Kata Pengamat soal Koalisi Pengusung Asep Japar di Pilbup Sukabumi

Kata Pengamat soal Koalisi Pengusung Asep Japar di Pilbup Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 29 Apr 2024 20:30 WIB
Koalisi Tiga Partai, PPP, Golkar dan Gerindra pada Pilkada Sukabumi di gedung Sulanjana
Koalisi Tiga Partai, PPP, Golkar dan Gerindra pada Pilkada Sukabumi di gedung Sulanjana. Foto: Siti Fatimah/detikJabar
Sukabumi -

Tiga partai politik (parpol) yakni Golkar, Gerindra dan PPP resmi mengusung Asep Japar, mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) sebagai Bakal Calon Bupati Sukabumi. Koalisi tiga partai ini menjadi yang pertama di Sukabumi. Partai lainnya saat ini masih dalam tahap penjajakan.

Kekuatan parlemen daerah dari tiga partai tersebut diketahui sudah melebihi syarat 10 kursi untuk bisa mengusung calon bupati dan wakilnya. Diketahui, Golkar meraih 10 kursi, kemudian Gerindra 7 kursi dan PPP sebanyak 5 kursi. Fakta integritas itu sendiri ditandatangani di Gedung Sulanjana, Selabintana, Kabupaten Sukabumi, Jumat (26/4/2024) lalu.

Pengamat politik Universitas Muhammadiyah Sukabumi (Ummi) Rizki Hegia Sampurna menyebut koalisi itu menandakan sudah terbentuknya satu poros yang bisa menjadi pilihan partai politik lain dan sebagai bentuk arah konstalasi politik yang jelas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Satu perkembangan positif, kalau dilihat dari kerangka analisis pemilihan lokal, atau pemilu pada umumnya. Ini sudah pemanasan tahap awal, yaitu tahap membuat konstalasi politik yang jelas. Artinya sudah ada poros yang dibangun. Dari sekian banyak jejaring aktor politik, partai politik dan organisasi nonpartai yang secara tidak langsung dalam Pilkada," kata Rizki kepada detikJabar, Senin (29/4/2024).

Dengan adanya koalisi tersebut, Rizki mengungkap gambaran yang mulai dibangun untuk parpol lainnya. Meskipun masih awal, namun nanti akan terlihat apakah nantinya akan banyak parpol yang bergabung atau malah akan terbentuk poros baru. Ini tergantung dari pragmatik politik yang ditawarkan.

ADVERTISEMENT

"Konstalasinya sudah mulai dibangun sudah mulai ada satu poros, sehingga nanti partai yang lain sudah ada gambaran. Pilihannya apakah bergabung dengan poros yang sudah dibangun atau atau membuat poros baru. Seiring berjalan waktu akan kelihatan konstalasinya ini baru tahap awal," ujarnya.

"Yang paling penting setelah ada kesepakatan itu, pertanyaannya, platform dan tema dari program yang akan diajukan dari koalisi ini apa. Sehingga orang bisa mengidentifikasi, saya bisa mengafiliasi, gabung dengan koalisi ini atau saya ini tidak bergabung dengan koalisi ini, atau malah saya membuat poros baru dengan tema berbeda sehingga masyarakat punya pilihan," sambungnya.

Rizki juga berharap media bisa mendorong soal langkah besar koalisi itu dibentuk, agar langkah dari koalisi ini lebih terarah. Hal ini bisa mendorong agar partai yang sudah membuat poros tersebut bisa dengan mudah diidentifikasi oleh aktor politik lainnya.

"Sehingga aktor lain bisa mengidentifikasi diri, bisa membangun poros baru dengan tema yang berbeda atau malah berafiliasi dengan poros Golkar, Gerindra dan PP ini.
Apakah akan sama dengan Pilpres kemarin tema keberlanjutan, atau perubahan atau lebih ideologis tema nasionalis religius," bebernya.

Menurutnya masyarakat juga diberikan pilihan pada tahap awal, dalam bentuk kelembagaan partai diberikan atau disodorkan programatik politik yang jelas.

"Bukan nanti ditarik kepada klientelisme yang basisnya hanya nanti pilihannya itu bertumpu kepada ketokohan, relasi patern klien antara calon dengan jejaring pemilih di masyarakat, tahap awal ini sangat krusial untuk partai, ketika membangun suatu koalisi sehingga membuat gambaran konstalasi politik di sukabumi semakin jelas," ungkap Rizki.

Menurut Rizki tiga partai sudah memanaskan mesin, sehingga masyarakat sudah bisa melihat secara jelas dan tidak buram. Selama ini menurutnya hanya ramai wacana tentang siapa saja yang akan maju dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Sukabumi.

"Tentu menyambut baik, ini sebagai suatu pemanasan, suatu pembentukan konstalasi yang jelas. Selama ini kita baca di media berbicara wacana siapa calonnya kita dengar nama bursa calon di Golkar Iyos misalnya, Asjap misalnya, tapi sebetulnya bukan itu, pada akhirnya mencari orang, lebih dari itu. Ketika orang itu diseleksi di rekrut maka platform yang dibangun oleh parpol sebagai kendaraan yang sah, kendaraan yang efektif untk proses seleksi rekrutmen politik lebih jelas. Sehingga masyarakat disuguhkan pada diskusi tidak hanya berbicara orang tapi ide dan gagasan dibalik orang itu," pungkasnya.

Dalam sebuah perbincangan dengan detikJabar, Asep Japar mengatakan, pada Pilkada 2024 nanti dia mengusung program, visi dan misi yang berkelanjutan. Dia mengaku akan meneruskan program bupati sebelumnya yang belum diselesaikan.

"Jadi memang Kabupaten Sukabumi itu harus ada melanjutkan kebaikan. Ada beberapa program yang harus berkelanjutan, jangan sampai nanti seperti sebelumnya ya kita ada program yang belum selesai ya kita harus melanjutkan," ucap dia.

(sya/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads