Nama ulama kharismatik KH. Zezen Zainal Abidin Bazul Asyhab resmi menjadi pengganti nama Jalan Nyangkokot-Perbawati di Kabupaten Sukabumi. Diketahui, jalan itu merupakan jalan penunjang wisata ke Pondok Halimun.
Lalu siapakah sosok KH. Zezen Zainal Abidin Bazil Asyhab yang namanya dijadikan nama jalan?
KH. Zezen Zainal Abidin Bazil Asyhab lahir dari keluarga Islami pada 17 Februari 1955. Sang ulama merupakan putera dari pasangan KH. Zayadi dan Hj. Halimah. Keluarganya masih memiliki keturunan dengan Sunan Gunung Djati yang nasabnya sampai kepada Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dariazzainiyyah.sc.idnasabnya jika diuraikan KH. Zezen ZA Bazul Asyhab bin KH. Abdurrohman bin KH. Kahfi bin Ayah Aliman bin Abah Syaebah bin Ayah Gabid bin Ayah 'Atshan bin Prabu Washidewa bin Eyang Pangeran Sake.
Eyang Pangeran Sake bin Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa bin Sultan Abdul Ma'ali Ahmad bin Sultan Abdul Mafakhir Abdul Qadir bin Sultan Maulana Nasrudin bin Maulana Yusuf bin Syekh Maulana Hasanudin bin Kangjeng Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Djati).
Kehidupan Pendidikan KH. Zezen ZA
Ajengan Zezen memulai pendidikannya di Sekolah Rakyat. Beliau kemudian melanjutkan pendidikan ke pesantren Pabuaran asuhan KH. Mahmud lalu ke MTs dan MA di Pondok Pesantren Sirojul Athfal (sekarang Almasthurriyyah), Tipar Cisaat Sukabumi asuhan KH. Masthuro.
Di Pesantren Almasthuriyah, pangersa Uwa, sapaan karibnya ini belajar belajar berorganisasi yang menjadi modal dalam dakwahnya kelak. Kemudian, setelah menyelesaikan studi di Pesantren Almasthuriyyah, pangersa Uwa melanjutkan petualangan keilmuannya dengan berguru kepada KH. Humaidi Cikaret, Sukabumi.
Saat berguru kepada KH. Humaidi, pangersa Uwa mempelajari politik dan pemerintahan. Kemudian perjalanan mencari ilmu Zezen dilanjutkan di Pesantren Siqoyaturrohmah Salajambu di bawah pimpinan KH. Mahmud Mudrikah Hanafi.
Di sana, beliau belajar dan menajamkan ilmu fiqh, tauhid, tashawwuf, ma'ani, badi', bayan, ushl al- fiqh, musthalah al-hadits, dan berbagai disiplin ilmu agama lainnya. Tak cukup sampai di sana, beliau juga melanjutkan mondoknya di Ponpes Riyadhul Mutafakkirin (sekarang Darul Hikam) Cibeureum Sukabumi asuhan KH. Aang Sadili selama 1,5 tahun.
Di pesantren ini beliau mendalami ilmu balaghoh sehingga beliau mendapat gelar 'Abuy Bulagho,' dan beliau belajar pentingnya istiqomah bagi seorang pejuang Alloh (Da'i).
Gurunya lantas menyuruh Pangersa Uwa untuk belajar kepada Kyai Muqtadir Longkewang Cianjur. Bersama Kyai Muqtadirlah, berbagai disiplin ilmu alat (terutama nahwu dan sharaf) dimatangkan. Ilmu fiqih ia matangkan saat mengikuti pasaran kitab Al-Hikam di Sadang Garut dan Miftahul Huda Utsmaniyyah Cikole Ciamis asuhan KH. Abdurrohman.
Mendirikan Pondok Pesantren di Sukabumi
Setelah mengembara mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, Pangersa Uwa atau KH Zezen pulang kampung ke Sukabumi pada 1978 untuk mendirikan lembaga pendidikan dengan nama Pondok Pesantren Darul Falah.
Awalnya ponpes tersebut hanya mengadakan pengajian malam hari bagi masyarakat Nagrog. Kemudian berubah menjadi Pondok Pesantren Darurrohman. Seiring perkembangannya diubah lagi menjadi pesantren Azzainiyyah hingga hari ini di bawah binaan puteranya KH. Aan Abdullan Zein.
Saat ini Pondok Pesantren Azzainiyah telah sukses melahirkan alumni yang berkiprah di berbagai sektor.Di sana terdapat beberapa tingkatan pendidikan mulai dari pendidikan Pesantren Salafi Riyadhul Alfiyah wal Hikam, pendidikan formal termasuk RA, MI, MD, MTS, SMP, MA, SMA dan SMK.
Tanggapan Keluarga Usai KH Zezen Dijadikan Nama Jalan
KH. Aan Abdullan Zein selaku anak dari KH. Zezen ZA menyambut baik atas perubahan tersebut. Dia mengatakan, perubahan nama itu menjadi tanda kehormatan bagi mendiang ayahnya.
"Alhamdulillah hari ini pondok pesantren mendapatkan kehormatan yang besar dari Bupati Kabupaten Sukabumi Marwan Hamami dengan diresmikannya ruas Jalan Nyangkokot-Perbawati menjadi Jalan KH. Zezen ZA. Kemuliaan ini merupakan suatu tantangan supaya kami mampu lebih baik lagi memperjuangkan almarhum dan juga melanjutkan wilayah Sukabumi ini menjadi tempat yang religius," kata Aan kepada detikJabar, Rabu (17/4/2024).
Dia mengatakan, pengajuan perubahan nama jalan tersebut telah diusulkan sejak 2023. Menurutnya, perubahan nama itu jadi hadiah dari Bupati Marwan Hamami.
"Waktu Pak Bupati Idul Adha bilang apa yang bisa saya berikan. Jadilah nama jalan ini. Akhirnya obrolan ringan itu kita bawa ke musyawarah lebih," kata Aan Abdullah.
Dengan peresmian nama jalan ini, dia berharap, masyarakat dapat meneladani jasa-jasa almarhum KH Zezen Zainal Abidin BA yang telah wafat pada 2015 silam.
"Dengan diresmikannya jalan ruas Jalan Nyangkokot Perbawati menjadi jalan KH Zezen ZA satu kemuliaan ini merupakan suatu tantangan supaya kami mampu lebih baik lagi memperjuangkan almarhum dan juga melanjutkan wilayah Sukabumi ini menjadi tempat yang religius," tutupnya.
(orb/orb)