Pimpinan Pondok Pesantren Pagelaran 3 Subang, Arie Gifary mengungkap keseriusannya untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Subang. Sinyal dukungan dari berbagai elemen masyarakat kepada Arie juga mulai bermunculan.
Ditemui detikJabar di Kota Bandung belum lama ini, Kang Arie sapaannya mengungkap keseriusannya untuk membawa perubahan bagi kampung halamannya yakni Kabupaten Subang.
Banyak faktor yang jadi latarbelakang Kang Arie serius untuk mengikuti kontestasi Pilkada yang akan digelar 27 November 2024 mendatang. Salah satunya adalah dorongan dari keluarga, tokoh masyarakat hingga eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kang Arie diketahui adalah saudara sepupu Ridwan Kamil yang merupakan cucu dari pendiri pesantren Pagelaran 3 KH. Muhyiddin. Dorongan tersebutlah yang membuat Kang Arie kini serius untuk membawa perubahan bagi Kabupaten Subang.
"Semua keluarga mendorong saya karena selama ini saya mengikuti jejak Pak RK (Ridwan Kamil) ya, mulai dari Wali Kota, Gubernur, relawan. Sehingga keluarga mendorong saya untuk belajar mengikuti jejak Pak RK," ucap Kang Arie.
"Saya kaget waktu itu, berat lah, kumaha ieu teh (gimana ini) dan saya konsultasi dengan paman saya, diminta langsung tanya ke Pak RK. Saya tanya, jawabannya hayuk, mengiyakan, artinya ada respons positif," lanjut Kang Arie menceritakan.
Mendapat restu dari Ridwan Kamil dan keluarga, Kang Arie mencoba berkomunikasi dengan beberapa tokoh agama dan tokoh masyarakat. Tujuannya, dia ingin niatnya untuk maju di Pilkada Subang benar-benar dianggap serius.
"Jadi pertama komunikasi dengan beberapa tokoh agama, tokoh masyarakat, kedua saya konsultasi dengan keluarga yang aktif di partai juga, saya coba analisis posisi saya kalau saya coba naik," ujarnya.
Untuk saat ini, Kang Arie mengaku belum memikirkan soal partai yang akan jadi kendaraannya untuk melenggang di pemilihan nanti. Bagi dia, mengetahui respons masyarakat terhadap niatnya adalah yang paling penting.
Namun dia mengakui, ada beberapa partai politik yang mulai menjalin komunikasi. Untuk memilih partai, Kang Arie akan berkonsultasi lebih dulu dengan Ridwan Kamil terkait hal tersebut.
"Urusan nanti partai dan non partai, karena partai kan melihat sosok itu layak naik atau tidak. Layak tidaknya itu berdasarkan survei, kalau misalnya saya masuk, surveinya bagus mungkin bisa dicalonkan," jelasnya.
Berniat maju di Pilkada Subang, Kang Arie memiliki sejumlah bekal pengalaman. Pria kelahiran Subang 2 Juli 1978 ini aktif di berbagai organisasi. Selain memimpin Ponpes Pagelaran 3, dia juga sempat tergabung dalam Tim Penyusun Perda Pesantren Jawa Barat.
Kemudian Kang Arie juga tercatat sebagai Ketua Umum Forum Pemberdayaan Pesantren dan Umat (FPPU) Jabar, Wakil Ketua Pusdai Jabar, Tim Pengembangan dan Pemberdayaan Pesantren (TPS) Jabar hingga pengurus Masjid Raya Al Jabbar.
Meski begitu, Kang Arie juga menyatakan dirinya akan legawa melihat respons masyarakat terkait keseriusannya menjadi orang nomor satu di Kabupaten Subang. Jika memang tidak memungkinkan, Kang Arie dengan besar hati akan mundur.
"Saya tidak mau berspekulasi, kalau memang perkembangan tidak, hasilnya tidak memungkinkan untuk naik, saya juga akan mengundurkan diri secara gentleman bahwa ini tidak mungkin dilanjutkan," tegas Kang Arie.
"Tapi kalau Allah sudah menakdirkan, bisa jadi terang benderang," imbuhnya.
Subang di Mata Kang Arie
Bukan tanpa alasan Kang Arie ingin maju di Pilkada Subang. Salah satu faktor pendorongnya adalah dia ingin mengubah wajah Subang yang hingga sekarang banyak dipandang sebelah mata.
"PR Subang adalah bagaimana mengemas Subang jadi yang dipercaya, kadang orang dengan Subang trust-nya aja sudah beda, nilai kepercayaan. Jadi bagaimana membangun trust orang kepada Subang, sebagai Subang yang baru," katanya.
Untuk membangun kepercayaan itulah, menurutnya diperlukan sosok pemimpin yang juga dapat dipercaya. Dia yakin, dengan begitu, pandangan orang tentang Subang bisa diubah.
"Trust itu harus diperlihatkan dari seorang pemimpinnya dulu, kalau pemimpinnya dicap (negatif) ya sudahlah. Tapi hari ini harus dibangun Subang yang dapat dipercaya, jujur, amanah, sehingga para investor itu trust terhadap Subang karena dipegang oleh orang yang dipercaya," jelasnya.
"Jadi itulah krisis pada trust, kepercayaan yang harus dibangun kepada Subang jangan sampai Subang selalu dianggap negatif, harus digeser ke positif dengan figur baru yang dapat dipercaya," pungkasnya.
(bba/sud)