Partai Demokrat menjadi salah satu dari tiga partai politik (Parpol) di Kota Tasikmalaya yang sedang melaksanakan mekanisme penjaringan atau pendaftaran terbuka bakal calon wali kota untuk Pilkada 2024.
Partai berlambang bintang mercy itu membuka pengambilan dan pengembalian formulir bakal calon Wali Kota dan bakal calon Wali Kota Tasikmalaya sejak 16 hingga 28 April 2024, di Kantor DPC Partai Demokrat Jalan Ir Djuanda Kota Tasikmalaya.
Tantan Surahman salah seorang anggota tim satuan tugas (Satgas) penjaringan bakal calon Wali Kota mengatakan hingga Senin (22/04/2024) ini tercatat sudah ada 5 orang tokoh yang mendaftar. "Sampai hari ini ada 5 orang yang mengambil formulir, ada dari internal Demokrat ada juga dari eksternal," kata Tantan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan kelima bakal calon Wali Kota yang mendaftar adalah Azies Rismaya Mahpud (pengusaha dan kader Partai Demokrat), Bambang Sudaryana (mantan birokrat dan kader Partai Demokrat), Siti Hajar Juharah (Pengurus Partai Demokrat Kota Tasik), Abdul Kholik (pengusaha) dan terakhir Dicky Candra (artis). "Penutupan atau batas akhir pengembalian formulir sampai 28 April 2024," kata Tantan.
Partai Demokrat sendiri saat ini sudah menjalin komitmen untuk berkoalisi dengan PPP. Sehingga duet partai lambang Kakbah (7 kursi DPRD) dan Bintang Mercy (3 kursi DPRD) ini sudah memenuhi syarat mendaftarkan pasangan calon Wali Kota ke KPU.
Jurus Dewa Mabuk Dicky Candra
Dicky Candra salah seorang pendaftar mengaku berharap dirinya bisa mendapatkan dukungan dari parpol besutan SBY ini. "Ya tentu saya berharap bisa didukung Partai Demokrat, tapi diterima atau tidak hanya Allah yang tahu," kata Dicky, Senin (22/4/2024).
Langkah Dicky Candra mendaftar di tiga parpol (PPP, PDI Perjuangan dan Partai Demokrat) untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota Tasikmalaya, dinilai mengejutkan bagi sebagian kalangan. Bahkan beberapa menyebut Dicky Candra memainkan jurus Dewa Mabuk dalam konstelasi politik Kota Tasik. "Dewa Mabuk sudah jadi gaya saya, daftar ke beberapa partai ibaratnya melempar banyak batu, semakin banyak semakin besar peluang kena," kata Dicky.
Dia juga mengaku tak keberatan disebut tebar pesona karena dalam beberapa hari terakhir ini mendadak muncul dan berinteraksi dengan masyarakat di beberapa titik ruang publik.
"Disebut tebar pesona, ya memang tebar pesona, kemarin kan saya jalan ke Mambo Kuliner, ke Cihideung, ke Dadaha. Itu cara saya tes ombak," kata Dicky.
Dicky mengaku ingin memberikan contoh pembelajaran politik untuk semua, bahwa siapa pun memiliki hak untuk mencalonkan diri dan mendaftar ke parpol. "Semua mempunyai hak, sekarang saya coba jalan sendiri mendaftar ke Parpol. Soal diterima atau tidak itu kan tergantung nanti, hanya Allah yang tahu. Walau pun saya bukan kader partai dan tidak punya kemampuan finansial yang besar, tapi saya punya rencana besar untuk kota kelahiran saya ini," kata Dicky.
(sud/sud)