Ilmuwan Ungkap Penyebab Gelombang Panas di Asia Timur dan Tengah

Kabar Internasional

Ilmuwan Ungkap Penyebab Gelombang Panas di Asia Timur dan Tengah

Sarah Oktaviani Alam - detikJabar
Jumat, 17 Mei 2024 00:30 WIB
A woman riding the back of a motorbike taxi shelters herself from the sun with paper during heatwave conditions in Bangkok on April 20, 2023. - Sweltering under a blistering sun, people across South and Southeast Asia have been taking cover beneath any shelter they can find as they pray for cooling rains with record temperatures hitting the region. (Photo by Jack TAYLOR / AFP) (Photo by JACK TAYLOR/AFP via Getty Images)
Gelombang Panas 'Panggang' Negara-negara di Asia. Foto: AFP via Getty Images/JACK TAYLOR
Jakarta -

Gelombang panas melanda di beberapa wilayah Asia, seperti di Gaza di barat hingga Filipina di tenggara. Asia Timur dan Tengah dilanda suhu ekstrem.

Mengutip dari detikHealth, kondisi tersebut memicu berbagai dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Kelompok ilmuwan World Weather Attribution menggunakan model iklim. Hal ini untuk menentukan peran perubahan iklim dalam kejadian cuaca ekstrem.

Hasilnya, mengungkapkan bahwa panas ekstrem yang terjadi di Filipina tidak mungkin terjadi tanpa perubahan iklim yang disebabkan manusia. Sementara di Timur Tengah, perubahan iklim meningkatkan probabilitas suhu panas hingga lima kali lipat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setidaknya, 28 kasus kematian terkait panas dilaporkan di Bangladesh, lima di India, dan tiga di Gaza. Peningkatan kasus kematian juga terjadi di Thailand dan Filipina.

"Orang-orang menderita dan meninggal ketika suhu di Asia melonjak pada bulan April," jelas penulis studi dan ilmuwan iklim di Imperial College di London, Friederiki Otto, yang dikutip dari AP News.

ADVERTISEMENT

"Jika manusia terus menggunakan bahan bakar fosil, iklim akan terus menghangat. Dan orang-orang yang rentan akan terus meninggal," sambungnya.

Temuan studi ini sangat menggambarkan kondisi yang mengkhawatirkan bisa terjadi bagi mereka yang hidup dalam kondisi rentan.

Ahli rencana penanganan panas, Aditya Valiathan Pillai, menyoroti perlunya kesadaran lebih tentang risiko panas, investasi publik, dan swasta untuk mengatasi peningkatan panas. Bahkan, ia mendorong perlunya lebih banyak penelitian tentang dampak dari gelombang panas di masa depan.

"Temuan ini secara ilmiah mengkhawatirkan. Tetapi, bagi orang-orang di lapangan yang hidup dalam kondisi genting, hal ini bisa sangat mematikan," tutur pakar rencana pemanasan di lembaga pemikir Sustainable Futures Collaborative yang berbasis di New Delhi, Aditya Valiathan Pillai.

"Saya pikir panas kini menjadi salah satu risiko utama dalam hal kesehatan bagi jutaan orang di seluruh dunia, serta pembangunan ekonomo suatu negara," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di detikHealth dengan judul Peneliti Bongkar Biang Kerok Gelombang Panas Ekstrem di Asia dan Timur Tengah.

(kna/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads