018 silam. Akibatnya, 27 orang dinyatakan meninggal dunia setelah diketahui menumpangi bus yang membawa rombongan wisatawan dari Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Saat kejadian, bus mengalami rem blong hingga menabrak sepeda motor dan menghantam tebing hingga terguling di Tanjakan Emen. Evakuasi bus pun berlangsung selama berjam-jam. Penyelidikan lalu dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan tersebut.
Hasilnya, diperoleh fakta bahwa sopir bus berinisial A dengan sengaja saat itu mengakali rem belakang kendaraannya. Si sopir sudah mengetahui ada kebocoran dalam sistem pengereman kendaraannya, tapi ternyata malah ditutup menggunakan baut untuk mengurangi kebocoran.
![]() |
Tak lama, sopir bus yang mengangkut wisatawan ibu-ibu PKK dari Ciputat ini ditetapkan menjadi tersangka. Seorang mekanik dari perusahaan otobus (PO) berinisial SF juga dijadikan tersangka atas kelalaiannya.
Usai kejadian ini, banyak dorongan, salah satunya dari kepolisian, supaya pemerintah membangun escape road di Tanjakan Emen. Pada 2020, jalur penyelamat ini lalu dibangun di 6 titik yang lokasinya sekarang berfungsi hingga sekarang.
Kecelakaan Bus Wisatawan Depok Tewaskan 8 Orang
Kecelakaan maut selanjutnya terjadi pada 18 Januari 2020 sekitar pukul 17.15 WIB di turunan Palasari, Kampung Nagrog, Desa Cisaat, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang. Akibatnya, 8 orang tewas dalam insiden tersebut.
Peristiwa ini terjadi saat bus yang membawa wisatawan dari Depok sedang melakukan perjalanan dari kawasan wisata Tangkubanparahu. Mereka kemudian melewati Tanjakan Emen yang rencananya akan kembali lagi ke Depok.
Namun setibanya di turunan Palasari, bus ini oleng di jalan yang berkelok dan menurun. Bus lalu terguling yang mengakibatkan 8 penumpangnya meninggal dunia.
Setelah penyelidikan dilakukan, terungkap bahwa bus PO Purnama Sari itu telah melakukan modifikasi pada beberapa spare part kendaraan. Selain itu, bus juga tidak memiliki izin angkutan pariwisata.
![]() |
Tak hanya itu, sistem pengereman bus juga ternyata sudah dimodifikasi. Hal itu diketahui setelah polisi melakukan olah TKP sehari setelah kecelakaan atau pada Minggu (19/1/2020).
Dari hasil pemeriksaan tersebut, polisi waktu itu meningkatkan status penyelidikannya menjadi penyidikan. Sopir bus itu pun ditetapkan sebagai tersangka karena sudah lalai dalam berkendara yang menyebabkan orang meninggal dunia.
Namun karena sopir busnya ikut menjadi korban tewas, maka status tersangkanya gugur demi hukum. Polisi akan terus mengusut siapa pelaku yang melakukan modifikasi pada bus termasuk pada sistem pengereman.
Kecelakaan Maut Rombongan Siswa SMK Depok
Teranyar, kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Ciater, Subang pada Sabtu (11/5/2024) lalu. Sebanyak 11 orang meninggal dunia setelah bus Putera Fajar mengalami rem blong lalu menabrak minibus dan sejumlah motor di lokasi kejadian.
Korban tewas mayoritas berasal dari rombongan SMK Lingga Kencana Depok. Mereka saat itu sedang melakukan acara perpisahan sekolah dengan tujuan berwisata ke Subang.
![]() |
Usai kejadian tersebut, polisi menetapkan status tersangka terhadap sopir bus bernama Sadira. Dari hasil penyelidikan, polisi menyimpulkan jika penyebab kecelakaan tersebut karena gagalnya sistem pengereman pada bus bernomor polisi AD 7524 DG itu.
Bukan hanya itu saja. Temuan lain juga menyatakan bahwa uji KIR bus tersebut sudah kedaluarsa. Pemeriksaan lainnya juga mengungkap jika bus PO Putera Fajar berkantor di Wonogiri bermesin tahun 2006.
Kasus ini pun sampai sekarang masih diusut kepolisian. Polda Jabar masih membuka peluang menetapkan tersangka baru atas insiden maut yang terjadi itu.
(ral/yum)