Bagi sebagian warga Bandung mungkin mengenal 'Kampung Belekok' yang menjadi habitat beragam jenis burung sawah. Tapi, tak semua mengetahui sejarah daerah yang berada di Kampung Rancabayawak, Kelurahan Cisarenten Kulon, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung.
Sekadar diketahui, ada empat jenis burung sawah yang hidup di pohon bambu di permukiman 'Kampung Belekok' yakni burung belekok, kuntul, kuntul kerbau dan kowak. Warga sekitar bernama Imas (58) mengisahkan, dia dan keluarga sudah puluhan tahun hidup berdampingan dengan burung-burung tersebut.
Menurut Imas, habitat burung itu sudah ada puluhan tahun lalu, tepatnya di Ranca Kuntul yang letaknya tidak jauh dari Kampung Belekok. Kawasan itu disebut Ranca Kuntul karena terdapat danau atau dalam bahasa Sunda disebut ranca dan kuntul sendiri merupakan burung penghuni danau sehingga dinamai Ranca Kuntul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Burung-burung itu pindah habitat ke Kampung Belekok atau lebih dikenal Rancabayawak karena lahan di kawasan Raca Kuntul beralih fungsi menjadi permukiman. "Dulu di sini sawah, karena sawah sekarang jadi permukiman mereka pindah ke pohon bambu ini tahun 1990, mereka dulunya hidup di sawah karena ini burung sawah dan berkembang biak di pepohonan yang ada di kawasan tersebut," kata Imas kepada detikJabar, Kamis (27/3/2024).
Imas mengaku masih ingat, saat peralihan habitat burung-burung pindah ke pohon bambu yang ada di dekat rumahnya. Kala itu dia masih siswa SMA. "Saya lulusan SMA tahun 1990 habitatnya yakni persawahan sudah kena urugan tanah, dipakai perumahan," ujar Imas.
"Saya lahir dan besar di sini, jadi tahu sejarahnya gimana," tambahnya
Meski dulu burung-burung ini juga berkembangbiak di pohon bambu, namun menurutnya kala itu masih banyak pohon bambu khususnya di kawasan Ranca Kuntul. "Bambu ada, tapi hinggapnya di banyak tempat, banyaknya di Ranca Kuntul yang sekarang tuh kadi Polsek Gedebage, dulu kawasan tersebut rawa, musim kemarau baru bisa ditanam sawah, kalau musim hujan airnya menggenang dan burung-burung ini cari makan di sana," ungkap Imas.
Tak hanya itu, Imas menyebut hampir seluruh kawasan Gedebage, khususnya Gedebage Selatan terdapat banyak danau dan sumber air. Sehingga membuat nyaman habitat burung kuntul. "Kantor Gedebage tahu kan? Dulunya itu kolam, di sana banyak ikannya, pokoknya sampai ujung Adipura yang tahap 2. Terus yang di Polsek Gedebage dulu itu airnya itu banyak nggak pernah kering airnya," ujar Imas.
Disinggung apakah burung-burung itu suka migrasi, Imas menyebut ada yang bermigrasi tapi ada juga mereka yang balik lagi dan hinggap di pohon bambu.
"Migrasi mungkin ada, tapi kebanyakan ada yang pulang lagi. Karena mereka bertelur dan beranak di pohon bambu ini," ujarnya.
Adu Mulut dengan Pemburu
|  Kampung Belekok Gedebage, Kota Bandung. Foto: Wisma Putra/detikJabar | 
Imas mengatakan, meski habitat burung-burung di Kampung Belekok terjaga. Tak jarang burung-burung itu menjadi sasaran pemburu.
Menurut Imas, dia tidak peduli jika ada yang memburu burung-burung tersebut di luar kawasan Kampung Belekok. Tapi jika pemburu itu masuk ke kawasan Kampung Belekok, hal tersebut menjadi urusannya.
Imas menceritakan, dia pernah beradu mulut dengan pemburu yang terang-terangan datang ke Kampung Belekok yang berniat memburu burung-burung tersebut. Selain itu, yang tidak masuk akal baginya, burung itu diburu untuk dikonsumsi dan hal itu membuat Imas geram.
"Ada (pernah ada pemburu), enak katanya burungnya (untuk dikonsumsi). Sampai sama ibu dilihat dia tiarap, sebelum dipagar ini ya (kondisinya), pas ibu lagi salat dia pakai senapan sore-sore, sama saya di marahin. Sampai adu mulut sama saya," ujar Imas.
Menurut Imas, apa yang dia lakukan demi menjaga kelestarian burung tersebut dan dia tidak ingin jika burung itu punah dan anak cucunya tidak bisa melihat lagi.
"Bukan berani, tapi melindungi, kalau mau ambil ya ambil aja jangan pakai senapan, kasihan, kalau mati kan meninggalkan anak-anaknya," tuturnya.
"Kalau mau ya silahkan, kalau bisa (nangkapnya) bukan saya so idealis, sampai dia (pemburu) nanya apa keuntungan buat saya, saya enggak dikasih uang sama siapa juga, saya tidak mau kalau sampai burung itu mati," tegas Imas.
(wip/iqk)







































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 