KTA, anak perempuan berusia 3,5 tahun meninggal dunia usai digigit ular weling di dalam rumahnya, Minggu (12/5/2024). Bocah tersebut digigit ular saat tertidur di kamar bersama orang tuanya.
"Betul bertempat di Jalan Ciaul Pasir, Kampung Subangkulon RT 01/06 Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi telah terjadi peristiwa seorang balita (bayi di bawah lima tahun) digigit ular sehingga mengakibatkan meninggal dunia," kata Kapolsek Cikole Resor Sukabumi Kota Kompol Cepi Hermawan.
Kronologi peristiwa itu bermula saat ayah korban, Widagda Gapitan (27) terbangunkan karena korban menangis pada pukul 01.30 WIB. Kemudian, korban mengeluhkan kakinya sakit dan meminta minum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan tidur berempat dalam satu kamar. Lalu ayahnya menggendong korban dan membawa keluar kamar," ujarnya.
Lebih lanjut, setelah minum korban merasa mual-mual lalu muntah. Bersamaan dengan itu, ibu korban bangun dan menyalakan lampu kamar. Ibunya dikagetkan dengan seekor ular berwarna hitam putih berada di sela-sela antara kasur lantai dengan tembok.
"Ibu korban melihat seekor ular dengan panjang kurang lebih semeter yang berwara hitam dan putih (ular weling). Selanjutnya pukul 02.07 WIB saksi membawa korban ke IGD rumah sakit R. Syamsudin SH, dan mendapat pertolongan medis," kata dia.
Sayangnya, nyawa korban tak terselamatkan hingga akhirnya pada pukul 03.23 WIB korban tidak dapat tertolong dan dinyatakan meninggal dunia. Pada pukul 08.30 WIB, korban dikebumikan di pemakaman umum Tangkil, Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.
Keluarga Terima Kepergian Anaknya
Suasana duka masih menyelimuti kediaman KTA. Pelayat masih hilir mudik berdatangan untuk mengucapkan bela sungkawa atas kematian korban.
Ayah korban, Widagda Gapitan (27) menerima kepergian putri pertamanya itu dengan lapang dada. Dia pun menceritakan detik-detik saat anaknya mengeluh kesakitan hingga menghembuskan nafas terakhir.
"Saat kesakitan, saya cek tidak ada luka dan belum kepikiran ada dugaan itu ular. Saya usap-usap saja gitu ya. Anak tuh ngeluh sakit nggak lama kemudian pindah katanya sakit perutz Perutnya sakit lalu saya gendong ke ruang tengah, nggak lama kemudian anak saya muntah-muntah," kata Widagda.
Rumah korban tepat berada di depan pesawahan. Dia pun sempat beberapa kali melihat ular sawah namun tak pernah menyangka ular berbisa justru masuk ke dalam rumahnya.
"Kaget gitu memang di pojok di samping kasur ada ular sedang diam di pojokan saya cek betul diameternya sekitar segini sekitar 7 centimeter mungkin. Panjangnya sekitar satu meter coraknya hitam putih," ujarnya.
"Di sini memang lokasi rumah di depan sawah jadi beberapa kali hanya ular sawah hijau biasa itu pun tidak sampai masuk ke dalam rumah paling melihat tuh di depan sekitaran teras. Ini pertama kali ular sebesar itu masuk jenis ularnya pun ular berbisa," sambungnya.
Saat tiba di rumah sakit, Widagda masih belum mengetahui titik gigitan ular. Kondisi anaknya pun kritis hingga saat pengecekan darah sudah dalam kondisi beku. Korban pun tidak sempat mendapatkan serum anti bisa ular.
"Sempat sadar dulu baru di sana mau diinfus itu masih berontak mungkin kesakitan ya ketika mau diambil sampel darah kondisi sudah beku darah. Sudah langsung mengeras jadi bisa ditarik tapi langsung jadi mengental, darah itu beku," ujarnya.
Konsultasi dengan dokter ahli pun dilakukan secara jarak jauh. Belum sempat diberikan obat, korban sudah dinyatakan meninggal dunia.
"Pas penanganan di IGD masih mempertanyakan ini titiknya di mana gitu ya jadi saya berikan data seperti yang disebutkan memang masih penanganan biasa masih pakai oksigen dan diinfus. Cuma memang ketika ditemukan beberapa saat kemudian kondisi anak saya sudah kritis, saturasi oksigen sudah menurun di angka 60 dan seiring waktu juga menurun sampai dinyatakan wafat pada pukul 03.23 dini hari," ucap dia.
"Belum (serum anti bisa) jadi kondisi waktu itu dokter masih konsultasi karena mungkin dokter yang ahlinya berhalangan hadir jadi konsultasi melalui ponsel. Belum sempat dikasih obat kita langsung balik lagi ke ruangan observasi itu qadarullah tidak tertolong," sambung Widagda.
Sementara itu, ular yang ditemukan di kamar korban dikeluarkan oleh adik ipar ayahnya. Mereka enggan membunuh ular itu karena ada kekhawatiran.
"Iya digiring sampai keluar. Dari situ dia kabur ke saluran air di pinggir. Putri saya sudah dimakamkan tadi pukul 08.30 pagi. Tadi dari kepolisian dan Damkar sudah menyambangi, penanganannya karena ular habitatnya malam insyallah malam nanti disusul lagi," tutupnya.
(mso/mso)