Ini Kawasan dengan Udara Paling Bersih di Bumi

Kabar Internasional

Ini Kawasan dengan Udara Paling Bersih di Bumi

Rachmatunnisa - detikJabar
Jumat, 19 Apr 2024 03:15 WIB
deretan awan panca roba musim panas ke musih hujan. dikhy sasra/ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi (Foto: dikhy sasra).
Jakarta -

Kawasan Samudra Selatan dikenal memiliki udara paling bersih di bumi. Namun, alasan pastinya masih menjadi misteri dalam jangka waktu lama.

Melansir detikInet, kawasan itu menjadi tempat paling minim dari aktivitas manusia. Sehingga, penggunaan bahan kimia industri dan membakar bahan bakar fosil. Namun ada juga sumber partikel halus alami, seperti garam dari semprotan laut atau debu yang terbawa angin.

Terlepas dari asal usulnya, partikel padat halus atau tetesan cairan yang tersuspensi di udara, dikenal sebagai aerosol, sangat rendah di sana. Para peneliti menganggap udara bersih memiliki tingkat aerosol yang rendah, tanpa membeda-bedakan sumber alami atau industri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir The Conversation seperti dilihat Kamis (18/4/2024) penelitian terbaru Tahereh Alinejadtabrizi dari Monash University, Steven Siems Professor bidang Cloud Microphysics Monash University dan Yi Huang dosen senior bidang Climate Science University of Melbourne, menemukan bahwa awan dan hujan memainkan peran penting dalam membersihkan atmosfer.

Memahami Peran Awan dan Hujan

Tingkat aerosol di Samudra Selatan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hal ini termasuk jumlah semprotan garam dan variasi musiman dalam pertumbuhan organisme kecil mirip tumbuhan yang disebut fitoplankton, yang merupakan sumber partikel sulfat di udara.

ADVERTISEMENT

Lebih sedikit sulfat yang dihasilkan selama musim dingin, yaitu saat udara di Samudra Selatan paling murni. Tapi itu bukan Alaskan utamanya. Samudra Selatan juga merupakan tempat paling berawan di Bumi. Wilayah ini mengalami hujan sporadis yang berumur pendek dan tidak seperti di tempat lain. Peneliti ingin memahami peran awan dan hujan dalam membersihkan udara.

Hambatan terbesar untuk memahami proses-proses ini adalah kurangnya pengamatan awan, curah hujan, dan aerosol berkualitas tinggi di wilayah yang pengamatannya buruk di dunia ini.

Untungnya, satelit generasi baru memungkinkan kita mempelajari gambar awan dengan detail. Peneliti mengembangkan program komputer untuk mengenali pola awan yang berbeda di wilayah luas di Samudra Selatan.

"Secara khusus kami sedang mencari pola khas berbentuk sarang lebah di bidang awan. Awan mirip sarang lebah ini sangat menarik perhatian karena berperan besar dalam mengatur iklim," kata para peneliti.

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.

(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads